Pilpres 2024
Dulu Megawati 'Mengalah' pada Jokowi saat Pilpres 2014, Kini Kalem Hadapi Manuver Gibran
Mengingat lagi sikap mengalah Megawati pada Jokowi saat Pilpres 2014, kini memilih tak banyak bicara hadapi manuver Gibran.
TRIBUNNEWS.com - Keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan PDIP kini tengah menjadi sorotan usai putra sulung Jokowi yang juga Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, resmi dideklarasikan sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Prabowo Subianto.
Padahal, Gibran sampai saat ini masih tercatat sebagai kader PDIP.
Gibran sendiri mengaku sudah bertemu Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, dan Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN GP), Arsjad Rasjid, sehari sebelum dideklarasikan Golkar sebagai cawapres Prabowo.
Meski demikian, soal status dirinya, Gibran enggan berkomentar dan memilih PDIP menunggu memberikan pernyataan.
Baca juga: Tudingan Politik Dinasti Jokowi dan Risiko Duet Prabowo-Gibran di Pilpres 2024
"Sudah ketemu Jumat malam (20/10/2023) kemarin dengan Pak Arsjad. Makasih, makasih," kata Gibran saat ditemui di Balai Kota Solo, Senin (23/10/2023), dikutip dari TribunSolo.com.
"Itu biar pimpinan partai yang ber-statement," imbuh dia.
Megawati Mengalah pada Jokowi di Pilpres 2014

'Konflik' antara PDIP dan keluarga Jokowi saat ini bukanlah yang pertama kali.
Pada Pilpres 2014 silam, PDIP sempat mengalami kesulitan dalam memutuskan siapa yang akan maju menjadi calon presiden (capres), Jokowi atau sang Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri.
Saat itu, PDIP dan sejumlah pihak mendorong Megawati untuk kembali maju dalam kontestasi Pilpres.
Namun, lembaga survei menunjukkan elektabilitas Jokowi jauh lebih tinggi ketimbang Megawati.
Selain itu, elektabilitas juga menunjukkan apabila Megawati berhadapan dengan Prabowo, justru kalah telak.
Hal tersebut kemudian membuat Megawati mengalah dan menunjuk Jokowi menjadi capres.
Pada 14 Maret 2014, lewat sebuah surat yang dibacakan Puan Maharani, Megawati menunjuk Jokowi sebagai capres dari PDIP.
Dalam salah satu poin yang ditulisnya dalam surat, Megawati meminta rakyat Indonesia agar mendukung Jokowi sebagai capres.
"Perintah harian, saya Ketum PDIP, kepada seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai mata hati, keadilan, dan kejujuran di manapun kalian berada, dukung Bapak Joko Widodo sebagai capres," kata Puan membacakan surat tersebut di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (14/3/2014).
Di hari yang sama, saat Jokowi blusukan ke Rumah si Pitung di Marunda, Jakarta Utara, ia mengaku sudah menerima mandat dari Megawati untuk menjadi capres PDIP.
Suami Iriana ini lantas mengatakan siap menjalankan perintah tersebut.
"Saya telah mendapatkan mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, untuk menjadi capres dari PDI Perjuangan," kata Jokowi saat itu.
"Dengan mengucap bismillah, saya siap melaksanakan," sambungnya.
Baca juga: Gibran Santai Tanggapi Ahok yang Ragukan Kapabilitasnya Jadi Cawapres Prabowo
Hampir 4 bulan setelah penunjukan tersebut, Megawati membeberkan alasan mengapa ia memilih Jokowi.
Ia mengatakan wajib bagi partai mendengarkan aspirasi rakyat.
Secara tak gamblang, Megawati mengakui dirinya sengaja mengalah pada Jokowi.
"Hari-hari ini, lihat Jokowi banyak ditanyakan oleh rakyat. Mana Jokowi? Apa bisa jadi presiden? Itu aspirasi yang harus didengarkan."
"Meskipun saya masih punya hak politik untuk jadi capres, saya jadikan Jokowi sebagai pemimpin, bukan hanya presiden," kata Megawati saat memberikan pengarahan kepada 5.000 kader dan simpatisan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) di Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (4/7/2014).
Sikap mengalah Megawati tersebut lantas membawa Jokowi-JK meraih kemenangan Pilpres 2014.
Pasangan Jokowi-JK berhasil meraih 53,15 persen suara, mengalahkan Prabowo-Hatta Rajasa yan mendapatkan 46,85 persen suara.
Bahkan, Jokowi kembali terpilih sebagai presiden saat Pilpres 2019.
Kini Kalem Hadapi Manuver Gibran

