Pilpres 2024
Survei Charta Politika: Ganjar Pranowo Dinilai Paling Mampu Lanjutkan Program Jokowi
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dinilai jadi tokoh yang paling mampu melanjutkan program-proggram dari Presiden Jokowi.
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dinilai menjadi tokoh yang paling mampu untuk melanjutkan program dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu berdasarkan pada hasil survei Charta Politika yang dirilis, Senin (15/5/2023).
Ganjar Pranowo menjadi pilihan tertinggi publik sebagai calon presiden (Capres) untuk Pilpres 2024 mendatang.
Diketahui, sebanyak 68 persen menilai Ganjar Pranowo menjadi tokoh yang dinilai paling mampu melanjutkan program-program dari Presiden Jokowi.
Sementara, untuk urutan berikutnya ditempati oleh Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Prabowo Subianto mendapatkan 20,4 persen, sedangkan Anies Baswedan 8 persen saja.
Baca juga: Jokowi Pilih Capres Pemberani dan Dekat dengan Rakyat, PDIP Yakin 100 Persen Itu Ganjar Pranowo
Persaingan antara Ganjar Pranowo dan Parbowo Subianto diketahui semakin menguat.
Terlihat elektabilitas dari Ganjar Pranowo mengalami peningkatan.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah itu sempat mengalami penurunan pada survei telepon yang dilakukan pada bulan April lalu.
Sementara, elektabilitas Prabowo Subianto dan Anies Baswedan cenderung mengalami penurunan.
Ganjar Pranowo Sempat Kehilangan 2 Juta Suara karena Isu Piala Dunia U-20
Terkait elektabilitasnya yang naik, Ganjar sempat kehilangan 12 juta suara karena mengungkapkan penolakannya terhadap Israel dalam ajang Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Akibat penolakan tersebut, membuat Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Hal tersebut berdasarkan temuan lembaga survei Charta Politika.

Hasilnya, penolakan tersebut membuat elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami penurunan yang cukup besar.
"Pada saat ramai isu Piala Dunia U-20 terjadi yang namanya guncangan atau tsunami politik yang berpengaruh secara elektoral."
"Karena kalau kita lihat dari biasanya, Ganjar Pranowo ini selalu diangka yang bisa dikatakan solid, jauh dari dua nama yang lain," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, Senin (15/5/2023).
Menurut survei, Ganjar Pranowo pun mengalami penurunan yang cukup drastis.
Diketahui, elektabilitas Ganjar Pranowo yang semula 37,8 persen pada bulan Februari 2023 menjadi 31,4 persen pasca penolakan tersebut pada April 2023.
Dengan kata lain, Ganjar Pranowo mengalami penurunan sebesar 6,4 persen suara.
Adapun angka itu mengalami penurunan sekiar 12 juta suara secara nasional akibat penolakan Israel di piala dunia U-20.
"(Ganjar) mengalami penurunan yang cukup drastis dari 37,8 persen di bulan Februari, menuju 31,4 persen. Jadi turunnya ini sekitar 6,4 persen."
"Itu kalau kita akumulasikan 6,4 persen itu dengan jumlah pemilih hampir 200 juta, berarti penurunan sekitar 12 juta," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Ifan/Igman Ibrahim)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.