Selasa, 30 September 2025

Pilpres 2024

Sindiran AHY di Tengah Ucapan Selamat untuk Anies-Cak Imin: Memilih Pemimpin Tidak Bisa Begitu Saja

AHY memberikan sindiran yang menohok pada pihak-pihak yang berkhianat. Sindiran itu disampaikan di tengah ucapan selamat untuk Anies-Cak Imin.

Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan keterangan pers di kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Jumat (11/8/2023). Saat konferensi pers, Senin (4/9/2023), AHY memberikan sindiran yang menohok pada pihak-pihak yang berkhianat pada Demokrat. Sindiran itu disampaikan di tengah ucapan selamat untuk Anies-Cak Imin. 

TRIBUNNEWS.com - Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), akhirnya buka suara soal NasDem yang memilih Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, sebagai calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.

Di tengah ucapan selamat untuk pasangan Anies-Cak Imin sebagai capres-cawapres 2024, AHY memberikan sindiran menohok untuk pihak-pihak yang mengkhianati Demokrat.

Ia mengatakan, memilih pemimpin, terutama capres dan cawapres, tidak bisa diputuskan dalam waktu yang singkat.

Menurutnya, memilih capres dan cawapres harus dilakukan lewat musyawarah dan diskusi bersama Majelis Tinggi Partai.

"Memilih pemimpin, utamanya calon presiden dan calon wakil presiden, yang kelak akan bertanggung jawab atas lebih dari 270 juta jiwa; tidak bisa hanya diputuskan begitu saja, dalam hitungan menit, oleh segelintir orang."

Baca juga: Usai Anies-Cak Imin Deklarasi Capres-Cawapres, AHY: Kita Harus Move On, Gusti Allah Mboten Sare

"Sesuai dengan konstitusi Partai Demokrat, tentu harus dimusyawarahkan terlebih dulu, dan dibicarakan dalam wadah Majelis Tinggi Partai," kata AHY dalam konferensi pers di Kantor DPP Demokrat, Jakarta, Senin (4/9/2023).

Tak hanya itu, AHY juga menyinggung dalam berpolitik juga harus mengutamakan etika.

Ia menekankan, untuk meraih tujuan, cara yang dilakukan tidak boleh merugikan pihak lain.

AHY menilai ada baiknya untuk tidak menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan.

"Saya rasa semua rakyat Indonesia yang kita perjuangkan ini, sepakat untuk berpolitik secara beretika. Artinya, kita mendambakan praktik-praktik yang baik."

"Kita juga tidak ingin seolah semuanya bisa, asal tidak boleh kalah. Cara tidak boleh menikam tujuan. Cara juga harus dijiwai oleh tujuan. Begitu pula sebaiknya," tutur dia.

AHY pun mengingatkan, sejak awal Demokrat sudah memberi peringatan agar partai pimpinannya itu tidak dipaksa menerima keputusan yang diambil secara sepihak.

Ia mengatakan Koalisi Perubahan dibentuk atas dasar rasa saling percaya satu sama lain.

Karena itu, kata AHY, pada akhirnya Demokrat memilih untuk mundur dari Koalisi Perubahan ketimbang harus menerima keputusan yang tidak melibatkan semua anggota partai koalisi.

"Sejak awal pula, Partai Demokrat telah mengingatkan, untuk tidak sekali-kali melakukan fait accompli, atau dalam tanda kutip, memaksa Partai Demokrat, untuk menerima sebuah keputusan."

"Keputusan yang sepihak tanpa melibatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan tersebut. Dasarnya adalah, mutual trust, rasa saling percaya, juga semangat keadilan, dan kesetaraan, yang menjadi titik temu perjuangan," beber AHY.

"Bagi kami, lebih baik bersepakat untuk tidak sepakat (agree to disagree), daripada dipaksa menerima keputusan, yang kami tidak terlibat dalam prosesnya," sambungnya.

Sebagai informasi, pada Kamis (31/8/2023), Demokrat lewat Sekretaris Jenderal Partai, Teuku Riefky Hasya, membeberkan pengkhianatan yang dilakukan NasDem.

Baca juga: NasDem Klaim Anies Sempat Telepon AHY soal Cawapres Cak Imin, Tapi Tidak Diangkat

Menurut Riefky, Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, memutuskan memilih Cak Imin sebagai cawapres Anies secara sepihak, tanpa memberi tahu Demokrat dan PKS.

Buntutnya, Demokrat pun mengumumkan keluar dari Koalisi Perubahan, Jumat (1/9/2023), dan mencabut dukungannya untuk Anies.

Meski demikian, AHY tak menutup kemungkinan Demokrat bisa kembali bekerja sama dengan NasDem, PKS, dan bahkan PKB ke depannya.

Ia pun mengucapkan selamat kepada Anies-Cak Imin yang telah resmi menjadi pasangan capres-cawapres.

"Kita tidak tahu dalam perjalanannya ke depan; kita mungkin akan bertemu kembali dan menjalin kerja sama untuk agenda-agenda besar kebangsaan."

"Untuk itu, saya mengucapkan selamat kepada Bapak Anies Rasyid Baswedan dan Bapak Muhaimin Iskandar yang baru saja mendeklarasikan sebagai pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2024 ke depan. Semoga sukses," pungkas AHY.

Cak Imin Langsung Ditodong Jadi Cawapres

Deklarasi capres Anies Baswedan dan cawapres Muhaimin Iskandar alias Cak Imin di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023).
Deklarasi capres Anies Baswedan dan cawapres Muhaimin Iskandar alias Cak Imin di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023). (YouTube KompasTV)

Diketahui, proses penunjukan Cak Imin sebagai cawapres Anies tak membutuhkan waktu lama.

Saat bertemu Surya Paloh pada Senin (28/8/2023), Cak Imin langsung diminta untuk menjawab tawarannya.

"Lama tidak bertemu, akhirnya bertemu dalam waktu singkat. Tentu saya sangat bahagia (ditawari menjadi cawapres)."

"Tapi, yang agak menyulitkan adalah saya diminta jawaban detik itu juga," ungkap Cak Imin saat berpidato di Deklarasi Capres-Cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023), dikutip dari YouTube KompasTV.

"Tapi, Bang Surya bilang, kalau kamu nggak mau salaman, berarti selamanya kita nggak ketemu lagi."

"Tapi, kalau kamu oke, saya yakin, jamin, insya allah menang dan Indonesia jadi lebih baik. Kalau sudah begitu ya salaman (untuk) Indonesia yang lebih baik," imbuh Cak Imin menirukan ucapan Surya Paloh.

Hanya dalam waktu 3 hari, Cak Imin mendapat restu dari keluarga besar PKB untuk berpasangan dengan Anies.

Baca juga: AHY Dihadapan Kader Demokrat: Saya Ucapkan Selamat kepada Anies-Imin, Semoga Sukses

Bahkan, dalam 3 hari itu, ada kiai Nahdlatul Ulama (NU) yang kebetulan berada di Mekkah, melakukan istikharah untuk mendapatkan jawaban.

"Bahkan, kita sempat nyari nih siapa kiai yang lagi di Mekkah. Coba cek dari istikharah di Mekkah. Ada yang namanya Kiai Badlawi, Gus Badlawi (dari) Kudus."

"(Beliau) langsung telepon saya, 'Muncul hasilnya'. 'Apa Kiai?'. 'Jalan terus (berpasangan dengan Anies), terbaik'," cerita Cak Imin.

Meski demikian, Cak Imin mengaku dirinya sebenarnya sudah diminta untuk mendampingi Anies sejak lama, tepatnya 2021.

Kala itu, ia dipanggil oleh putra tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Asad Syamsul Arifin, Kiai Kholil Asad, ke Situbondo, Jawa Timur.

"Tahun 2021, saya dipanggil Kiai Kholil Asad di Situbondo. Beliau adalah putra KH Asad Syamsul Arifin, pendiri NU."

"Saya dipanggil, 'Muhaimin, menurut saya kamu harus berpasangan dengan Anies Baswedan'," cerita Cak Imin, Sabtu, dikutip dari YouTube KompasTV.

Meski demikian, Cak Imin mengaku saat itu ia tak bisa memberikan jawaban untuk Kiai Kholil Asad.

"Saya tidak berani menolak, tetapi saya juga tidak berani menjawab iya," pungkas dia.

Pengamat: Surya Paloh Kubur Mimpi Anies Baswedan

Bacapres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan; Ketua Umum NasDem, Surya Paloh; dan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin); saat Deklarasi Capres Anies Baswedan-Cawapres Muhaimin Iskandar di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023).
Bacapres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan; Ketua Umum NasDem, Surya Paloh; dan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin); saat Deklarasi Capres Anies Baswedan-Cawapres Muhaimin Iskandar di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023). (Facebook Anies Baswedan)

Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, merespons soal duet Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin di Pilpres 2024.

Jamiluddin menilai, duet yang diklaim Demokrat dilakukan sepihak oleh Partai NasDem itu hanya mengubur mimpi Anies Baswedan sebagai capres.

"Surya Paloh juga sudah "mengubur" Anies dengan menduetkannya bersama Cak Imin. Sebab, Cak Imin sosok yang tidak laku dijual," kata Jamiluddin dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/9/2023).

Pernyataan itu didasari Jamiluddin pada tingkat elektabilitas Cak Imin di beberapa lembaga survei yang masih rendah belakangan ini.

Baca juga: Meski Ditikung, AHY Tetap Ucapkan Selamat ke Anies-Cak Imin

Padahal kata dia, berbagai upaya sudah dilakukan Cak Imin, namun elektabilitasnya tetap tidak terdongkrak.

"Ini artinya, elektabilitas Cak Imin memang sudah sulit untuk dikerek," tutur dia.

Kondisi itu yang dinilai Jamiluddin, membuat Prabowo Subianto selaku rekan koalisi Cak Imin terus mengulur waktu untuk mendeklarasikannya sebagai cawapres.

"Prabowo tak yakin Cak Imin dapat membantunya untuk meningkatkan elektoral," kata dia.

Menurut dia, hal ini justru ironis bagi NasDem dan Anies Baswedan.

Sebab menurutnya, Prabowo saja tak menginginkan Ketua Umum PKB itu menjadi cawapresnya, tapi NasDem justru secara sepihak memilih Cak Imin.

Menurut dia, pilihan Nasdem itu sudah mengenyampingkan impian Anies Baswedan untuk menang di Pilpres.

"Anies dipaksa berpasangan dengan cak Imin hanya untuk kalah dalam kontestasi Pilpres 2024. Ini tentu Ironi buat Anies, yang konon digadang-gadang sebagai simbol perubahan," tukas dia.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat Sebut Wacana Cak Imin Jadi Cawapres dari Koalisi Perubahan Hanya Kubur Mimpi Anies Baswedan

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Rizki Sandi Saputra)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan