Pilpres 2024
TPN Ganjar-Mahfud Disarankan Fokus Kampanyekan Program Kerja
Dijelaskannya, PDIP diperkirakan hanya memiliki elektabilitas sekitar 20 persen suara di Pemilu.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Posisi Calon Presiden Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo terhadap Pemerintahan Jokowi akhir-akhir ini dianggap dilematis.
Pengamat Politik dari Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah, mengatakan kampanye dukungan ataupun kritik dari Ganjar Pranowo terhadap Jokowi tetap tidak akan bisa dikapitalisasi menjadi dukungan suara buatnya di Pilpres 2024.
Menurut dia posisi Ganjar memang dilematis.
Ketika Jokowi mendapatkan pujian maka efek elektoralnya jatuh ke Prabowo-Gibran.
Baca juga: SBY Disebut Beri Izin FKLPDK Dukung Ganjar, Demokrat: Beliau Tegaskan Dukung Pak Prabowo
Namun ketika mengkritik Jokowi maka yang diuntungkan adalah pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1 Anies-Muhaimin.
“Sehingga apapun yang dilakukan Ganjar tidak akan mendapatkan keuntungan perolehan suara,” kata Dedi, Rabu (29/11/2023).
Menurut dia ceruk suara Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP sama dengan Jokowi.
“Sementara Jokowi sudah berpihak pada Prabowo-Gibran,” kata Dedi.
Dengan posisi seperti ini, menurut Dedi, kritikan Ganjar ataupun kader-kader PDIP terhadap pemerintah justru akan menurunkan suaranya di Pilpres 2024.
Dijelaskannya, PDIP diperkirakan hanya memiliki elektabilitas sekitar 20 persen suara di Pemilu.
“Artinya suara yang diperoleh Jokowi lebih banyak berasal dari parpol koalisi, maupun Jokowi sendiri,” ungkapnya.
Baca juga: Hari kedua Kampanye: Ganjar Jalan Sehat di Merauke, Anies ke Bandung, Prabowo-Gibran Masih Ngantor?
Seharusnya, kata Dedi, Ganjar tidak reaktif dengan ikut menyerang pemerintah.
Posisi yang paling strategis buat Ganjar, menurut Dedi adalah dengan tidak memuji ataupun mengkritik pemerintah.
Oleh karena itu, Tim Pemenangan Nasional atau TPN Ganjar-Mahfud seharusnya lebih fokus pada gagasan dan program-program yang ditawarkan jika nanti menjadi presiden.
“Itu yang paling tepat dilakukan oleh Ganjar-Mahfud,” kata Dedi.
Setidaknya, lanjut Dedi, Ganjar tidak membawa-bawa Jokowi atau pemerintahan sekarang.
“Karena pemilih itu sudah terpecah pada dua kelompok yaitu kelompok pro pemerintah suaranya ke Prabowo dan pengkritik pemerintah suaranya ke Anies,” papar Dedi.
Jadi kalau pun mengikuti gagasan ataupun meneruskan program pemerintah, Ganjar tetap akan dinilai hanya meniru-niru Jokowi.
“Saya kira iya. Jadi situasinya akan menyulitkan Ganjar,” ungkap dia.
Kalau pun Ganjar ikut bermain dalam isu dinasti, menurut Dedi, juga tidak strategis.
Menurutnya, semua isu yang berkaitan dengan pemerintah Jokowi tetap membuat Ganjar tidak bisa mendapatkan keuntungan.
Justru akan membuat posisi Anies semakin kuat.
Seperti diketahui akhir-akhir ini, Ganjar beberapa kali mengkritik kebijakan pemerintahan Jokowi. Diantaranya Ganjar memberi nilai 5 (merah) untuk penegakan hukum di era Jokowi.
Survei Terbaru
Bulan ini sejumlah lembaga survei mempublikasikan hasil survei capres-cawa[res.
Diantaranya survei dari lembaga Ide Cipta Research & Consulting atau ICRC pada, Selasa (21/11/2023).
Salah satu kesimpulan survei capres terbaru dari ICRC yakni pasangan Anies-Muhaimin memberikan peringatan atau warning kepada Ganjar-Mahfud.
Sementara itu pasangan Prabowo-Gibran masih kokoh sebagai peraih elektabilitas tertinggi dibandingkan 2 pasangan lainnya.
Direktur Eksekutif ICRC Hadi Suprapto Rusli melaporkan bahwa elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran saat ini mencapai 37,3 persen.
Sementara itu, pasangan Ganjar-Mahfud menempati peringkat kedua dengan elektabilitas sebesar 33,5 persen.
Lalu pasangan Anies-Muhaimin berada di posisi ketiga dengan persentase elektabilitas sebesar 24,1 persen.
"Swing voter ada di angka 5,1 persen," kata Hadi dalam paparannya di Jakarta Pusat, Selasa (21/11).
Baca juga: Rosan Ungkap Prabowo-Gibran Mulai Kampanye Akhir Pekan Ini, Tujuan Pertama Surabaya-Jabar
Hadi menjelaskan bahwa serangan besar-besaran yang dilancarkan oleh pasangan Ganjar-Mahfud terhadap pemerintahan Jokowi dapat berdampak negatif pada elektabilitas pasangan tersebut.
Namun, di sisi lain, jika kritik tersebut disampaikan secara konsisten, hal ini juga berpotensi menurunkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi.
Menurut Hadi, situasi ini juga dapat menjadi keuntungan bagi pasangan Anies-Muhaimin.
"Jika tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi di bawah 60 persen, maka yang akan diuntungkan adalah pasangan Anies-Muhaimin. Sehingga pasangan Anies-Muhaimin akan mengalami kenaikan tingkat elektabilitasnya," katanya.
Hadi juga berpendapat bahwa saat ini pasangan Ganjar-Mahfud kesulitan memperoleh efek elektoral dari masyarakat yang tidak puas terhadap kinerja Jokowi.
Hal ini disebabkan karena partai koalisi Ganjar-Mahfud masih berada di dalam kabinet Jokowi.
"Saat ini publik mengetahuinya bahwa partai-partai yang berkoalisi di pasangan Ganjar-Mahfud masih berada di Kabinet Jokowi-Ma'ruf," ucapnya.
ICRC merupakan lembaga survei yang terdaftar di Asosiasi Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI).
Penelitian oleh ICRC dilaksanakan pada tanggal 12-16 November 2023 dengan melibatkan 1.230 responden menggunakan metode stratified random sampling.
Wawancara survei dilakukan melalui telepon, dengan margin of error sekitar 2,79 persen.
IPO: Anies-Muhaimin Salip Ganjar-Mahfud
Survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO) periode November 2023 mencatat elektabilitas Prabowo Subianto unggul dari Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
"Prabowo Subianto 37,5 persen, disusul Anies Baswedan 32,7 persen, dan Ganjar Pranowo 28,3 persen," kata Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (20/11/2023).
Kemudian, IPO juga merilis elektabilitas ketiga capres apabila disandingkan dengan cawapres masing-masing. Hasil masih menunjukkan hal serupa, Prabowo tetap unggul.
Namun elektabilitas Prabowo menurun jika disandingkan dengan Gibran. Elektabilitas yang mulanya 37,5 persen turun menjadi 36,2 persen.
"Prabowo yang semula sudah tinggi 37,5 persen, kehadiran Gibran justru membebani, ya mungkin kecil memang ya sekitar satu persen, sehingga turun menjadi 36,2 persen," ucap dia.
Tren serupa juga terjadi ke Ganjar, elektabilitasnya menurun dalam simulasi sepaket dengan Mahfud.
Elektabilitas personal Ganjar yang semula 28,3 persen turun sekitar 1,2 persen menjadi 27,1 persen.
Berbeda dengan Anies, hasil survei IPO mencatat elektabilitas Anies justru meningkat kala disandingkan dengan Cak Imin.
"Begitu disandingkan dengan Muhaimin Iskandar meningkat menjadi 34,1 persen," ujarnya.
Survei ini dilakukan pada 10-17 November 2023 terhadap 1.400 responden dengan metode multistage random sampling dan margin of error kurang lebih 2,50 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Survei Capres Terbaru: Anies-Muhaimin Warning Ganjar-Mahfud Versi ICRC, IPO Sebut AMIN Sudah Nyalip!,
Pilpres 2024
PTUN Tunda Pembacaan Putusan PDIP soal Penetapan Gibran Cawapres, Mahfud Pesimis Bakal Dikabulkan |
---|
VIDEO Pembacaan Putusan Gugatan PDIP Soal Pencalonan Gibran di PTUN Ditunda Jadi 24 Oktober 2024 |
---|
Jubir PTUN: Penundaan Pembacaan Putusan Gugatan PDIP soal Gibran Tak Terkait Pelantikan Presiden |
---|
Hakim Sakit, PTUN Tunda Baca Putusan Gugatan PDIP hingga Setelah Pelantikan Prabowo-Gibran |
---|
BREAKING NEWS PTUN Tunda Pembacaan Putusan PDIP Gugat KPU soal Penetapan Gibran jadi Cawapres |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.