Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2024

Jusuf Kalla Harap Ganjar Bisa Sedemokratis Megawati

Menurut JK, kekalahan Megawati memiliki arti Presiden ke-5 itu tidak menggunakan kekuasaannya untuk memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Calon Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo berbincang dengan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla saat pertemuan di Kediaman Jusuf Kalla, Jakarta, Minggu (19/11/2023). Pertemuan tersebut sebagai ajang silaturahmi dan berbincang mengenai Pemilu 2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Ke-10 dan Ke-12 RI Jusuf Kalla mengharapkan calon presiden (capres) Ganjar Pranowo bakal memiliki sikap demokratis seperti Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Hal itu disampaikan Jusuf Kalla usai pertemuannya dengan Ganjar, di kediamannya, di Jalan Brawijaya Nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Jusuf Kalla awalnya menyampaikan dia sangat menghargai sosok Megawati, yang dinilainya sebagai pemimpin yang sangat demokratis.

Ia mengungkapkan, hal tersebut berdasarkan pengalam pribadinya mengenal Megawati.

"Tentu itu bagian dari demokrasi bahwa saya sangat menghargai ibu Mega sebagai seorang pemimpin atau ibu yang baik dan sangat demokratis. Itu saya alami, saya tahu betul, bukan dari luar," kata Jusuf Kalla kepada awak media, usai pertemuan dengan Ganjar Pranowo, Minggu (19/11/2023).

Oleh karena itu, Jusuf Kalla mengharapkan Ganjar Pranowo juga dapat menjadi sosok yang memiliki sikap demokratis seperti Ketua Umum partainya tersebut.

"Jadi, ya karena itu lah saya mengharapkan juga tentu Pak Ganjar ini juga seperti begitu tentunya," ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, jika ada satu kontestan di Pilpres 2024 mendatang yang bersikap tak demokratis, maka hal tersebut akan merusak bangsa Indonesia ke depannya.

"Kita berjanji seperti itu, jadi kalau ada satu kontestan tidak berjanji seperti demokratis, maka pasti akan merusak bangsa kedepannya."

Baca juga: Reaksi JK Digoda Ganjar Gabung Dukung Dirinya: Saya Ketua PMI Harus Netral

Sebelumnya, Wakil presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla memuji sikap demokratis Megawati Soekarnoputri. Sikap demokratis Megawati Soekarnoputri itu diperlihatkan saat menjadi petahana di Pilpres 2004.

Saat itu kata pria yang karib disapa JK itu, Megawati Soekarnoputri bertindak sebagai pemimpin yang adil lantaran membiarkan Paslon SBY-JK menang.

Hal itu diungkapkan Jusuf Kalla dalam acara Habibie Democracy Forum di Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Menurut JK, kekalahan Megawati memiliki arti Presiden ke-5 itu tidak menggunakan kekuasaannya untuk memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004.

"Ibu Mega sebenarnya di antara semuannya yang paling demokratis. Karena pada saat dia berkuasa, dia tak memakai kekuasaan untuk berkuasa tahun 2004," kata JK dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Anies Baswedan Janji Bangun Stadion Mattoangin di Makassar Jika Terpilih Jadi Presiden

Seperti diketahui, pada 2004 lalu, Megawati yang berduet dengan Hasyim Muzadi kalah dalam pilpres dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.

JK meyakini, hasil Pilpres 2004 dapat berbeda apabila Megawati menggunakan kekuasaannya untuk tidak bersikap demokratis.

Namun nyatanya pasangan SBY-JK bisa mengalahkan pertahana yakni Megawati Soekarnoputri.

"Sehingga saya dan Pak SBY bisa mengalahkan Bu Mega. Sekiranya memakai kekuasaan pasti kita kalah, tapi dia tidak," ujar JK.

JK juga memuji sikap Megawati yang mengizinkan dirinya mengikuti kontestasi Pilpres 2004 meski ia berstatus sebagai menteri di Kabinet Gotong Royong.

"Saya menteri sebelumnya dan dia hargai saya untuk melawan dia karena dia memegang teguh prinsip-prinsip itu," kata dia.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved