Pilpres 2024
Survei Litbang Kompas: 60,7 Persen Sebut Gibran Maju jadi Cawapres karena Dinasti Politik
Hasil survei litbang kompas soal majunya Gibran sebagai cawapres di Pilpres 2024 karena dinasti politik.
TRIBUNNEWS.COM - Litbang Kompas merilis hasil survei mengenai Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yang turut ikut dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Diketahui, Gibran telah resmi diumumkan sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Dikutip dari YouTube Kompas TV, dari hasil survei tersebut, menunjukkan sebanyak 60,7 persen responden menyebutkan majunya Gibran itu sebagai bentuk dinasti politik.
Dalam survei ini, responden ditanya, apakah terpilihnya Gibran untuk maju ke Pilpres sebagai bentuk dinasti politik.
Sebanyak 60,7 persen responden menyatakan "ya".
Sementara, 24,7 persen lainnya menyatakan "bukan" bentuk politik dinasti dan 14,6 persen responden menyatakan "tidak tahu".
Baca juga: Tudingan Politik Dinasti Jokowi dan Risiko Duet Prabowo-Gibran di Pilpres 2024
Survei Litbang Kompas ini dilakukan menggunakan metode pengumpulan pendapat melalui telepon.
Survei ini dilaksanakan pada 16 hingga 18 Oktober 2023 dengan 512 responden dari 34 provinsi yang berhasil diwawancarai.
Sebagai informasi, Prabowo dan Gibran akan melakukan pendaftaran capres-cawapres di Komisi Pemilhan Umum (KPU) pada Rabu (25/10/2023) besok.
Meski dianggap sebagai bentuk dinasti politik, di sisi lain, majunya Gibran sebagai cawapres dinilai bisa mendongkrak elektabilitas Prabowo.
Seperti yang terlihat pada hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 16-18 Oktober 2023.
Dalam survei tersebut, LSI menyampaikan pengaruh Gibran menjadi cawapres Prabowo.
Dilansir Kompas.com, hasil survei menunjukkan, Gibran yang menjadi cawapres Prabowo itu akan membuat elektabilitas Ganjar Pranowo menurun dari 30,9 persen menjadi 25,4 persen.
Sementara itu, elektabilitas Prabowo akan naik dari 35,8 persen menjadi 39,2 persen.
Lalu, elektabilitas Anies Baswedan dari 19,7 persen menjadi 19,3 persen.
Kemudian, dalam survei simulasi tiga pasangan, Prabowo-Gibran lebih unggul 35,9 persen dibandingkan dua paslon lain, yakni Ganjar-Mhafud 26,1 persen dan Anies-Cak Imin 19,6 persen, dikutip dari Kompas.tv.
Prabowo Bela Gibran soal Dinasti Politik

Merespons soal singgungan dinasti politik usai menunjuk Gibran sebagai bakal cawapres, Prabowo menyebut sejatinya banyak yang sudah melakukan praktik dinasti politik itu.
"Oh, dinasti. Semua dinasti, Bung. Semua dinasti, ya kan. Kita jangan cari yang negatif lah. Cari yang positif, ya," kata Prabowo kepada awak media usai Rapimnas Partai Gerindra di The Darmawangsa Jakarta, Senin (23/10/2023).
Bahkan, sebagai anak ekonom Soemitro Djojohadikoesoemo, Prabowo menyatakan, dirinya juga melakukan dinasti politik.
Baca juga: Gibran Sudah Kantongi SKCK dan Suket Tak Pernah Dipidana Untuk Daftar Cawapres Prabowo Rabu Besok
Di mana, keluarga Prabowo merupakan mantan pejabat di eranya.
Prabowo mengatakan, dinasti yang terjadi pada keluarganya ini adalah dinasti merah putih.
"Saya juga dinasti. Saya anaknya Sumitro, cucunya Margono Djojohadikusumo."
"Paman saya gugur untuk RI. Kita dinasti merah putih. Kita dinasti patriot," kata dia.
Maka, Prabowo menegaskan, tidak masalah dinasti politik jika tujuannya memang untuk berbakti kepada negara.
Termasuk juga untuk dinasti politik Presiden Joko Widodo (Jokowi), menurut Prabowo, itu bukanlah suatu hal yang salah jika bertujuan untuk berbakti kepada rakyat dan negara.
"Orang ingin berbakti apa salahnya, ya kan. Kita dinasti yang ingin mengabdi untuk rakyat."
"Kalau dinastinya Pak Jokowi ini berbakti untuk rakyat, kenapa?"
"Salahnya apa? Jadi berpikir yang baiklah. Berpikir positif, ya. Oke," jelasnya.
(Tribunnews.com/Rifqah/Rizki Sandi) (Kompas.com/Vitorio Mantalean) (Kompas.tv/Fiqih Rahmawati)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.