Setelah mengalah pada Jokowi pada Pilpres 2014, kini Megawati kembali menghadapi hal yang hampir serupa.
Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang tercatat sebagai kader PDIP, memilih maju Pilpres 2024 sebagai bakal cawapres untuk Prabowo Subianto dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Padahal, PDIP telah resmi mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Sikap Gibran tersebut lantas dianggap melukai partai dan hati banyak orang.
"Sebagai kader PDIP, saya sangat kecewa dengan keputusan GRR yang meninggalkan PDIP untuk dicalonkan oleh partai lain dan menjadi cawapres dari KIM (Koalisi Indonesia Maju)," kata Politikus PDIP, Andreas Hugo Pareira, kepada wartawan, Senin (23/10/2023).
Baca juga: Survei Litbang Kompas: 60,7 Persen Sebut Gibran Maju jadi Cawapres karena Dinasti Politik
"Tetapi ini juga melukai hati banyak orang yang mengetahui dan merekam perjalanan karier GRR," imbuhnya.
Andreas menyesalkan langkah Gibran karena menurutnya selama ini PDIP selalu berlaku adil kepada ayah dua anak tersebut.
Bahkan, menempatkannya pada posisi istimewa.
"Apakah PDIP telah berlaku tidak adil kepada beliau? Setahu saya ini tidak pernah terjadi," ucap Andreas.
Andreas mengatakan, Gibran mendapat tempat istimewa di PDIP selama ini, yakni dicalonkan dan diperjuangkan serta terpilih menjadi wali kota meski karier politiknya relatif baru.
Selain itu, dia menyebut dalam beberapa pernyataannya, Gibran kerap sangat santun dan menyatakan taat pada perintah Megawati Soekarnoputri.
"Publik Indonesia merekam itu dalam memorinya. Namun, hanya dalam sekejap GRR dengan dinginnya PDIP, meninggalkan capres yang diusung PDIP dan bergabung dengan capres lain karena dicalonkan cawapres," pungkasnya.
Di tengah perhatian yang tertuju pada keluarga Jokowi dan PDIP, Megawati Soekarnoputri belum memberikan komentar apa-apa.
Ia juga belum mengeluarkan instruksi terkait manuver Gibran maju sebagai bakal cawapres Prabowo Subianto.
Padahal, Megawati sejak jauh-jauh hari sudah memperingatkan supaya kadernya tidak bersikap mendua menjelang pemilihan umum dan presiden.
Juga, Gibran sudah bertemu dengan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, sehari sebelum Golkar menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas).
Di mana dalam Rapimnas tersebut, Golkar mengumumkan mengusung Gibran sebagai bakal cawapres Prabowo.
Pengumuman itu berlanjut pada deklarasi Gibran menjadi pasangan Prabowo, Minggu (22/10/2023) malam, yang sudah mendapat persetujuan dari para ketua umum partai KIM.
Pertemuan Gibran dengan Puan tersebut juga telah diungkap oleh Puan sendiri.
Puan mengatakan dalam pertemuan tersebut, Gibran sudah menyampaikan niatnya hendak berpartisipasi dalam Pilpres 2024.
Baca juga: PSI Deklarasi Dukungan Capres-Cawapres Malam Ini, Prabowo-Gibran Bakal Hadir
Namun, Puan mengaku PDIP belum bisa menentukan sikap terkait keputusan Gibran tersebut.
"Semalam, sudah ketemu sama Mas Gibran, yang di mana Mas Gibran menyampaikan, ada kemungkinan untuk mengikuti kontestasi Pilpres," ujar Puan aat menghadiri konsolidasi relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD se-Jawa Timur di Surabaya, Sabtu (21/10/2023), dilansir Kompas.com.
"Namun, untuk bagaimana (langkah ke depan) kita tunggu selanjutnya," sambung dia.
Terpisah, Ketua DPC PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, memilih bungkam saat ditanya mengenai Gibran Rakabuming Raka yang diusung menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto.
Rudy menegaskan, ia tidak akan berkomentar apapun selain tentang Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Langkah tersebut, kata Rudy, sesuai instruksi Megawati mengenai Pilpres 2024.
"Saya tidak akan komentari siapapun karena sudah instruksi dari ketua umum."
"Tidak boleh berbicara apapun dan fokus memenangkan Ganjar-Mahfud sebagai Presiden dan wakil presiden satu putaran dan menangkan PDIP. Tugas saya hanya itu saja," ujar FX Rudy saat ditemui di kediamannya, Minggu malam.
Saat ditanya tentang status Gibran di PDIP, Rudy mengaku tak tahu lantaran hal tersebut merupakan hak preogratif Megawati.
"Ndak tahu saya, KTA-nya kan ibu Mega yang tanda tangan," kata dia.
Prabowo-Gibran Bakal Daftar ke KPU

Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bakal mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu (25/10/2023).
Sekretaris Jenderal Gerindra, Ahmad Muzani, mengungkapkan Prabowo-Gibran nantinya akan diantar oleh para ketua umum partai KIM dan jajaran sekjen.
Terkait dokumen persyaratan keduanya, Muzani memastikan telah siap.
"Yang akan menghantar tentu saja pimpinan partai koalisi dan sekretaris jenderal. Dokumen dari calon presiden dan wakil presiden Insya Allah sudah siap," kata dia dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, Muzani menuturkan rencananya Prabowo-Gibran akan mendatangi KPU pukul 10.00 WIB.
Sebelum mendaftar, Prabowo dan keluarga akan berkumpul bersama untuk berdoa agar proses pendaftaran mendapatkan kelancaran.
"Pak Prabowo juga akan berkumpul dengan keluarganya untuk berdoa bagi kelancaran pendaftaran dan proses pencalonan beliau sebagai calon presiden," jelas Muzani.
Meski demikian, hingga Senin, KPU belum menerima surat pemberitahuan resmi dari partai KIM terkait pendaftaran Prabowo-Gibran.
Diketahui, parpol atau koalisi partai yang mengusung capres-cawapres harus bersurat secara resmi dulu kepada KPU sebelum melakukan pendaftaran.
"Sampai saat ini KPU belum menerima surat pemberitahuan resmi rencana pendaftaran bakal pasangan calon presiden wakil presiden dari gabungan partai politik KIM," ujar Anggota KPU, Idham Holik, saat dikonfirmasi, Senin.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Nurmulia Rekso/Hasanudin Aco/Rina Ayu/Mario Christian/Fersianus Waku, TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin/Andreas Chris, Kompas.com/Indra Akuntono/Nicholas Ryan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.