Pilpres 2024
Alasan Prabowo Masih Mau Nyapres Meski 3 Kali Kalah Pilpres
Prabowo blak-blakan mengungkapkan terkait alasannya masih mencalonkan diri sebagai capres meski sudah tiga kali kalah.
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligu bacapres Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), Prabowo Subianto blak-blakan terkait alasan masih mau mencalonkan diri sebagai capres meski tiga kali kalah dalam hajatan lima tahunan tersebut.
Prabowo mengatakan majunya ia di Pilpres hingga empat kali adalah wujud baktinya kepada bangsa dan negara.
"Karena tadi saya ceritakan tadi dari kecil, saya dibesarkan sebagai pendekar, ksatria, pejuang, ingin berbakti pada negara dan bangsa," ujarnya dalam program Mata Najwa, Jumat (30/6/2023).
Prabowo pun mengaku keinginannya untuk kembali mencalonkan diri sebagai capres lantaran telah diberikan kesempatan oleh Tuhan belajar mengetahui masalah bangsa dan negara.
Dengan kesempatan tersebut, Prabowo merasa terpanggil untuk kembali mencalonkan diri sebagai capres di Pilpres 2024.
"Saya sekarang merasa Tuhan telah memberi saya banyak kebaikan dan kelebihan. Saya diberi kesempatan untuk memahami persoalan bangsa dan negara."
"Jadi saya merasa terpanggil, saya harus menyediakan diri, menawarkan diri untuk saya bisa berbuat, mengabdi, memberi sumbangsih saya yang terbaik pada bangsa dan negara saya," tegasnya.
Baca juga: Prabowo Puji Kepemimpinan Jokowi: Saya Cocok dengan Gayanya
Kemudian ketika ditanya jurnalis, Najwa Shihab apakah terganggu ketika pencapresan yang berulang kali dilakukannya dan menjadi bahan olok-olokan lawan politiknya, Prabowo mengaku tidak terganggu.
"Nggak," jawabnya singkat.
Prabowo pun menegaskan bahwa diolok-olok merupakan pemberian Tuhan kepadanya.
Sehingga, sambungnya, dirinya tidak menggubris terkait hujatan yang dilayangkan kepadanya terkait pencapresan yang dilakukan berulang kali.
"Begini ya, kita bersyukur hidup dengan baik. Kita bersyukur pemberian Tuhan, diolok, dihina, dihujat, difitnah," kata Prabowo sambil memperlihatkan gestur membersihkan kerahnya.
Prabowo menegaskan bahwa ada hal yang lebih penting untuk dilakukan ketimbang menanggapi olok-olokan yang dilayangkan kepadanya.
Salah satunya mengurusi rakyat yang menderita.
"Ada hal-hal yang lebih penting di dunia dan hidup ini. Rakyat kita banyak yang menderita lebih daripada sekedar saya disakiti dan difitnah," katanya.
Baca juga: Prabowo: Insya Allah Menang Pilpres 2024, Guru Saya Jokowi Belajar Politik
Dia pun menegaskan hanya ingin berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara di sisa hidupnya.
"Saya berpikir, sisa hidup saya hanya ingin melakukan yang terbaik," ujar Prabowo.
"Jadi, orang mau hina, mau olok-olok, silahkanlah, monggo. Saya tidak mau jawab, saya tidak mau layani, dan tidak mau balas," sambungnya.
Rekam Jejak Prabowo di Pilpres dari 2004-2019

Seperti diketahui, Prabowo pernah empat kali bertarung dalam pilpres.
Pada Pemilu 2004, dirinya ikut dalam konvensi capres yang dilakukan oleh Golkar untuk mencari sosok yang maju dalam pilpres.
Namun, Prabowo kalah lantaran hanya mendapat 39 suara.
Alhasil, konvensi tersebut pun dimenangkan oleh Wiranto yang kemudian didampingi oleh Salahuddin Wahid sebagai cawapres.
Lalu, pada Pemilu 2009, Prabowo pun kembali mencoba peruntungannya dengan berpasangan dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Namun, saat itu, ia dipasangkan sebagai cawapres dari Megawati.
Kendati demikian, pasangan Mega-Prabowo harus kalah dengan pasangan lain yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kala itu berpasangan bersama Boediono.
Baca juga: Prabowo: Insya Allah Menang Pilpres 2024, Guru Saya Jokowi Belajar Politik
Dikutip dari Kompas.com, Mega-Prabowo kalah telak dengan pasangan SBY-Boediono.
Berdasarkan hasil hitung Komisi Pemilihan Umum (KPU), SBY-Boediono memperoleh suara sah sebanyak 73.874.562 atau 60,8 persen.
Sedangkan Megawati-Prabowo hanya 32.548.105 suara atau tertinggal separuh suara dari SBY-Boediono.
Seakan tak patah arang, Prabowo kembali bertarung dalam Pilpres 2014 sebagai capres dan berpasangan dengan Hatta Rajasa.
Setali tiga uang, Prabowo-Hata Rajasa kembali kalah dengan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK).
Dikutip dari laman KPU, Jokowi-JK menang dengan meraih 80 juta suara atau (53,15 persen).
Sedangkan Prabowo-Hata Rajasa hanya memperoleh 62,58 juta (46,85 persen).
Prabowo dan Jokowi pun kembali bertarung dalam Pilpres 2019.
Adapun Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno, sedangkan Jokowi menggaet Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya.
Baca juga: PAN Ungkap Lebih Condong Dukung Prabowo Subianto, Gerindra: Berita Baik, Buat Koalisi Makin Kuat
Lagi-lagi, Prabowo kalah dari Jokowi dengan selisih hampir 17 juta suara.
Berdasarkan rekapitulasi KPU, Jokowi-Ma'ruf Amin memperoleh 85.607.362 atau 55,5 persen suara.
Sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga Uno meraih 68.650.239 atau 44,5 persen suara.
Sehingga, selisih kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen suara.
Kendati demikian, kini Prabowo pun bersinergi dengan Jokowi setelah ditunjuk menjadi Menhan di Kabinet Indonesia Maju.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com)
Artikel lain terkait Pilpres 2024
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.