Selasa, 7 Oktober 2025

Pilpres 2024

Demokrat Sodorkan 9 Nama Pendamping Anies, Bantah Tudingan Paksa Pilih AHY Jadi Cawapres

Partai Demokrat bantah tudingan partainya paksa agar AHY dipilih jadi pendamping Anies Baswedan, akui sudah sodorkan 9 nama bacawapres.

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Tiara Shelavie
ist
Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Partai Demokrat bantah tudingan partainya paksa agar AHY dipilih jadi pendamping Anies Baswedan, akui sudah sodorkan 9 nama bacawapres. 

TRIBUNNEWS.COM - Partai Demokrat membantah tudingan soal paksaan agar Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipilih sebagai bakal Cawapres Anies Baswedan.

Sebelumnya, tudingan itu disampaikan mitra Partai Demokrat di Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Partai NasDem

Juru bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra pun dengan tegas membantah tudingan tersebut.

Herzaky menjelaskan, pihaknya hanya mendesak agar Anies segera mengumumkan nama pendamping di Pilpres 2024 mendatang. 

Hal itu, kata Herzaky, semata-mata dilakukan agar bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu tidak kehilangan momentum politik.

Menurutnya, desakan tersebut bukan berarti Anies harus memilih AHY sebagai pendampingnya. 

Baca juga: Duduk Perkara NasDem vs Demokrat, Saling Serang soal Cawapres Anies, Buntut Elektabilitas Jeblok

"Saya pertegas lagi, Demokrat konsisten untuk menyerahkan bakal cawapres kepada Mas Anies Basweda," kata Zaky, dikutip dari youTube Kompas TV, Minggu (11/6/2023). 

Herzaky mengatakan, Partai Demokrat tak hanya mempertimbangkan nama AHY untuk mendampingi Anies. 

Ia menyebut, internal Partainya bahkan menyodorkan sembilan nama untuk menjadi alternatif pilihan sebagai pendamping Anies. 

Adapun sembilan nama yang direkomendasikan tersebut di antaranya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Menparekraf Sandiaga Uno.

Kemudian Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU Yenny Wahid, Mantan Panglima TNI Andika Perkasa, Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Ahmad Heryawan (Aher).

Lalu Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Salim Segaf, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. 

Baca juga: Demokrat Evaluasi Pencapresan Anies Baswedan: Jelas, Kami Ingin Menang!

"Nama yang diperitungkan sebagai Cawapres dari kami itu tidak tunggal."

"Ada Khofifah Indar Parawansa, ada Sandiaga Uno, Yenny Wahid, Andika Perkasa, Ahmad Heryawan, Ahmad Syaikhu, Ahmad Salim Segaf bahkan Ridwan Kamil," ujarnya. 

Zaky menuturkan, Demokrat sudah mengusulkan nama-nama tersebut beberapa bulan lalu. 

"Kami sudah memaparkan nama-nama bakal cawapres itu beberapa bulan lalu di DPP Partai Demokrat kepada tim capres, kepada timnya Mas Anies atas permintaan tim capres sebagaimana tim capres juga meminta masukan ke PKS dan Nasdem," ujar Herzaky.

"Jadi sangat salah dan tendensius dan tidak benar kalau Demokrat memaksakan AHY sebagai bacapres Anies Baswedan,"  tegasnya. 

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (9/6/2023). 
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (9/6/2023).  (Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami)

Sebelumnya, Partai NasDem mengatakan, adanya paksaan dari Partai Demokrat untuk mengusung AHY sebagai cawapres Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan.

Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Bendahara Umum DPP Partai NasDem Ahmad Sahroni.

"Mereka (Demokrat) maksa pokoknya untuk AHY mendampingi Anies," kata Sahroni, Jumat (9/6/2023).

Meski demikian, Sahroni menilai bahwa hal tersebut wajar dilakukan oleh Partai Demokrat.

Terlebih Partai Demokrat merupakan partai besar yang secara batin menginginkan kadernya sebagai pemimpin bangsa.

"Namanya usaha boleh-boleh saja kan gak ada paksaan, ya namanya normal nanya kapan mau diumumin wajar lah namanya partai besar juga pengen kader sendiri yang muncul sebagai Cawapres Anies," tutur dia.

Sahroni juga menyebut, kalau sejauh ini Koalisi Perubahan memang sedang mempersiapkan untuk mengumumkan nama bakal cawapres Anies Baswedan.

Menurutnya, hal tersebut masih terus dalam pengkajian dan pendalaman mengingat kondisi politik saat ini yang dinamis.

(Tribunnews.com/Milani Resti/Rizki Sandi S)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved