Kamis, 2 Oktober 2025

Pilpres 2024

Gibran Masih Kantongi KTA PDIP Saat Daftar Cawapres Prabowo, Ketua DPC Solo FX Rudy Singgung Etika

Langkah Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres pendamping Prabowo Subianto menuai polemik. Ia diminta kembalikan KTA PDIP.

Penulis: Adi Suhendi
Tribunnews/JEPRIMA
Bakal Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka saat mendaftar di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023). Prabowo dan Gibran resmi mendaftar sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden pada pilpres 2024. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres pendamping Prabowo Subianto menuai polemik.

Pasalnya, hingga mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi peserta Pilpres 2024, Gibran Rakabuming belum menyatakan hengkang dari PDIP.

Bahkan, Gibran pun belum mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP.

Etika politik Gibran Rakabuming pun menjadi sorotan, mengingat ia bisa duduk menjadi Wali Kota Solo setelah maju dari PDIP.

Putra sulung Presiden Jokowi tersebut pun dalam beberapa kesempatan hanya menjawab dirinya sudah bertemu dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani saat ditanya soal pamitan dari PDIP.

Baca juga: Jerry Sambuaga Nilai Pidato Gibran Tunjukkan Sebagai Pemimpin Muda yang Punya Visi Jelas

"Tadi kan saya sudah jawab, saya sudah ketemu Mbak Puan yah," kata Gibran saat ditemui di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta, Sabtu (21/10/2023) malam.

Diketahui, Gibran Rakabuming melakukan pertemuan dengan Puan Maharani pada Jumat (20/10/2023) malam.

Gibran menemui Puan di Jakarta, sebelum ia melakukan safari menemui sejumlah ketua umum partai politik Koalisi Indonesia Maju (KIM) pada akhir pekan lalu hingga mengantongi mandat Rapimnas Golkar dan diumumkan Prabowo Subianto menjadi Cawapres.

Baca juga: Gibran Maju Cawapres, Anies dan Ganjar Yakin Jokowi Netral di Pilpres 2024

Mengenai pertemuan tersebut pun, Puan Maharani angkat bicara.

Puan mengakui bila dalam pertemuan tersebut dirinya bersama Gibran sempat berbincang banyak hal.

"Sudah ketemu ngobrol-ngobrol banyak hal yang kita bicarakan," kata Puan di Gedung High End, Jakarta, Rabu (25/10/2023).

Puan pun mengaku Gibran sempat berpamitan kepadanya untuk menjadi Cawapres pendamping Prabowo Subianto.

Namun, dia menepis kabar Gibran mengembalikan KTA PDIP kepadanya.

"Enggak ada, enggak ada mengembalikan KTA, enggak ada. Hanya pamit untuk menjadi cawapres Pak Prabowo," ujar Puan.

Puan menegaskan sejauh ini Gibran tak menyatakan mengundurkan diri dari PDIP.

"Enggak ada pengunduran diri," ungkapnya.

Saat ditanyai apakah Gibran masih menjadi kader PDIP, dia meminta untuk ditanyakan kepada putra sulung Presiden Jokowi itu.

"Kalau itu tanya Mas Gibran," kata Puan.

PDIP Solo Singgung Etika Gibran

Terpisah, Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo berharap agar Gibran segera mengundurkan diri sebagai kader PDIP dan menyerahkan KTA PDIP.

"Menurut saya Mas Gibran datang kelihatan mukanya di DPC meninggalkan DPC dengan mengundurkan dirinya kelihatan punggungnya. Itulah pesan dan harapan saya," kata FX Rudy saat ditemui di kediamannya, Rabu (25/10/2023).

Ia pun tak ingin PDIP bermain dua kaki dengan membiarkan Gibran berstatus sebagai kader PDIP sedangkan ia kini telah menyeberang menjadi bakal cawapres Prabowo.

Sedangkan PDIP memiliki koalisi sendiri yang mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

"Dengan harapan kami juga sampaikan kepada Mas Gibran jangan sampai ada penilaian Ketua Umum saya ini bermain di dua kaki," kata FX Rudy.

"Kami sangat memberikan pesan ini kepada Mas Gibran dengan santun," tambahnya.

Lagipula, persyaratan berpengalaman kepala darah menjadi syarat mutlak yang membuat Gibran bisa maju sebagai cawapres sejak Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan batas usia.

Sedangkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri merupakan pihak yang memberi rekomendasi sehingga Gibran bisa maju sebagai Wali Kota Solo

"Kalau tahun 2020 tidak diberi rekomendasi menjadi Wali Kota kan tidak ada persyaratan putusan MK yang pernah menjadi kepala daerah," ucap FX Rudy.

"Dengan sangat lagi hormat saya harap Mas Gibran berani membuat surat pengunduran diri dan mengembalikan KTA ke DPC PDI Perjuangan sehingga menghormati Bu Mega sebagai Ketua Umum," tambahnya.

PDIP bisa saja memecat putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut.

Namun, menurutnya harusnya secara sadar diri Gibran lah yang harusnya mundur sebagai bentuk penghormatan.

"Kan nggak perlu dipecat sebetulnya. Kesadaran diri datang kelihatan muka pulang kelihatan punggung. Itu kan budaya bangsa kita sendiri," ujar FX Rudy.

"Menurut saya etika lah. Dulu kalau Mas Gibran tidak minta KTA ke DPC juga tidak bisa menjadi persyaratan untuk Wali Kota," imbuhnya.

Meski PDIP dan Gibran sudah tidak sejalan, FX Rudy tetap memberikan selamat dan sukses atas ikutnya ia dalam kontestasi Pilpres 2024.

"Saya selaku Ketua DPC tentunya mengucapkan selamat untuk Mas Gibran sudah mendaftar sebagai Wakil Presiden. Selamat dan sukses," jelasnya.

Ia pun tidak ingin bermusuhan dengan kadernya tersebut. Ia berharap persahabatan tetap terus terjalin.

"Saya lebih penting persahabatan daripada sebuah jabatan. Sehingga biar pun Mas Gibran sebagai cawapres sebagai sahabat. Ciptaan Tuhan tidak diciptakan untuk bermusuhan," ungkapnya.

Prabowo Tak Masalah Gibran Masih Kader PDIP

Dalam kesempata berbeda, Prabowo Subianto mengaku pihaknya tidak masalah menunjuk Gibran menjadi cawapres yang masih berstatus kader PDIP.

Prabowo tidak mengetahui pasti apakah Gibran sudah mengundurkan diri dari PDIP atau belum.

"Saya sendiri belum jelas apakah beliau keluar atau tidak keluar," kata Prabowo seusai acara Konser Pilpres Santuy 'OJO RUNGKAD' di Djakarta Theater, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Eks Danjen Kopassus itu menyatakan status Gibran yang masih menjadi kader PDIP bukanlah persoalan.

Prabowo justru merasa bagus jika Gibran masih berstatus kader partai berlambang banteng tersebut.

"Bagi kami tidak ada masalah, bagi kami tidak ada masalah karena memang. Kami rasa kan bagus jadi kami menganggap semua partai adalah rekan seperjuangan sama-sama anak bangsa Indonesia jadi nggak ada masalah, tidak ada masalah," katanya.

"Jadi kita senang aja kalau beliau tetap sebagai kader PDIP," ujarnya. (Tribunnews.com/ fersianus waku/ igman/ Tribunsolo.com/ Ahmad Syarifudin)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved