Pilpres 2024
Janji Capres Soal Pangan: Prabowo dan Ganjar Bicara Swasembada, Anies Soroti Kesejahteraan Petani
Isu pangan menjadi sorotan kadidat calon presiden atau Capres 2024 Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. Catat janji mereka.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isu pangan menjadi sorotan kadidat calon presiden atau Capres 2024 Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
Isu pangan saat ini menjadi pembicaraan di tengah merangkaknya harga kebutuhan pokok seperti beras.
Kekuatan pangan menjadi penting bagi Indonesia saat ini di tengah konflik Rusia-Ukraina dan perubahan iklim.
Untuk itu, masyarakat perlu mengetahui apa yang akan di lakukan para kandidat Capres 2024 apibila mereka terpilih menjadi presiden dalam Pilpres nanti.
Seperti diketahui, pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden saat ini semakin dekat.
Tiga kandidat yang diprediksi maju dalam Pilpres 2024 pun mulai bergriliya merebut hati masyarakan dengan memberikan janji-janji.
Baca juga: PDIP Tutup Peluang Ganjar Jadi Cawapres di 2024, Djarot Saiful Hidayat Ungkap Alasannya
Dalam sepekan kemarin, para kandidat berbicara terkait ketahanan pangan di Indonesia.
Baik Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan mengungkap janjinya dalam bidang pangan apabila mereka terpilih menjadi presiden periode 2024-2029.
Berikut janji para kandidat Capres 2024 yang dihimpun Tribunnews.com;
1. Prabowo Subianto Janjikan Swasembada Pangan
Bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto mengungkap janjinya akan membawa Indonesia menjadi negara swaasembada pangan.
Prabowo mengatakan Indonesia harus mencapai swasembada pangan, energi, dan air.
Menurutnya, Indonesia tidak boleh tergantung dengan bangsa lain soal pangan.
"Kita tidak boleh tergantung dengan bangsa lain untuk makan kita," kata Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara Seminar Nasional Kebangsaan Bersama 1.000 Guru Besar, Rektor dan Cendekiawan se-Indonesia, di Hotel Bidakara Jakarta pada Sabtu (30/9/2023).
Baca juga: Anies: Kita Harus Kembalikan Ilmu dan Sains sebagai Rujukan Pengambilan Keputusan
Eks Danjen Kopassus itu pun menanggapi kritik dari berbagai pihak yang menyoroti pembuatan sawah-sawah baru oleh pemerintah.
Kritik itu menyebut pemerintah lebih murah membeli beras dari Vietnam dan Kamboja ketimbang membuat sawah sendiri.
Menurutnya, kritikan tersebut sesat dan keliru.
Pasalnya, kedaulatan pangan menjadi program penting jika nantinya ada bencana maupun perang.
"Ada juga kritik untuk apa kita pelihara ternak sapi. Lebih baik impor dari Australia. Ini pemikiran yang sesat. Ini pemikiran keliru dan harus ada yang berani mengatakan keliru," jelasnya.
Baca juga: Prabowo Kalahkan Ganjar dalam Head to Head pada Semua Hasil Survei yang Dirilis Bulan September
"Kenapa? kalau terjadi keadaan darurat, kalau terjadi bencana, kalau terjadi perang mereka negara-negara itu tidak akan mengizinkan beras, pangan dijual ke Indonesia. Mereka akan tutup dan itu terjadi waktu kita kena bencana Covid-19," sambugnya.
Lebih lanjut, kata Prabowo, kedaulatan pangan inilah yang membuat kini harga pangan mulai semakin merangkak naik.
Karena itu, Ia pun mempertanyakan pihak yang justru menyerang proyek food estate pemerintah.
"Kenapa harga pangan naik? karena ini. Tapi masih ada tokoh-tokoh yang menyerang untuk apa food estate. Nggak paham. Kita harus mandiri di bidang pangan, harus mandiri di bidang BBM, dan harus mandiri di bidang air," katanya.
Ia pun bertekad, jika dirinya berkesempatan diberikan mandat oleh rakyat Indonesia, dirinya pasti akan memperjuangkan swasembada pangan untuk kemajuan bangsa.
