Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2024

Demokrat Dinilai Sulit Dukung Ganjar, Masa Lalu Megawati dan SBY Jadi Kendala

Dia menilai Demokrat lebih punya peluang untuk bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendukung Prabowo Subianto.

NET
Presiden Kelima Megawati Soekarnoputri (paling kiri) dan Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (paling kanan). Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menilai agak sulit bagi Partai Demokrat untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) 2024 setelah keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menilai agak sulit bagi Partai Demokrat untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) 2024 setelah keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Menurut Agung, akan berisik bagi Demokrat jika bergabung dengan PDIP lantaran bisa menggerus basisnya yang sudah memilih jalan oposisi.

"Secara institusional peluang Demokrat merapat ke PDIP mengemuka setelah keluar dari KPP, walaupun beresiko menggerus basis massa laten mereka yang selama ini memilih jalan oposisi," kata Agung kepada Tribunnews.com, Senin (11/9/2023).

"Sehingga manuver mendekat ke PDIP bisa diibaratkan dua sisi keping logam. Punya efek insentif dan disinsentif elektoral bila tak diarahkan dalam format koalisi yang jelas dan setara," sambungnya.

Terlebih, Agung menjelaskan Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki masa lalu yang kurang baik jelang Pemilu 2004.

Sehingga, dia menilai Demokrat lebih punya peluang untuk bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendukung Prabowo Subianto.

"Secara personal, harus diakui Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (SBY) memiliki hubungan yang lebih baik dengan Ketua Umum Gerindra, Prabowo ketimbang Ketua Umum PDIP, Megawati karena ada kisah masa lalu jelang Pemilu 2004 yang tak tuntas," ucap Agung.

Selain itu, Agung menjelaskan di KIM lebih membuat Demokrat leluasa bergerak walaupun tak lagi dalam narasi utuh perubahan.

"Karena di KIM komunikasi politik lebih cair dan organik ketimbang yang selama ini tampak di Koalisi PDIP," imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved