Pilpres 2024
Demokrat Bantah SBY Sebar Hoaks Soal Anies-AHY Bakal Dideklarasikan Awal September 2023
Partai Demokrat membantah SBy sebar hoaks soal Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bakal didekalarasikan menjadi capres-cawapres.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat membantah Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebar berita bohong atau hoaks soal Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bakal didekalarasikan menjadi capres-cawapres.
Dalam keterangan SBY, duet Anies-AHY disebutkan bakal dideklarasikan menjadi capres-cawapres pada awal September 2023.
Janji itu diklaim disampaikan seluruh parpol koalisi perubahan di kediaman SBY, Cikeas, Bogor, Jawa Barat pada 25 Agustus 2023 lalu.
Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat, Herman Khaeron memastikan kesepakatan deklarasi Anies-AHY itu diungkap dalam pertemuan tersebut.
"Ada. Ada. Saya ada di tempat di sana. Ada pembahasan awal September ada. Kan digodok di tim 8. Tim 8 kan sudah matangkan deklarasi bisa dijalankan awal September. Jadi memang ya peristiwa-peristiwa itu yang disampaikan dalam kronologis peristiwa oleh sekretaris jenderal ya memang itu ada. Dan Demokrat ya apa adanya," kata Herman di Kantor DPP Demokrat, Jakarta, Senin (4/9/2023).
Herman menuturkan bahwa kesepakatan AHY sebagai cawapres Anies juga disampaikan secara langsung pada pertemuan tersebut.
Baca juga: AHY Sebut Demokrat akan Gabung Koalisi Lain dan Segera Move On, Akui Sudah Maafkan yang Menyakiti
Bahkan, ada juga permintaan tertulis dalam pertemuan tersebut.
"Kan sudah disampaikan baik secara verbatim yang ditelepon langsung kepada AHY, maupun yang tertulis tanggal 25 Agustus, itu jelas ya bahwa dan saya sebagai kepala BPOKK juga diinfokan bahwa ada verbatim, dan segala macam," jelas Herman.
"Ketum ini kan orangnya apa adanya, menyampaikan apa adanya. Nah setiap kali ada peristiwa yang itu menyangkut persoalan, perjalanan koalisi maupun calon wakil presiden atau presiden itu selalu diinfokan kepada kami. Dan kami juga harus menyimpan informasi itu," sambungnya.
Karena itu, Herman membantah SBY menyebarkan berita bohong soal adanya kesepakatan tersebut.
Baca juga: PPP Terbuka Jika Demokrat Gabung ke Koalisi Pendukung Ganjar Pranowo
"Jadi kalau dikatakan apakah benar peristiwa itu, ya peristiwa itu benar apa adanya disampaikan kepada publik. Saya ada di Cikeas. Saya tidak ikut pertemuan karena itu pertemuan tim 8 dengan ketua majelis tinggi partai demokrat. Tapi ya setelah pertemuan itu diinfo kepada kami bahwa ada pertemuan itu," tandasnya.
Sebelumnya, Bendahara Umum DPP NasDem, Ahmad Sahroni menyebut Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menyebarkan informasi bohong.
Kebohongan yang dimaksud adalah soal keputusan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang akan dideklarasikan menjadi capres-cawapres.
"Mengklarifikasi apa yang disampaikan oleh pak SBY bahwa Anies AHY akan dideklarasikan awal September. Omongan itu saya katakan nggak ada," kata Sahroni kepada wartawan di Bareskrim Polri, Senin (4/9/2023).
"Tapi Pak SBY meminta deklarasi tanggal 3 September itu benar. Jadi apa yang disampaikan Pak SBY sebenarnya itu adalah bohong belaka," sambungnya.
Sahroni memastikan saat pertemuan yang digelar di Cikeas Bogor pada 25 Agustus 2023 lalu, tidak ada keputusan yang menyebut akan ada deklarasi Anies-AHY.
"Tidak ada bahwa Anies AHY akan dideklrasikan awal September, jadi nggak ada. Selama 2 jam saya di dalam ruangan itu adalah menerima cerita tentang apa yang pengalaman pak SBY selama memulai proses sebagai capres 2004. Beliau cerita terkait apa yang pernah terjadi sama dirinya," ungkapnya.
Untuk itu, Sahroni meminta kepada SBY agar lebih bijak dalam membuat pernyataan ke ruang publik.
Namun, niat pelaporan polisi itu diurungkan oleh Sahroni karena dilarang oleh Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh dan juga bacapres Anies Baswedan.
"Tapi juga dalam perspektif politik harusnya seorang mantan presiden menyampaikan secara utuh apa yg terjadi sebenarnya pada tanggal 25 Agustus. itulah pokok masalah kenapa saya harus hadir di sini," ungkapnya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengungkapkan bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, sempat menemui dirinya di kediamannya di Cikeas, Bogor, untuk memberitahu terkait deklarasi cawapres.
SBY menyebut, Anies yang datang bersama Tim 8, akan mendeklarasikan cawapres pada awal September 2023.
Adapun pertemuan tersebut, kata SBY, dilakukan pada Jumat (25/8/2023).
"Di ruangan ini, saya duduk di sini, pada 25 Agustus 2023, Pak Anies duduk di sini (menunjukan tempat duduk Anies di depan SBY) dengan didampingi Tim 8. AHY memang tak selalu hadir."
"Anies menyampaikan kepada saya, didengar oleh semua, bahwa awal September ini akan mendeklarasikan koalisi ini dalam kapasitasnya sebagai capres berikut capres dan cawapres yang telah selesai diputuskan," tuturnya dalam konferensi pers di Cikeas, Bogor pada Jumat (1/9/2023) dikutip dari YouTube Partai Demokrat.
Tiga hari setelah pertemuan dengannya, SBY mengatakan Anies justru memilih Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapresnya.
SBY menyebut, tindakan Anies memilih Cak Imin sebagai cawapresnya tersebut tidak pernah diberitahukan kepadanya serta Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Saya memang sebagai orang tua, kok jadi begini (melihat tindakan Anies -red)," ujarnya.
SBY menegaskan, bahwa manuver semacam ini bukanlah akhir dari perjuangan Partai Demokrat.
Pada kesempatan yang sama, SBY juga mengungkapkan dipilihnya Cak Imin sebagai cawapres dari Anies bukanlah kiamat.
Ungkapan SBY ini ditujukan bagi para kader Partai Demokrat di Tanah Air.
"Para kader, saya minta mari kita tenangkan hati kita, pikiran kita. Ini bukan kiamat, ini bukan akhir dari perjuangan kita, bukan," katanya dikutip dari YouTube Partai Demokrat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.