Pilpres 2024
Duduk Perkara Perjanjian Politik Anies-Prabowo: Diteken Sejak 2016, Kini Diungkit Sandiaga Uno
Perjanjian politik anatara Prabowo Subianto dan Anies Baswedan diteken sejak 2016, diungkit kembali oleh Sandiaga Uno.
TRIBUNNEWS.COM - Perjanjian politik antara Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Gerinda, Prabowo Subianto, saat ini menjadi sorotan publik.
Perjanjian politik itu diungkap oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno, saat Anies Baswedan sudah mengantongi tiket maju Pilpres 2024.
Sandiaga mengatakan, perjanjian itu ditandatangani di atas materai oleh tiga pihak.
Yakni Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan dirinya.
Ia mengungkapkan, perjanjian itu terkait pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta 2017.
Perjanjian tersebut, diteken sebelum Sandiaga dan Anies mendaftar ke KPU DKI Jakarta pada September 2016.
Baca juga: Ketika Langkah Anies Baswedan Terusik Perjanjian dengan Prabowo, Apakah Akan Mulus Jadi Capres 2024?
"Itu terkait dengan Pilgub 2017, malam itu kami tandatangani sebelum kami mendaftar ke KPUD waktu itu tahun 2016 September," ujar Sandiga, Senin (30/1/2023) dikutip dari KompasTv.
Meski tak menjelaskan secara rinci, kabarnya perjanjian tersebut berisi kesepakatan antara Prabowo dan Anies soal Pilpres.
Anies disebut-sebut tidak akan maju apabila Prabowo ikut dalam kontestasi Pilpres.
Hal itu, lantaran Anies saat Pilkada DKI 2017 diusung Gerindra dan PKS.
Sandiaga menilai, saat itu perjanjian dibutuhkan karena memang harus ada kesepakatan terkait langkah kedepannya.
Ditulis Fadli Zon

Adapun perjanjian politik antara Anies dan Prabowo itu, kata Sandiaga Uno, pertama kali ia ungkap saat diundang menjadi bintang tamu dalam podcast Akbar Faisal Uncencored.
Dalam tayangan podcast tersebut, Sandiaga mengatakan, perjanjian itu tertulis dan dibuatkan oleh Fadli Zon.
"Tertulis dan untuk episode itu saya mengusulkan Bang Akbar mengundang Fadli Zon."
"Karena dia yang men-draft dan dia yang menulis tangan itu,” kata Sandiaga Uno.
Ia menjelaskan, perjanjian itu berkaita beredarnya potongan video Anies bicara tak akan maju pilpres jika Prabowo juga maju sebagai capres.
Kala itu, Sandiaga menjadi Wakil Anies untuk maju di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang pada akhirnya sempat menimbulkan kebuntuan di internal Partai Gerindra.
Kemudian, atas kebuntuan tersebut dibentuklah sebuah perjanjian tertulis oleh Fadli Zon.
"Terus terang waktu itu sempat ada kebuntuan."
"Dan sosok Fadli Zon itu yang mungkin cukup sentral untuk akhirnya melihat, merumuskan dan meramu dari tiga kubu itu."
"Waktu itu kan ada saya, Pak Prabowo, dan Pak Anies. Dan dia yang membuat itu dalam sebuah perjanjian yang dia tulis tangan sendiri," tuturnya.
Sufmi Dasco Benarkan Prabowo-Anies Punya Perjanjian

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Dasco membenarkan Prabowo dan Anies memiliki janji soal Pilpres.
Namun, Dasco mengatakan janji tersebut bersifat internal dan tak bisa dikonsumsi publik.
"Jadi kalau ditanya apakah ada perjanjian? Ada. Tetapi isinya apa, ya kita enggak mau buka karena itu bukan konsumsi publik," kata Dasco, Selasa (31/1/2023).
Dasco menuturkan pihaknya sedari awal memastikan tak akan membuka perihal isi perjanjian tersebut.
Ia menyebut, pihaknya akan membocorkan isi perjanjian tersebut tergantung dinamika kedepannya.
"Nanti di kesempatan lain, ya lihat perkembangan lah nanti apakah kita kemudian akan cerita sedikit atau bagaimana," ungkap Dasco.
Lebih lanjut, Dasco juga memastikan jika perjanjian itu ditulis Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.
Namun, draft perjanjian itu saat ini, kata Dasco, ada pada nya.
"Yang pasti itu memang ditulis oleh Pak Fadli, barangnya sekarang ada di saya," imbuhnya.
Anies Pilih Bungkam

Anies memilih bungkam saat ditanya soal perjanjian politik dirinya dengan Prabowo Subianto.
Ia tidak menjawab mengenai perjanjian tersebut ketika ditanya wartawan di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Selasa (31/1/2023).
Saat itu Anies Baswedan baru selesai menemui warga di Kota Bima.
Saat ditanya soal perjanjian dengan Prabowo, Anies yang mengenakan baju tenun Bima, hanya menebar senyuman.
Kemudian, ia melayani pengunjung di bandara, yang ingin berfoto bersama.
Setelah itu, Anies Baswedan tetap tidak menjawab pertanyaan wartawan terkait perjanjian tersebut.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut, memilih menjawab pertanyaan lain, yang dilempar lagi oleh wartawan lain.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Fersianus Waku/Erik S)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.