Pilpres 2024
Elektabilitas Ridwan Kamil Bersaing dengan Anies dan Prabowo, Patut Diperhitungkan di Pilpres 2024
Pengamat politik Bawono Kumoro memberikan penilaiannya perihal elektabilitas Ridwan Kamil yang mampu bersaing ketat dengan Anies Baswedan dan Prabowo.
Penulis:
Endra Kurniawan
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik Bawono Kumoro memberikan penilaiannya perihal elektabilitas Ridwan Kamil (RK) yang mampu bersaing ketat dengan Anies Baswedan dan Prabowo Subianto versi Litbang Kompas.
Ia menyebut, Gubernur Jawa Barat itu bisa patut diperhitungkan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Entah menjadi calon presiden maupun calon wakil presiden.
"Nama Ridwan Kamil sebagai salah satu figur alternatif capres atau cawapres bisa patut diperhitungkan di Pemilu 2024," ucap Bawono kepada Tribunnews.com, Jumat (24/2/2023).
Peneliti dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia ini meneruskan penjelasannya.
Menurut Bawono, hasil survei tersebut bisa berdampak dengan banyaknya tawaran kepada Ridwan Kamil untuk bisa maju di Pilpres 2024.
Baca juga: Pengamat Nilai Ridwan Kamil Bisa Dimanfaatkan Dongkrak Suara Golkar di Pemilih Muda
Apalagi RK sudah memiliki kendaraan politiknya sendiri dengan menjadi kader Partai Golkar.
"Sangat mungkin Ridwan Kamil akan dilirik oleh capres di posisi tiga besar tingkat elektabilitas tertinggi untuk diajak menjadi cawapres," imbuh Bawono.
Bawono menambahkan, peluang Ridwan Kamil maju di Pilpres semakin besar karena faktor realitas politik di internal partai berlogo pohon beringin itu.
Dimana tingkat elektabilitas dari ketua umumnya Airlangga Hartarto tidak juga menujukan peningkatan signifikan setahun menjelang Pemilu 2024.
"Juga dapat menjadi pertimbangan untuk mengedepankan gubernur Jawa Barat tersebut dalam pembicaraan negosiasi komunikasi politik dengan partai-partai lain termasuk Partai NasDem dimana beberapa pekan lalu berkomunikasi dengan Partai Golkar," tegas Bawono.
Meskipun demikian, lanjut Bawono, tidak ada yang bisa diprediksi soal urusan manuver politik.
Keputusan Partai Golkar tergantung dengan dinamika yang ada.
"Apakah akan ada kecenderungan untuk meninjau kembali pencalonan dari ketua umum mereka di Pemilihan Presiden 2024 atau mencari figur lain," tandas Bawono.
Baca juga: Pengamat Nilai Ridwan Kamil Bisa Dimanfaatkan Dongkrak Suara Golkar di Pemilih Muda
Hasil Litbang Kompas
Litbang Kompas mengeluarkan survei terbarunya terkait elektabilitas para tokoh politik di Indonesia yang digadang-gadang maju di Pilpres 2024.
Jajak pendapat yang dilakukan pada 25 Januari hingga 4 Februari 2023 itu memunculkan 4 nama yang memiliki elektabilitas di atas 8 persen.
Adapun pada posisi di atas adalah Ganjar Pranowo dengan elektabilitas sebesar 25,3 persen. Angka itu mengalami peningkatan jika dibandingkan Oktober 2022 lalu yang hanya sebesar 23,2 persen.
Setelah Ganjar, ada nama Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dengan elektabilitas sebesar 18,1 persen.
Angka itu juga mengalami peningkatan tipis dibandingkan Oktober 2022 lalu yang sebesar 17,6 persen.
Lalu, posisi ketiga ada nama Eks Gubernur DKI Jakarta sekaligus capres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan dengan 13,1 persen. Elektabilitas Anies menurun jika dibandingkan Oktober 2022 lalu yang sempat sebesar 16,5 persen.
Baca juga: Rakernas PAN Hadirkan Nama Favorit Bakal Capres: Zulhas, Ganjar, Erick, Anies, RK dan Khofifah
Kemudian, di posisi ketiga adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan elektabilitas sebesar 8,4 persen. Angka tersebut menurun tipis jika dibandingkan Oktober 2022 lalu yang sebesar 8,5 persen.
Selain keempat nama di atas, ada pula nama-nama lain seperti Menparekraf RI Sandiaga Uno sebesar 1,6 persen, Eks Panglima TNI Andika Perkasa sebesar 1,6 persen dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebesar 1,3 persen.
Kemudian, Menteri Sosial Tri Rismaharini sebesar 1 persen, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok sebesar 0,5 persen dan sejumlah nama lainnya yang masih berada di kisaran 0 persen.
Adapun survei Litbang Kompas menggunakan survei periodik melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 1.202 responsen yang dipilih secara acak memakai metode pencuplikan sistematis bertingkaf di 38 provinsi.
Metode ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error penelitian 2,83 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan/Igman Ibrahim)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.