Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2024

Usai Dikhianati NasDem dan Anies, SBY Ungkap Kubu Ganjar dan Prabowo Pernah Tawarkan Kerja Sama

SBY menyampaikan partainya mendapatkan tawaran kerja sama politik dari koalisi pendukung Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Penulis: Nuryanti
Tribunnews.com/Gilang Putranto
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Demokrat menganggap Anies Baswedan dan NasDem mengkhianati piagam KPP. 

TRIBUNNEWS.COM - Partai Demokrat menganggap Anies Baswedan dan Partai NasDem mengkhianati piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang sudah disepakati.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengakui partainya keliru mendukung Anies Baswedan sebagai bakal capres di Pilpres 2024.

Pasalnya, Partai NasDem dan Anies Baswedan telah sepakat menggandeng Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai bakal cawapres.

"Anggaplah kita salah kali ini, tapi kita belajar."

"Mudah-mudahan kita tidak salah lagi ke depan dan mudah-mudahan dengan izin Allah SWT, kita juga tidak kalah nantinya," ujarnya dalam Sidang Majelis Tinggi Partai Demokrat di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jumat (1/9/2023), dilansir Kompas.com.

Baca juga: Sandiaga Tanggapi Pernyataan SBY yang Sebut Ada Menteri Aktif Ajak Buat Poros Baru

SBY pun mengaku bersyukur karena manuver NasDem, PKB, dan Anies Baswedan menjadi sinyal agar Demokrat tidak keliru memilih mitra koalisi.

"Kita tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang yang lain, yang kalau kita teladani dari akhlak pemimpin-pemimpin besar, untuk yang beragama Islam meneladani akhlak Rasulullah."

"Dan yang kita rasakan sekarang ini mereka tidak sidiq, tidak jujur, tidak amanah, berarti tidak bisa dipercaya dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati, tidak memegang komitmen dan janji-janjinya," terang SBY.

Ditawari Kerja Sama Koalisi Pendukung Ganjar dan Prabowo

SBY menyampaikan partainya mendapatkan tawaran kerja sama politik dari koalisi pendukung Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Adapun tawaran dari koalisi pendukung Ganjar Pranowo, ditandai dengan bertemunya Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dengan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani beberapa waktu lalu.

"Pihak Pak Ganjar capres Ganjar Pranowo itu mengajak kalau Partai Demokrat bisa bergabung ke pihak beliau, ditandai dengan pertemuan Mbak Puan dengan AHY beberapa saat yang lalu," ungkapnya, Jumat.

Baca juga: Jawaban Jokowi Ketika SBY Sebut Nama Pak Lurah soal Anies Pilih Muhaimin, Musang Berbulu Domba Siapa

Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat rapat dengan MTP di Kediaman Cikeas, Bogor, Jumat (1/9/2023).
Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat rapat dengan MTP di Kediaman Cikeas, Bogor, Jumat (1/9/2023). (Tribunnews.com/ rizki sandi saputra)

Sementara itu, dengan Prabowo, Demokrat diajak saat Prabowo mendatangi SBY di Pacitan.

Saat itu, Prabowo menyampaikan adanya ajakan untuk bekerja sama di Pilpres 2024.

"Kedua, Pak Prabowo, beliau datang ke Pacitan menemui saya dan menyampaikan saya juga ajakannya," kata SBY.

"Saya harus jujur mengatakan bahwa cara seperti itu adalah cara yang baik, sah, tidak salah, dan dibenarkan dalam demokrasi, dalam dunia politik," lanjutnya.

Menurutnya, ajakan dari kedua pihak itu serius dan tulus.

Bahkan, ajakan itu juga sempat tersampaikan kepada publik.

"Ajakannya juga saya dengarkan tulus dan serius, dilakukan secara terbuka, publik juga tahu, ini kan baik untuk transparansi politik," jelas SBY.

Baca juga: SBY Bongkar Dugaan Jokowi Terlibat di Balik Anies-Muhaimin, Ucap Musang Berbulu Domba Sindir Siapa?

Demokrat Tak akan Patok Syarat Cawapres

Sekretaris Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat, Andi Mallarangeng, menyebut pihaknya tidak akan menaruh syarat apapun untuk melanjutkan kerja sama politik ke depannya.

Menurut Andi, saat ini pihaknya terbuka dengan partai politik maupun koalisi manapun yang ingin bekerja sama usai menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan.

Demokrat juga tidak menarget syarat saat menjalin kerja sama dengan Koalisi Perubahan sebelumnya.

"Dari dulu ketika kami berkoalisi, termasuk dengan waktu Koalisi Perubahan untuk Persatuan ini, kami tidak pernah mengajukan syarat-syarat," ujarnya saat jumpa pers di Kediaman SBY, Cikeas, Bogor, Jumat.

Ia mengatakan, segala sesuatu yang terjadi di dalam internal koalisi adalah bentuk perkembangan komunikasi, termasuk soal keinginan mengusung kader baik untuk Capres ataupun Cawapres.

Sehingga, Demokrat tidak menargetkan suatu syarat jika ingin menjalin koalisi baru nantinya.

"Kita komunikasi aja, dari komunikasi itu dan komunikasi itu kan kemudian akan muncul pembicaraan-pembicaraan lebih lanjut di dalam," papar Andi Mallarangeng.

Baca juga: SBY Mengaku Sempat Diingatkan Kader Demokrat Berkali-kali Agar Tidak Percaya Anies dan NasDem

Sekretaris Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Andi Mallarangeng saat jumpa pers di Kediaman SBY, Cikeas, Bogor, Jumat (1/9/2023).
Sekretaris Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Andi Mallarangeng saat jumpa pers di Kediaman SBY, Cikeas, Bogor, Jumat (1/9/2023). (Tribunnews/Rizki Sandi Saputra)

Diketahui, Partai Demokrat menyatakan mencabut mandat bakal capres dari Anies Baswedan dan keluar dari Koalisi Perubahan.

Namun, mereka belum mengungkap siapa yang akan didukung sebagai capres di kemudian hari.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, mengatakan Partai NasDem telah melakukan pengkhianatan terhadap KPP.

Riefky menyebut NasDem telah melakukan kerja sama dengan PKB dan menyetujui duet Anies Baswedan dan Cak Imin.

"Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap piagam koalisi yang telah disepakati oleh ketiga parpol," kata Riefky dalam keterangannya, Kamis (31/8/2023).

Baca juga: Pasca Dikhianati NasDem dan Anies, SBY: Besar Kemungkinan Demokrat Pindah Koalisi

Ia juga menilai Anies telah melakukan pengkhianatan atas pernyataannya selama ini.

"Juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," tambah Riefky.

Rifky menjelaskan, pada Selasa (29/8/2023) malam di NasDem Tower, Surya Paloh secara sepihak menetapkan Cak Imin sebagai Cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS.

Malam itu juga, Anies dipanggil oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan itu.

Sehari kemudian yakni pada Rabu (30/8/2023), Anies dalam urusan yang sangat penting ini, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya.

"Ini sangat disesalkan. Kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili Capres Anies Baswedan, bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai NasDem dan PKB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar," paparnya.

Baca juga: Ngaku Salah Gabung KPP-Anies, SBY: Teman-teman Sudah Ingatkan, Pak SBY Percaya Orang-orang Itu?

Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, lalu menjawab tudingan atau pelabelan sebagai pengkhianat dari Partai Demokrat.

Surya Paloh merasa prihatin atas adanya pelabelan tersebut.

"Artinya saya harus jelaskan dulu, pasti kita dalam suasana turut prihatin ya enggak, itu sikap saya pasti," ungkapnya di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta, Kamis.

Ia juga menyatakan tidak gembira dengan adanya kondisi saat ini, terlebih dengan adanya tudingan tersebut.

"Apakah itu karena perasaan empati, apakah juga karena perasaan ikut prihatin, nah saya pasti tidak bergembiralah menerima suatu kabar seperti itu," lanjut dia.

Surya Paloh menyebut, sejatinya setiap koalisi termasuk pihaknya berharap setiap kerja sama yang dijalin bisa terus jalan bersama sesuai yang diharapkan.

"Karena apa, karena harapan kita semuanya bisa berjalan sebagaimana kita harapkan bersama. Itu pasti sikap NasDem. Itu ya kalau soal masalah itu," jelas Surya Paloh.

(Tribunnews.com/Nuryanti/Rizki Sandi Saputra) (Kompas.com)

Berita lain terkait Pilpres 2024

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved