Pilpres 2024
PAN Kepada Budiman Sudjatmiko: Pisah Koalisi Bukan Berarti Harus Saling Bermusuhan
PAN menanggapi Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko yang meminta adanya persatuan kaum nasionalis dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) menanggapi Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko yang meminta adanya persatuan kaum nasionalis dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Hal itu diungkap Budiman Sudjatmiko setelah bertemu bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto.
Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN Viva Yoga mengatakan bahwa pertarungan politik merupakan hal biasa.
Menurutnya kompetisi diperlukan untuk meningkagkan kualitas demokrasi.
"Pertengkaran politik di ruang demokrasi itu namanya kompetisi persahabatan. Sesuatu yang taken for granted. Proses kompetisi diperlukan untuk meningkatkan kualitas demokrasi agar dapat terlembaga secara konstitusional," kata Viva Yoga saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Rabu (19/7/2023).
Viva Yoga mengatakan bahwa jika nantinya kaum nasionalis tidak bisa menghasilkan kesepakatan, maka sejatinya tidak masalah berkompetisi di Pilpres.
Baca juga: Respons Santai Ganjar soal Budiman Sudjatmiko Temui Prabowo, Sebut Tak Ganggu Soliditas PDIP
"Jika tidak bisa berkompromi dan tidak dapat menghasilkan kesepakatan, ya bertarung saja di ruang demokrasi melalui pemilu presiden," jelasnya.
Sementara itu, Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay mengatakan bahwa perlu disadari jika kaum nasionalis tetap memilih untuk berpisah itu bukan berarti bertengkar.
"Pisah koalisi bukan berarti harus saling bermusuhan. Bahkan, ada orang yang memutuskan untuk berpisah, tetapi semangat dan praktikya tetap bersatu," ungkapnya.
Saleh mengharapkan perbedaan sikap politik tidak boleh dianggap sesuatu yang salah.
Baca juga: Ganjar Pranowo Tegaskan Soliditas PDIP Tak Terganggu Buntut Budiman Sudjatmiko Temui Prabowo
Dia bilang, demokrasi justru akan semakin indah jika banyak pilihan di Pilpres 2024.
"Jangan juga dianggap sesuatu yang salah jika harus berpisah. Justru demokrasi itu akan indah jika banyak pilihan. Termasuk pilihan untuk bersatu atau berpisah jalan," katanya.
Sebelumnya, Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko membantah dirinya menemui bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto mewakili partai. Kedatangannya menemui Eks Danjen Kopassus itu murni hanya sebagai pribadi.
Diketahui, Budiman telah rampung melakukan pertemuan dengan Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan pada Selasa (18/7/2023) malam. Adapun pertemuan tersebut berlangsung tertutup selama dua jam.
Baca juga: Budiman Nilai Indonesia Layak Dapat Orang Baik Seperti Prabowo
Menurut Budiman, dirinya dan Prabowo memiliki sejarah yang panjang. Dia bilang, sejarah itulah yang menjadi pembahasan dalam pertemuan tersebut.
"Saya ingin mengatakan bahwa ini tidak mewakili partai, ini pribadi. Kebetulan sebelum saya masuk ke PDI Perjuangan, saya kan punya story, sebelum Pak Prabowo jadi ketum Gerindra dan sebelum bacapres, kita sudah punya story-story lama, kami membicarakan itu," ujar Budiman.
Budiman menyatakan pertemuannya dengan Prabowo juga membahas mengenai kebangsaan. Termasuk, keinginannya adanya persatuan kaum nasuonalis di Indonesia.
"Yang saya sampaikan kepada beliau tadi, itu sebenarnya, persatuan kaum nasionalis. Rugi Indonesia kalo kaum nasionalis tidak saling mendukung. Harus ada yang mencairkan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Budiman pun mengaku siap untuk mewakafkan dirinya untuk mencairkan agar adanya persatuan kaum nasionalis.
Namun begitu, ia pun memahami bukanlah siapa-siapa.
"Saya yang bukan siapa-siapa, tidak apalah saya mewakafkan diri untuk mencairkannya, justru karena saya bukan siapa-siapa, saya tidak mewakili partai, saya bukan pejabat publik, justru karena saya bukan siapa-siapa, saya mewakafkan diri, memulai untuk mencairkan itu. Mudah-mudahan setelah ini mencair," jelasnya.
Budiman pun mengaku tidak peduli jika tindakan tersebut nantinya dianggap benar maupun salah. Sebab, beberapa kali keputusannya tersebut justru tepat.
"Mau dianggap benar atau salah, sudah biasa, saya dulu juga suka dianggap salah tapi ujung-ujungnya man ada benarnya juga, kadang-kadang," ungkapnya.
"Anda boleh untuk gak percaya pada saya dalam hal yang lain tapi kali ini yakin, karena ini saya mewakafkan diri untuk mencairkan agar kaum nasionalis bisa meneruskan apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi dengan segala konsekuensinya," sambungnya.
Nantinya, kata dia, dirinya juga bakal berbicara dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengenai pertemuannya dengan Prabowo.
"Kami melampaui soal status-status kami, kita bisa bicara soal kebangsaan, kita bisa bicara soal kemanusiaan, kita bicara masa depan. Soal nanti tentu saja, saya akan bicara dengan Mba Puan, Pak Hasto," pungkasnya.
Budiman Sudjatmiko pun menilai bahwa Prabowo menjadi salah satu figur yang layak menjadi pemimpin masa depan.
"Saya berharap Pak Prabowo sehat, teruskan tugas, tunaikan tugas, dan saya ingin orang Indonesia layak untuk mendapatkan orang terbaik, salah satunya Pak Prabowo," kata Budiman.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.