Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2024

Menilik Hubungan SBY-Megawati di Tengah Wacana Pertemuan Puan-AHY, Pernah Perang Dingin 13 Tahun

Seperti apa hubungan SBY dan Megawati sejak dulu hingga sekarang? Keduanya diketahui pernah bersitegang selama 13 tahun.

Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyalami Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, saat melayat di hari meninggalnya suami Megawati, Taufiq Kiemas, bulan Juni 2013. 

TRIBUNNEWS.com - Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, sudah menjadwalkan agenda pertemuan dengan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Rencana pertemuan kedua partai ini tentu saja menimbulkan tanda tanya bagi banyak pihak lantaran PDIP dan Demokrat dikenal berseberangan sejak lama.

Terlebih, Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dikabarkan pernah bersitegang, meski kini tampaknya hubungan mereka sudah membaik.

Juga, kedua partai ini sudah sama-sama memiliki capres masing-masing.

Demokrat yang tergabung di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama NasDem dan PKS telah mengusung Anies Baswedan, sedangkan PDIP memilih Ganjar Pranowo.

Terkait rencana pertemuan PDIP dan Demokrat, SBY menyambut positif rencana pertemuan partainya dengan PDIP.

Baca juga: PDIP Tepis Isu Kontrak Politik dengan Ganjar Terkait Posisi Menteri Strategis

SBY menilai setiap pertemuan yang didasari niat baik akan selalu membawa kebaikan.

"Demokrat selalu berpendapat, pertemuan yang berangkat dari niat baik, tujuan yang baik, membahas masalah-masalah bangsa tentu ada gunanya."

"Itu yang dapat saya sampaikan sekarang, ikuti saja perkembangannya nanti."

"Yang jelas pertemuan niat baik dari manapun, siapa dengan siapa, selalu membawa kebaikan," ungkap SBY, dikutip Tribunnews.com dari YouTube KompasTV, Senin (12/6/2023).

Pertemuan tersebut dinilai sebagai salah satu upaya berbaikan antara PDIP dan Demokrat.

Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI), Burhanuddin Muhtadi, Puan Maharani mengambil peran pencair suasana yang seolah-olah memberikan sindiran.

"Mbak Puan sudah mengambil peran sebagai ice breaker ini 'kan seolah-olah sindiran nih, kalau putra-putri bisa mereka bisa bertemu masak orang tuanya (SBY-Megawati) nggak mau bertemu," ujarnya, Senin.

Lantas, seperti apa perjalanan hubungan SBY dan Megawati?

Kedekatan SBY dan Megawati

Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono bersalaman dengan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dalam Upacara HUT ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Sabtu (5/10/2019).
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono bersalaman dengan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dalam Upacara HUT ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Sabtu (5/10/2019). (twitter @demokrat_tv)

Saat Megawati menjadi Presiden ke-5 RI, ia menunjuk SBY sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam).

Padahal, kala itu santer kabar yang mengatakan SBY terlibat dalam tragedi Kerusuhan 27 Juli (Kuda Tuli) yang menghancurkan Kantor DPP PDI (nama PDIP di era Orde Baru).

Tak hanya itu, status SBY yang merupakan menantu Sarwo Edhie Wibowo, juga menjadi sorotan kala itu.

Pasalnya, Sarwo Edhie Wibowo adalah orang yang dianggap berseberangan dengan Presiden Soekarno.

Elite PDIP pun sempat mempertanyakan sikap Megawati tersebut.

"Megawati yang lebih mengedepankan rekonsiliasi nasional dan semangat persatuan, mengatakan, 'Saya mengangkat Pak SBY sebagai Menko Polkam bukan karena menantu Pak Sarwo Edhie'," ungkap Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, lewat keterangan tertulis, Rabu (17/2/2021), saat menceritakan alasan Megawati memilih SBY sebagai menteri, dilansir Kompas.com.

Baca juga: Kata Pengamat soal Pertemuan Puan dan AHY, Singgung Hubungan SBY dan Megawati Dulu

"Saya mengangkat dia karena dia adalah TNI, Tentara Nasional Indonesia. Ada 'Indonesia' dalam TNI, sehingga saya tidak melihat dia menantu siapa."

"Kapan bangsa ini maju kalau hanya melihat masa lalu?" lanjut Hasto menirukan ucapan Megawati.

Mulai Retak

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berjabat tangan dengan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri (kanan) saat pemakaman Ibu Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6/2019). Ani Yudhoyono meninggal dunia pada Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 waktu Singapura (10.50 WIB) setelah menjalani perawatan penyakit kanker darah yang dideritanya sejak Februari lalu di National University Hospital, Singapura.
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berjabat tangan dengan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri (kanan) saat pemakaman Ibu Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6/2019). Ani Yudhoyono meninggal dunia pada Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 waktu Singapura (10.50 WIB) setelah menjalani perawatan penyakit kanker darah yang dideritanya sejak Februari lalu di National University Hospital, Singapura. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Menjelang Pilpres 2024, SBY mundur sebagai menteri Megawati karena berniat maju sebagai capres.

Kepada mantan Sekjen Demokrat, Marzuki Alie, SBY mengungkapkan niatnya ingin berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK), yang kala itu juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) di pemerintahan Megawati.

"Waktu itu Pak SBY menyampaikan ke saya akan berpasangan dengan Pak JK," cerita Marzuki Alie di YouTube Akbar Faizal Uncensored pada Februari 2021.

SBY bersama JK pun mencalonkan diri sebagai capres dan cawapres, bersaing bersama lima pasangan lainnya, yaitu Wiranto-Salahuddin Wahid, Megawati-Hasyim Muzadi, Amien Rais-Siswono Yudo Husodo, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar.

Menurut catatan Komisi Pemilihan Umum (KPU), SBY-JK memenangkan putaran pertama dengan perolehan suara sebanyak 36.070.622 (33,58 persen) dan di urutan kedua ada Megawati-Hasyim Muzadi dengan 28.186.780 suara (26,24 persen).

Dua pasangan itu kemudian mengikuti Pilpres putaran kedua dengan hasil yang sama.

SBY-JK kembali memperolah suara terbanyak dengan 69.266.350 (60,62 persen), sedangkan Megawai-Hasyim Muzadi terpaut jauh dengan 44.990.704 suara (39,38 persen).

Megawati pun harus merelakan kursi presiden untuk SBY.

Sejak saat itu, hubungan SBY dan Megawati dikabarkan menegang.

Pada Pilpres 2009, SBY yang berpasangan dengan Boediono lagi-lagi mengalahkan Megawati yang berpasangan dengan Prabowo Subianto.

SBY-Boediono menang telak dengan perolehan 73.874.532 suara (60,80 persen), sedangkan Megawati-Prabowo 'hanya' meraih 32.548.105 suara (26,79 persen).

Hubungan SBY-Megawati pun semakin memanas meski keduanya tidak pernah secara blak-blakan bicara mengenai relasi mereka.

Baca juga: Soal Rencana Pertemuan Puan-AHY: Direstui SBY, Kini Ditindaklanjuti Sekjen PDIP dan Demokrat

Perang Dingin selama Hampir 13 Tahun

Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono sempat bersalaman dan saling menyapa saat keduanya hadir di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8/2017). Kedua tokoh tersebut hadir di istana untuk mengikuti upacara peringatan hari ulang tahun Republik Indonesia ke-72.
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono sempat bersalaman dan saling menyapa saat keduanya hadir di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8/2017). Kedua tokoh tersebut hadir di istana untuk mengikuti upacara peringatan hari ulang tahun Republik Indonesia ke-72. (DOK. SBY via KOMPAS.com)

Eskalasi politik antara SBY dan Megawati begitu terasa selama 2005-2014.

Selama 10 tahun SBY memerintah, Megawati tidak pernah sekalipun menghadiri upacara HUT Kemerdekaan RI di Istana Negara.

Meski demikian, SBY sempat bertemu Megawati untuk melayat saat suami Megawati, Taufiq Kiemas, meninggal dunia pada Juni 2013.

SBY kala itu memimpin upacara penghormatan terakhir untuk Taufiq Kiemas.

Megawati baru menghadiri upacara HUT RI di Istana Negara setelah Joko Widodo (Jokowi), yang diusung PDIP, resmi menjabat sebagai presiden.

Sementara, SBY yang sudah tak lagi menjabat presiden, absen upacara HUT RI di Istana Negara selama dua tahun.

Suami Ani Yudhoyono ini baru kembali menghadiri HUT RI di Istana Negara pada 2017.

Momen tersebut menjadi reuni pertama SBY dan Megawati yang sudah tak bertemu selama hampir 13 tahun.

Pada momen itu, SBY dan Megawati bersalaman dan bertegur sapa.

Sejak saat itu, keduanya beberapa kali bertemu dalam acara kenegaraan, seperti di Upacara HUT ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur tahun 2019.

Duduk Semeja saat KTT G20 di Bali

Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Try Sutrisno, Jusuf Kalla, Hamzah Haz, Puan Maharani tampak duduk satu meja jelang gala dinner para Kepala Negara dan Delegasi Anggota G20 di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Selasa (15/11/2022) malam.
Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Try Sutrisno, Jusuf Kalla, Hamzah Haz, Puan Maharani tampak duduk satu meja jelang gala dinner para Kepala Negara dan Delegasi Anggota G20 di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Selasa (15/11/2022) malam. (HO)

SBY dan Megawati kembali bertemu saat KTT G20 di Bali pada 15 November 2022.

Dalam momen tersebut, keduanya duduk satu meja bersama JK, Try Sutrisno, Hamzah Haz, hingga Puan Maharani.

Anggota Majelis Tinggi Demokrat, Syarief Hasan, mengatakan pertemuan itu menunjukan hubungan SBY dan Megawati baik-baik.

Baca juga: Jubir Demokrat Bantah SBY dan Jokowi Bertemu di GBK: Kalau Memang Ada Fotonya, Tunjukkan

"Ya saya pikir (hubungan SBY dan Megawati) baik-baik saja, tidak ada sesuatu yang perlu dipertanyakan.Saya pikir baik-baik saja."

"Pak SBY juga sangat terbuka, dan mengutamakan komunikasi yang baik ya. Selama ini juga Pak SBY begitu, sangat terbuka," kata Syarief di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (16/11/2022).

Syarief meminta publik agar pertemuan keduanya tak dikaitkan dengan dinamika-dinamika politik yang telah berlalu.

"Ya saya pikir sih yang dulu, yang lewat ya sudah lah, lewat," tandasnya.

Senada dengan Syarief Hasan, Wasekjen DPP PDIP, Saderestuwati, juga menyebut momen SBY-Megawati menunjukkan hubungan keduanya memang tidak ada masalah.

"Keberadaan beliau-beliau dalam satu meja menunjukkan bahwa sebenarnya tidak ada masalah di antara beliau berdua," kata Sadarestu saat dihubungi, Rabu (16/11/2022).

Ia menilai tidak ada yang perlu ditanggapi soal momen tersebut karena menurutnya adalah hal biasa.

"Tidak ada yang perlu ditanggapi karena itu adalah hal yang biasa. Beliau-beliau kan berada di ruang transit VVIP yang memang sudah diatur oleh panitia," ujarnya.

"Apalagi Ibu Megawati dan Pak SBY sama-sama pernah menjadi Presiden RI," lanjutnya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Rifqah/Galuh Widya/Chaerul Umam/Fersianus Waku, Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved