Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2024

Kala Deklarasi Mahfud MD Jadi Cawapres Ganjar Dapat Sorotan 

Selain itu, The Strait Times juga menyebut Mahfud mendapat banyak dukungan setelah ia melawan korupsi.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Bakal Calon Wakil Presiden Mahfud MD didampingi Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menyapa relawan saat menuju Gedung KPU, Jakarta, Kamis (19/10/2023). Pasangan Ganjar dan Mahfud MD menjadi pasangan kedua yang mendaftar di KPU sebagai Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024 yang diusung empat partai yakni PDI Perjuangan, PPP, Partai Perindo, dan Partai Hanura. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deklarasi Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendapat sorotan.

Sorotan itu datang dari berbagai pihak, salah satunya media The Strait Times yang berbasis di Singapura.

The Strait Times melalui sebuah artikelnya membuat judul 'Indonesia election: Ruling party PDI-P picks security minister Mahfud as running mate for Ganjar.'

Media itu menyebut Mahfud merupakan anggota senior organisasi Islam terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia, Nadhlatul Ulama (NU). 

Baca juga: Plus-Minus Jika Prabowo Pinang Gibran Jadi Cawapres, Suara Ganjar dan Citra Jokowi Bakal Terdampak

Selain itu, The Strait Times juga menyebut Mahfud mendapat banyak dukungan setelah ia melawan korupsi.

 “Dalam pidatonya setelah pengumuman tersebut, Dr. Mahfud menekankan perlunya Indonesia mempertahankan penegakan hukum yang kuat dan terus memerangi korupsi,” tulis The Strait Times. 

Mahfud sendiri diumumkan sebagai cawapres pendamping Ganjar pada Rabu (18/10/2023) lalu di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta.

Deklarasi itu langsung diumumkan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bersama pimpinan partai politik (parpol) pendukung.

Perpaduan Nasionalis-Religius

Sementara, Ketua DPP PDIP, Said Abdullah mengatakan pasangan Ganjar-Mahfud adalah perpaduan nasionalis dan religius.

"Ganjar nasionalis, Mahfud religius," kata Said kepada wartawan dikutip pada Jumat (20/10/2023).

Said menyebut Ganjar dan Mahfud adalah sosok yang lahir dari rakyat jelata, sama-sama bukan keturunan priyayi. 

"Merangkak dari bawah, menjalani pasang-surutnya kehidupan," ujarnya.

Menurutnya, Ganjar dibesarkan dari keluarga polisi berpangkat rendah yang sederhana, namun penuh disiplin. 

Sementara, Mahfud lahir dari keluarga santri yang membawakan Islam Wasathiyah.

"Saat mahasiswa, Ganjar digembleng di GMNI, menyerap seluruh pemikiran dan gerak juang Bung Karno. Mahfud MD ditempa di HMI, namun kental dengan tradisi nahdliyah-nya," ucap Said.

Selain itu, Said menjelaskan Ganjar dididik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, sementara Mahfud dibesarkan Abdurahman Wahid atau Gus Dur. 

"Kita ketahui, Ibu Mega dan Gus Dur adalah pemimpin terdepan gerakan reformasi. Kini anak didiknya bersatu," ungkapnya.

Baca juga: Hasto: Ganjar-Mahfud Bukan Pemimpin Bermodal Ambisi Kekuasaan dan Kata-kata Manis

Kemudian, dia menuturkan Ganjar dan Mahfud sama-sama menjadi singa parlemen pada zamannya. 

"Keduanya kritis-konstruktif. Ganjar dan Mahfud membuktikan diri bagian dari kekuasaan, namun tidak tergoda oleh manisnya kekuasaan. Beliau berdua tidak mabuk kekuasaan," tegas Said.

Said menuturkan Ganjar dan Mahfud memiliki komitmen yang sama untuk melawan tindakan korupsi.

"Perang melawan korupsi  bukan lagi janji, sepak terjangnya membuktikan keduanya bukanlah pepesan kosong dalam hal itu," tuturnya.

Tak hanya itu, dia melanjutkan pengalaman penugasan Ganjar-Mahfud juga sangat lengkap. 

"Ganjar Pranowo pernah menjadi anggota DPR RI, menjadi Gubernur Jawa Tengah dua periode dengan sukses mengentaskan kemiskinan sampai 1 juta warganya. Kesuksesannya memimpin Jawa Tengah menjadi arsip sejarah yang membanggakan," terang Said.

Sementara Mahfud, pernah menjadi menteri semasa Presiden Gus Dur, anggota DPR RI, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). 

"Semasa menjadi Ketua MK, beliau pula yang membongkar skandal korupsi yang melibatkan hakim konstitusi Akil Mochtar. Saat menjadi Menkopolhukam saat ini, beliau pula yang mengungkapkan kasus kasus kakap, korupsi di pajak, bea cukai, kasus Ferdy Sambo, dan lain-lain," imbuhnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved