Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2024

Survei New Indonesia: Simulasi 2 Nama, Prabowo Subianto Ungguli Ganjar Pranowo

Prabowo meraih elektabilitas hampir 50 persen atau tepatnya 49,5 persen, sedangkan Ganjar hanya 36,6 persen, dan sisanya 13,9 persen menyatakan tidak

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Biro Setpres
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerja di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga survei New Indonesia Research & Consulting merilis hasil survei soal tokoh-tokoh capres yang bakal berkontestasi di Pilpres 2024.

Hasilnya menunjukkan Prabowo Subianto diprediksi unggul terhadap Ganjar Pranowo.

Dalam simulasi dua nama capres, Prabowo meraih elektabilitas hampir 50 persen atau tepatnya 49,5 persen, sedangkan Ganjar hanya 36,6 persen, dan sisanya 13,9 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.

“Prabowo mengungguli Ganjar dalam simulasi dua nama bakal calon presiden,” kaya Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting Andreas Nuryono kepada wartawan di Jakarta, Senin (24/7/2023).

Menurut Andreas, Prabowo dan Ganjar menjadi dua tokoh yang bakal berhadap-hadapan dalam ajang Pilpres 2024 mendatang.

Lembaga survei New Indonesia Research & Consulting merilis hasil survei soal tokoh-tokoh capres yang bakal berkontestasi di Pilpres 2024.
Lembaga survei New Indonesia Research & Consulting merilis hasil survei soal tokoh-tokoh capres yang bakal berkontestasi di Pilpres 2024. (Dokumentasi)

Masing-masing didukung oleh dua partai besar yang sama-sama unggul, yaitu PDIP dan Gerindra.

"Elektabilitas keduanya sama-sama bertengger di kisaran 20 persen, di mana Prabowo unggul terhadap Ganjar. Anies yang berada pada peringkat ketiga elektabilitasnya berjarak 10 persen di bawah Ganjar, dan masih belum jelas kepastian bakal nyapres,” kata Andreas.

Andreas lalu mengatakan bahwa Presiden Jokowi sendiri disebut-sebut gencar melakukan cawe-cawe untuk turut menentukan siapa capres yang bakal berlaga.

“Jokowi menginginkan capres yang bisa menjamin keberlanjutan program, alih-alih melakukan perubahan,” tegas Andreas.

Dalam skenario dua capres itulah, Prabowo berpotensi unggul jauh di atas Ganjar dengan selisih elektabilitas hampir 13 persen.

Prabowo juga mendapatkan banyak limpahan dari pendukung nama-nama capres yang lain, mencapai hingga 23,0 persen.

“Sebagian besar pemilih Anies mungkin akan bermigrasi ke Prabowo, mengingat basis pendukung Prabowo banyak beririsan dengan Anies, dilatari oleh kedekatan kedua tokoh ketika sama-sama beroposisi terhadap pemerintahan Jokowi,” jelas Andreas.

Prabowo merupakan rival dua kali Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019, tetapi kemudian memutuskan bergabung ke kabinet dengan menjabat posisi sebagai Menteri Pertahanan.

Kini, Prabowo menjadi pendukung kuat pemerintahan dan mendapat endorsement dari Jokowi.

Anies yang menjabat Menteri Pendidikan pada periode pertama Jokowi kemudian maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017, melawan Ahok yang didukung Jokowi.

Prabowo menjadi pendukung kuat Anies, lalu wakilnya Sandiaga Uno berpasangan dengan Prabowo pada Pilpres 2019.

“Jika Anies tidak bisa berlaga, pendukung Anies akan condong memilih Prabowo ketimbang Ganjar yang didukung kuat oleh PDIP,” lanjut Andreas. Ganjar hanya mendapatkan tambahan elektabilitas sebesar 13,0 persen, jauh di bawah migrasi pemilih kepada Prabowo," kata Andreas.

Menurutnya, peta persaingan antara Prabowo dan Ganjar menegaskan mengapa Jokowi tampak lebih condong mengarahkan endorsement yang lebih kuat kepada Prabowo.

“Jokowi lebih memilih mendukung capres yang berpotensi menang demi menjamin keberlanjutan,” ujar Andreas.

Prabowo sendiri menampilkan gesture loyalitas kepada Jokowi, terutama sejak rekonsiliasi pasca-Pemilu 2019.

"Setelah sekian lama berada di luar pemerintahan, Jokowi yang notabene bekas rivalnya justru merangkul dan memberinya posisi strategis pada kebijakan pertahanan," kata dia.

Sebagai mantan tentara, Andreas menilai Prabowo diberi kewenangan penuh oleh Jokowi mengurusi aspek pertahanan yang memang menjadi bidangnya.

Hal ini sekaligus memulihkan catatan buruk Prabowo ketika harus mengakhiri karier militernya dalam kontroversi semasa reformasi 1998.

Catatan hitam yang kerap menjadi sandungan Prabowo adalah soal pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

“Kebijakan Jokowi membentuk tim penyelesaian HAM non-yudisial bisa memulihkan citra Prabowo, khususnya pada kasus penculikan aktivis,” jelas Andreas.

"Pertemuan Budiman Sudjatmiko (mantan ketua PRD) dengan Prabowo juga semakin memperkuat upaya rekonsiliasi,” pungkas Andreas.

Sebagai informasi, survei New Indonesia Research & Consulting dilakukan pada 5-12 Juli 2023 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi.

Metode survei yakni multi stage random sampling, dengan margin of error ±2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved