Pilpres 2024
Kelakar Ganjar Ada Warga Takut Berfoto Dengannya: Wajah Saya Seperti Hantu?
Awalnya, Ganjar merasa heran kini banyak yang ingin berfoto bersamanya tetapi merasa ketakutan.
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menceritakan momen ketika ada seseorang aparatur sipil negara (ASN) hendak berfoto dengannya tetapi dia tolak.
Alasannya karena ada aturan soal ASN harus bersikap netral di Pemilu 2024.
Hal itu dikatakan Ganjar saat berdialog dengan jajaran Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Awalnya, Ganjar merasa heran kini banyak yang ingin berfoto bersamanya tetapi merasa ketakutan.
Ganjar lalu menyinggung PWI yang menurutnya tidak seperti itu.
"Oh lain, lain. Kalau ini (PWI) saya lihat pemberani semua. Nanti mau milih siapa aja saya tahu kok yang di sini," kata Ganjar di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Kemudian dia bercerita pernah ada seorang perempuan datang dan hendak berfoto dengannya.
Peristiwa itu terjadi di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
"Pada saat saya datang, ada ibu-ibu. "Pak Ganjar foto, Pak Ganjar foto". Dia kejar saya,. Saya tengok dia PNS," kata Ganjar.
Ganjar pun menolak ajakan tersebut.
Namun perempuan PNS itu sempat guyon bahwa nanti embelm PNS-nya dicopot terlebih dulu kalau ingin berfoto bersama Ganjar.
"Saya ingat itu. Nanti kalau kena aturan, "Gak papa saya copot dulu pak (emblem PNS). Ini kejadian di Jogja. Saya rasa wajah saya itu seperti hantu," pungkas Ganjar diikuti tawa seluruh jajaran PWI
ASN Diminta Tetap Jaga Netralitas di Pemilu 2024
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan masa kampanye Pemilu 2024 dimulai, pada Selasa (28/11/2023).
Jubir TPN Ganjar Mahfud Abdullah Mansyur berharap aparatur sipil negara (ASN) dapat menjaga netralitasnya.
Menurutnya, hsl itu dapat dilakukan satu di antaranya dengan tidak menunjukkan simbol-simbol jari yang bersifat multiinterpretasi.
"Kami berharap kepasa penyelenggara negara, ada ASN yang jutaan di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini juga kami berharap betul-betul menjaga netralitas untuk tidak menunjukkan keberpihakan pada salah satu calon," ucap Abdullah, kepada wartawan di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, pada Selasa (28/11/2023).
"Bahkan, kami berharap simbol-simbol tangan ataupun gerakan pun supaya tidak menunjukkan multiinterpretasi, sebaiknya penyelenggara negara menghindari itu," tegasnya.
Selain itu, Abdullah juga berharap aparat penegak hukum dalam hal ini TNI-Polri dapat menjaga netralitasnya jelang Pemilu 2024.
Ia menekankan agar netralitas bukan hanya manis di ucap, tapi juga harus direalisasikan dalam sikap dan perilaku.
"Kemudian kepada aparat penegak hukum juga, kami berharap betul-betul menjaga netralitas. Bicara aparat penegak hukum ada kepolisian, TNI-Polri, kan gitu. Kami berharap agar kata netralitas itu bukan hanya manis didengar oleh kita saja, tapi betul-betul direalisasikan di tengah lapangan," ungkap Abdullah.
"Mungkin keluarga tentara, keluarga polisi memang mereka punya hak secara politik, tapi kalau harus berkampanye atau menunjukkan keberpihakan itu, TPN berharap itu tidak terjadi. Sebab, itu menunjukkan ketidaknetralan dari aparat penegak hukum."
Pilpres 2024
PTUN Tunda Pembacaan Putusan PDIP soal Penetapan Gibran Cawapres, Mahfud Pesimis Bakal Dikabulkan |
---|
VIDEO Pembacaan Putusan Gugatan PDIP Soal Pencalonan Gibran di PTUN Ditunda Jadi 24 Oktober 2024 |
---|
Jubir PTUN: Penundaan Pembacaan Putusan Gugatan PDIP soal Gibran Tak Terkait Pelantikan Presiden |
---|
Hakim Sakit, PTUN Tunda Baca Putusan Gugatan PDIP hingga Setelah Pelantikan Prabowo-Gibran |
---|
BREAKING NEWS PTUN Tunda Pembacaan Putusan PDIP Gugat KPU soal Penetapan Gibran jadi Cawapres |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.