"Bahkan insyaAllah, manakala kita diberi mandat, kesempatan oleh rakyat, insyaAllah kita bukan saja swasembada pangan, kita akan jadi lumbung pangan untuk dunia," katanya.
2. Ganjar Pranowo Janjikan Percepat Berdikari di Bidang Pangan
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo pun mengungkap ide dan gagasannya soal mewujudkan kedaulatan pangan.
Ganjar akan menjadikan pangan sebagai supremasi kepemimpinan Indonesia di kancah dunia.
"Tema Rakernas PDIP kali ini sangat relevan, di mana kita harus mewujudkan kedaulatan pangan. Pangan harus jadikan supremasi kepemimpinan Indonesia di kancah dunia," kata Ganjar saat acara Rakernas IV PDIP di JIExpo, Jumat (29/9/2023).
Kedaulatan pangan lanjut Ganjar tentu tidak bisa terjadi begitu saja.
Butuh peran serta pemerintah untuk menjadikan Indonesia menjadi negara swasembada pangan.
"Negara harus menjadikan petani dan nelayan sebagai tuan di negerinya sendiri. Kita harus jadikan sawah sebagai hamparan kesejahteraan dan laut sebagai hamparan kemakmuran," katanya.
Caranya lanjut dia sangat beragam.
Pertama, dilakukan adalah menggenjot riset dan teknologi di bidang pertanian dan perikanan.
"Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan perguruan tinggi harus dilibatkan untuk mewujudkan inovasi di dua bidang itu. Sudah banyak inovasi yang ada saat ini, namun kita harus terus optimalkan itu," ucapnya.
Penegakan hukum dan penataan tata ruang juga tak boleh diabaikan.
Ilegal fishing harus diberantas dan tidak boleh lagi ada di negeri ini.
Pengelolaan pangan lanjut Ganjar harus dilakukan dengan baik dari hulu ke hilir.
Selain mengembangkan inovasi teknologi dan modernisasi, pemenuhan sarana prasarana pertanian dan perikanan juga menjadi penting.
Upskilling serta pemberian bantuan, insentif dan sarana lain juga harus tepat sasaran.
"Politik pangan ini sangat penting. Apabila kita bisa meningkatkan sektor pangan untuk kesejahteraan rakyat, maka kita bisa membawa Indonesia jaya, berdikari dan berdaulat. Dengan berpihak pada petani dan nelayan, maka kita bisa mempercepat untuk berdikari di bidang pangan," pungkasnya.
3. Anies Baswedan Janji Perbaiki Kesejahteraan Petani
Bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan dalam safari politik di Sumenep, Madura, Jumat (29/9/2023) menyinggung kesejahteraan petani yang masih belum menjadi keseriusan pemerintah.
Di sisi lain, harga bahan pokok yang diproduksi petani semakin tinggi di pasaran, tetapi harga tinggi tak dirasakan petani.
Anies mengatakan, perubahan yang akan dia lakukan jika jadi presiden nanti adalah mengubah sektor pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan untuk menyejahterakan petani.
"Bagaimana selama 78 tahun kita merdeka, kondisi petani kita terkalahkan, terpinggirkan dan banyak yang pra sejahtera," kata Anies dalam keterangan tertulis, Jumat dilansir dari kompas.com.
"Di sisi lain, kita yang di kota beli produk mereka dengan harga yang tinggi. Namun harga tinggi itu tidak sampai ke petani, harga tinggi itu tak membuat petani kita sejahtera," ucapnya.
Dalam pidato yang sampaikan di Pondok Pesantren Ar Raudhah pimpinan Kiai As'adi Syarqowi ini, Anies turut memohon doa kepada tokoh agama di tempat itu.
"Kita niati dan mohon doanya, Kita ingin mengubah kondisi ini (petani, peternak, dan nelayan), dan ini harus kita kerjakan sama-sama, insya Allah perubahan itu akan terjadi," imbuh dia.
(Tribunnews.com/ igman/ fransiskus/ kompas.com)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.