Pilpres 2024
Ganjar Kritik Kebijakan Maritim Jokowi, Relawan Prabowo-Gibran: Seharusnya Lihat Realitas
Makbul mengatajan Presiden Jokowi sudah meletakkan program kebijakan strategisnya untuk kemajuan maritim, karena Indonesia memang negara kepulauan
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Angkatan Muda Prabowo (Ampera) Makbul Ramadhani merespons soal kritik bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo yang mengkritik kebijakan poros maritim yang dibangun Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama ini.
Menurut Malbul Ganjar tak melihat realitas yang terjadi.
“Seharusnya melihat dengan kenyataan, realitas yang ada. Pak Ganjar tidak layak menyampaikan hal ini, sektor maritim 10 tahun tak berubah,” kata Makbul dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (9/11/2023)
“Mungkin Pak Ganjar tidak turun ke bawah untuk melihat kondisi maritim sampai ke pelosok negeri ini,” tambahnya.
Makbul mengatajan Presiden Jokowi sudah meletakkan program kebijakan strategisnya untuk kemajuan maritim, karena Indonesia memang negara kepulauan nomor dua terbesar di dunia.
“Misalnya, ada program tol laut, bertujuan untuk membangun konektivitas antar pulau di Indonesia dengan biaya yang murah karena disubsidi oleh negara untuk menekan dan menurunkan disparitas harga antar pulau di Indonesia,” kata dia
Lanjut dia, tol laut menjangkau sampai di daerah tertinggal, terpencil, terdepan dan perbatasan (T3P).
“Program tol laut pemerintah membangun kapal yang dimiliki oleh negara dan dioperasikan oleh perusahaan BUMN dan perusahaan swasta nasional. Bahkan untuk mendukung konektivitas transportasi laut, Presiden Jokowi juga membangun pelabuhan-pelabuhan sampai di daerah T3P,” beber lulusan Prodi Keamanan Maritim Universitas Pertahanan (Unhan) tersebut.
Makbul menegaskan masyarakat di daerah T3P menginginkan program tol laut terus berlanjut, karena bermanfaat dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
“Dalam sektor perikanan juga dimasifkan oleh Presiden Jokowi dengan memberikan bantuan kapal kepada kelompok nelayan untuk meningkatkan produksi perikanan nasional. Seperti diketahui, untuk tahun 2022 produksi perikanan telah mencapai 24,85 juta ton, angka ini terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya,” jelasnya lagi.
Baca juga: PKS: AMIN Tak Akan Pakai Kasus Anwar Usman Sebagai Amunisi Politik di Pilpres 2024
Bahkan, sambungnya, kapal ikan asing pun yang masuk dalam wilayah Indonesia ditenggelamkan oleh pemerintah untuk menjaga kedaulatan laut di Indonesia.
“Tidak layak jika Pak Ganjar menyoroti masalah maritim. Harusnya beliau mengapresiasi hasil kerja Presiden Jokowi di sektor kemaritiman. Sebab boleh dikatakan baru Presiden Jokowi pasca Presiden Bung Karno yang memiliki fokus strategis membangun kemaritiman Indonesia,” tegas Makbul.
Terkait sumber daya manusia (SDM) maritim, dia melihat sudah cukup mumpuni. Ketika pemerintah sudah mendesain rencana dan implementasi kebijakan maritim pasti melibatkan dan bersinergi dengan SDM maritim.
“Yang perlu diperhatikan adalah dalam momentum Pilpres 2024 nanti kita berharap ada calon presiden yang berkomitmen melanjutkan program-program yang sudah dijalankan Presiden Jokowi. Sedangkan, Pak Prabowo Subianto sudah berkomitmen melanjutkan program-program Presiden Jokowi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mengkritik sektor maritim yang seolah-olah jalan di tempat selama hampir 10 tahun belakangan ini. Padahal, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mencanangkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia pada 2045.
"Maritim 10 tahun tidak berubah, ya enggak niat! Mau pakai alasan apa lagi?" ujar Ganjar dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta Selatan pada Rabu, 8 November 2023.
Dalam pandangannya, Ganjar melihat paradigma pembangunan saat ini masih berbasis daratan alias land based.
Padahal, menurut dia, seharusnya pembangunan juga berbasis kelautan.
Maka dari itu, apabila terpilih sebagai Presiden Indonesia di periode mendatang, ia ingin sektor ini digarap lebih serius.
Ia kemudian menceritakan ketika diberitahu mengenai budidaya rumput laut yang disebut memiliki potensi besar.
Saya sudah ketemu beberapa orang. Tadi saya katakan rumput laut. Secara teknis saya dikasih tau, 'Pak Ganjar, itu cukup 15 meter pantainya, kita bisa budidaya (rumput laut).' Saya minta staf saya hitung, (hasilnya) gede minta ampun. Tapi, kenapa kita tidak melakukan? (Karena) Enggak niat," kata Ganjar.
Eks Gubernur Jawa Tengah itu pun mengatakan, mereka yang punya kepentingan, ingin melakukan hal yang lebih gampang
"Maka ketika governance-nya tidak berjalan, kan kritiknya muncul. Dikuasai sekian orang mereka, sudah terlanjur," pungkas Ganjar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.