Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2024

Tanggapi Pidato Jokowi di Musra, Yusril Sebut Pemimpin Baik Tak Lahir dari Pencitraan Medsos

Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra menyebut pemimpin yang baik dan mumpuni tak lahir dari garapan sosial media dan survei belaka.

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS/IMANUEL NICOLAS MANAFE
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra. Yusril Ihza Mahendra menyebut pemimpin yang baik dan mumpuni tak lahir dari garapan sosial media dan survei belaka. TRIBUNNEWS/NICO MANAFE 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra menanggapi pidato Presiden Joko Widodo di puncak acara Musyawarah Rakyat (Musra), Minggu (14/5/2023). 

Yusril mengaku sependapat dengan poin-poin utama pidato yang dikemukakan Jokowi

Ia sepakat soal kriteria calon presiden (capres) yang diungkap Jokowi

Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemimpin yang cerdas, tegas, dekat dan berani dalam membela rakyat. 

"Memang memerlukan pemimpin yang cerdas, tegas dan berani membela kepentingan rakyat, bangsa dan negara di tengah tantangan yang makin besar di masa depan," kata Yusril dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Senin (15/5/2023). 

Meski demikian, Yusril menambahkan bahwa pemimpin bukan sekedar dekat dengan rakyat. 

Baca juga: Fakta-Fakta Puncak Musra: Daftar Nama Capres-Cawapres Pilihan hingga Isi Pidato Berapi-api Jokowi

Melainkan harus menjadi penyambung aspirasi rakyat. 

"Tetapi pemimpin harus mampu menunjukkan dan membawa rakyat ke jalan yang benar dan melakukan jalan apa yang harus ditempuh untuk memajukan bangsa ini," kata Yusril. 

Pemimpin, menurut Yusril juga harus benar-benar faham mengenai falsafah bernegara, konstitusi, potensi hingga tantangan yang dimiliki bangsa. 

"Yang kurang pada bangsa kita adalah pemimpin yang cerdas dan berani serta mempunyai kepekaan hati nurani melihat dan memandang kelemahan-kelemahan kita." 

"Kelemahan utama bangsa kita terletak pada sikap mental yang merasa rendah diri, rendah kesadaran moral dan rendahnya kepatuhan terhadap hukum."

"Pemimpin harus mengambil langkah tegas mengatasi hal ini," ujarnya. 

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat menghadiri acara Puncak Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023). Dalam agenda Puncak Musra ini, Presiden Joko Widodo menerima rekomendasi nama Calon Presiden dan Wakil Presiden dari hasil Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat menghadiri acara Puncak Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023). Dalam agenda Puncak Musra ini, Presiden Joko Widodo menerima rekomendasi nama Calon Presiden dan Wakil Presiden dari hasil Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Pemimpin Mumpuni Tak Lahir dari Pencitraan Medsos 

Pemimpin seperti tersebut di atas, menurut Yusril adalah pemimpin yang mumpuni karena ditempa pengetahuan dan pengalaman. 

Sehingga pemimpin tidak lahir dari pencitraan sosial media dan survei belaka. 

"Dalam arti mempunyai ilmu dan ditempa oleh pengalaman dalam membangun dan memecahkan persoalan-persoalan besar bangsa ini."

"Pemimpin seperti itu tidak akan lahir karena garapan media sosial dan pencitraan serta berbagai survey yang terkadang justru menyesatkan rakyat sendiri," ujarnya. 

Yusril kemudian menyinggung poin pidato Jokowi yang menyinggung soal kerapnya Indonesia kalah dalam menghadapi berbagai gugatan di forum internasional. 

Menurutnya hal itu terjadi lantaran lemahnya posisi Indonesia dalam berbagai perjanjian internasional. 

"Argumentasi hukum kita kurang canggih dalam menangani sebagai tekanan dan gugatan dalam perjanjian bilateral dan multilateral yang membuat kita sering terpojok dan dikalahkan," ujarnya. 

Pidato Jokowi

Dalam puncak Musra, Presiden Jokowi memberikan pidato berapi-api di hadapan relawannya. 

Jokowi berbicara soal kriteria pemimpin yang diinginkan rakyat hingga soal kesempatan Indonesia menjadi negara maju.

Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan Indonesia membutuhkan pemimpin yang dekat dengan rakyat dan berani demi kepentingan rakyat.

"Negara ini adalah negara besar. Bangsa ini adalah bangsa besar. Penduduk kita sudah 280 juta, kurang lebih." 

"Rakyat kita butuh pemimpin yang tepat, butuh pemimpin yang bener. Yang dekat dengan rakyat." 

"Yang paham hati rakyat, yang tahu kebutuhan rakyat. Yang mau bekerja keras untuk rakyat. Itu yang dibutuhkan," kata Jokowi, Minggu (14/5/2023).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberi sambutan di acara Puncak Musra yang digelar di Istora Senayan, Jakarta pada Minggu (14/5/2023).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberi sambutan di acara Puncak Musra yang digelar di Istora Senayan, Jakarta pada Minggu (14/5/2023). (YouTube Kompas TV)

Selain itu, Jokowi menegaskan bahwa rakyat Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani. Yakni pemberani demi kepentingan rakyat.

"Dan pemberani. Yang berani, pemberani demi rakyat," kata Jokowi dengan suara yang meninggi dan gestur tangan yang tegas.

"Dan pemimpin harus tahu dan paham bagaimana memajukan negara ini dari sisi mana dan mampu memanfaatkan peluang yang ada."

"Bukan rutinitas, bukan rutinitas. Bukan hanya duduk di istana, bukan hanya rutinitas, bukan duduk di sana dan tanda tangan, bukan itu," kata Jokowi

Jokowi juga bercerita soal Indonesia yang digugat oleh Uni Eropa di WTO soal ekspor bijih nikel. 

Mantan Wali Kota Solo itu mengingatkan bahwa Indonesia takkan berhenti ketika digugat oleh negara lain.

Jokowi meminta negara Indonesia tak usah takut dan gentar jika digugat oleh negara lain. 

Dalam hal ini, ia kembali menegaskan soal keberanian. 

(Tribunnews.com/Milani Resti/Reynas Abdila)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved