Perjalanan Karir Grace Natalie, Ditunjuk PSI sebagai Jubir Tim Pemenangan Prabowo-Gibran

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perjalanan karir Grace Natalie, Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kini ditunjuk sebagai juru bicara tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Grace Natalie ditunjuk oleh Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, sebagai juru bicara tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.

"Untuk tim pemenangan Prabowo-Gibran, kami mengirim beberapa juru bicara, salah satunya Grace Natalie, mbak Isyana (Isyana Bagoes Oka), itu aja yang baru saya dapat," kata Kaesang, Selasa (31/10/2023).

Selain itu, ada juga nama Karen Pooroe, dan Irma Natalia Hutabarat.

Baca juga: PSI: Jokowi Punya Integritas Jauh Lebih Tinggi di Atas Politisi Lainnya

"Saya minta nanti, mungkin Mbak Karen berkenan nanti jadi jubir di bagian timur, dan kami juga minta untuk Inang Irma Hutabarat untuk jubir di bagian Sumatra," tambahnya.

Diketahui, PSI bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendukung Prabowo-Gibran sebagai capres dan cawapres Pilpres 2024.

Lantas, bagaimana perjalanan karir Grace Natalie?

Perjalanan Karir Grace Natalie

Grace Natalie lahir di Jakarta pada 4 Juli 1982.

Ia telah lama terjun ke dunia jurnalistik.

Mantan Ketum PSI itu mengenyam pendidikannya di SMAK 3 BPK Penabur, Jakarta yang kemudian dilanjutkan ke perguruan tinggi Institut Bisnis dan Informastika Kwie Kian Gie (IBII).

Dari perkuliahan ini, karir Grace mulai terlihat dan terbentuk saat dirinya menang dalam kompetisi televisi swasta, apalagi tingkat nasional dirinya mampu meraih peringkat 5 besar.

Baca juga: Kaesang PSI Tunjuk Grace Natalie dan Isyana Jadi Jubir Tim Pemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024

Hal itu membuat Grace makin percaya diri terjun ke dunia pertelevisian.

Setelah lulus kuliah, Grace langsung bekerja sebagai jurnalis sekaligus penyiar disalah satu televisi swasta.

Saat jadi jurnalis, ia langsung turun ke lapangan untuk meliput peristiwa-peristiwa penting seperti kriminal, ekonomi, sosial, hingga politik.

Karirnya pun makin moncer dan sempat berpindah-pindah stasiun televisi, karena ia mengikuti seniornya, Karni Ilyas.

Pada Januari-April 2009, Grace sempat kursus kilat di Maastricht Schoo of Management, di belanda.

Ia pun juga pernah mewawancarai berbagai tokoh internnasional, seperti Abhisit Vejjajiva (Perdana Menteri Thailand), Jose Ramos Horta (presiden Timor Leste), Steve Forbes (CEO Majalah Forbes), hingga George Soros,

Selain itu, adapun liputan [eristiwa yang beresiko seperti ragedi tsunami Aceh (2004), meletusnya Gunung Talang di Sumatera Barat, Sulawesi Tengah (2009).

Adapun liputan dari Grace mengenai penggerebekan teroris di Temanggung, Jawa Tengah, saat itu terjadi tembak menembak antara polisi dengan teroris. 

Diketahui, Grace juga pernah menjadi pembawa acara dan ditunjuk popularitasnya melalui gelar Anchor of the Year 2008 dan Runner Up Jewel of the Station 2009 versi blog News Anchor Admirer.

Kemudian dirinya pun resmi meninggalkan dunia pertelevisian dan menjadin CEO Saiful Research and Consulting di tahun 2012.

Dua tahun berselang, Grace memilih keluar dan masuk ke PSI yang saat itu dirinya langsung djadikan ketua umum.

(Tribunnews.com/Pondra, Adi, Reza)