Selasa, 30 September 2025

Lifestyle

Champer Van, Gaya Baru Berlibur di Rancaupas, Digemari Keluarga

Salah satu yang belakangan sedang digemari adalah champer van, yang kini kerap juga diterjemahkan sebagai berkemah di samping mobil.

Editor: cecep burdansyah
dok. Bobobox
Destinasi liburan menginap ala camping mini di wana wisata Rancaupas, Bandung, dari Bobobox. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk bisa menikmati suasana di alam bebas saat berlibur.

Salah satu yang belakangan sedang digemari adalah champer van, yang kini kerap juga diterjemahkan sebagai berkemah di samping mobil.

Ini pula hari-hari ini, terutama pada akhir pekan, kerap dilakukan wisatawan di Kampung Cai, Rancaupas, Ciwidey, Kabupaten Bandung.

Datang bersama keluarga, mereka mendirikan tenda di titik-titik yang disediakan. Tak perlu repot-repot memanggul perlengkapan berkemah karena mobil bisa dibawa hingga ke lokasi dan diparkir di sana. Persis seperti namanya: berkemah di samping mobil.

Ada 15 kaveling yang bisa dipergunakan wisatawan untuk champer van. Untuk memudahkan, setiap kavelingnya diberi nomor. Kaveling nomor 1-7 berada paling depan.

Setiap kaveling luasnya 36 meter persegi. Untuk bisa menikmati kaveling ini pengunjung cukup membayar Rp 530 ribu, dengan fasilitas tenda yang bisa dipergunakan sekeluarga, kayu bakar, listrik, bahkan keran air.

Jadi tak perlu khawatir kehabisan daya telepon seluler. Tinggal colokkan charger ke setop kontak yang disediakan di pinggir tenda, dan semua baik-baik saja.

Kaveling lainnya, nomor 8-15, sewanya lebih murah, Rp 250 ribu. Lokasinya lebih ke dalam.

Di sana juga terdapat fasilitas stop kontak listrik, keran air, dan kayu bakar, namun tanpa tenda.

Ini berarti, pengunjung harus membawa tenda sendiri. Tapi, tentu bukan masalah karena, sekali lagi, mobil bisa dibawa hingga ke lokasi sehingga tak perlu repot-repot berjalan sambil memanggul tenda.

Ayu (29), wisatawan asal Bekasi, mengaku sengaja memilih wisata dengan berkemah di Kampung Cai karena ingin menikmati keindahan alam.

"Di sini alamnya bagus banget, jauh dari polusi. Kita bisa healing dari pekerjaan dan rutinitas sehari-hari," ujar Ayu, saat ditemui di tendanya di Kampung Cai, Minggu (27/2).

Berkemah di kaveling champer van menjadi pilihannya, menurut Ayu, karena lebih prakstis dan menyenangkan.

"Kami sekeluarga kan bawa anak kecil, jadi perabotannya banyak. Makanya kami milik camping ground yang kami bisa memarkir mobil persis di sebelah tenda," kata Ayu.

Meski saat berkemah cuaca kurang bersahabat karena turun hujan, Ayu mengaku beryukur karena tetap bisa bergembira dan bermain bersama keluarganya.

"Memang kebagian hujan melulu, tapi alhamdulillah saat mau main, hujan berenti, jadi bisa main," ujarnya. "Saat hujan, kita tetap bisa main di tenda," lanjut Ayu sambil tersenyum

Ayu juga mengaku tenang berwisata di Rancaupas karena pengelola menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Berlibur di Rancaupas ini kondusif karena penerapan prokes dari timnya juga sudah oke, terus warganya juga sudah pada aware pada prokes," ujarnya.

Untuk wisatawan yang ingin berkemah tapi tak mau membayar sewa di kaveling champer van, bisa juga mendirikan tenda di dekat parkiran sehingga tetap merasakan sensasinya karena jarak antara mobil dan tenda tak terlalu jauh.

Namun, karena lokasinya tak berada di kaveling champer van, mereka tak mendapatkan fasilitas kayu bakar, stop kontak listrik, atau keran air.

Meski demikian, mereka juga tak perlu khawatir karena di kokasi ini juga banyak warung makanan yang buka 24 jam.

Kayu bakar, mereka bisa langsung membeli di sana, sekalian ikut mengisi daya ponsel jika memang perlu.

Jika kebelet pipis atau buang hajat, ada sejumlah toilet umum yang bersih yang bisa setiap saat dipergunakan.

Pengelola Rancaupas, Riki Setiadi, mengatakan kaveling champer van belakangan memang banyak diminati karena kepraktisannya.

"Umumnya mereka yang berkemah dengan keluarga memilih champer van. Tapi, ada juga yang berkemah di area yang lebih dalam, biasanya mahasiswa," katanya.

Setiap hari, ujar Ricky, Rancaupas dikunjungi sekitar 300-an wisatawan.

"Namun, pada weekend biasanya naik jadi seribuan wisatawan, sementara pada long weekend seperti sekarang, pengunjungnya bisa 1.500-an," ujarnya.

Riki mengakui, cuaca hari-hari ini memang kurang mendukung karena kerap turun hujan.

"Tapi masih banyak wisatawan yang berkemah. Bahkan pengunjung lebih banyak yang berkemah dibanding kunjungan harian," katanya.

Untuk masuk ke Rancaupas, pengunjung dikenai tiket Rp 25 ribu per orang, ditambah Rp 15 ribu jika ingin berkemah. Namun, mereka yang berkemah di kaveling champer van dapat bebas tiket masuk untuk dua pesertanya. Peserta lainnya tetap wajib bayar.

Selain fasilitas berkemah, di Rancaupas juga terdapat penangkaran rusa yang bisa dimasuki pengunjung dengan bebas tanpa perlu membayar kembali tiket.

Di sana, pengunjung juga dapat membeli pakan rusam Rp 10 ribu per kantung dan menikmati sensai memeberi makan rusa langsung dari tangan.

Tak hanya itu, di Rancaupas juga terdapat kolam renang air panas yang bisa dinikmati pengunjung. Namun, untuk itu pengunjung harus kembali mengeluarkan kocek Rp 22 ribu per orang.

Jika ingin lebih privat, ada juga onsen atau kolam rendam. Pengunjung cukup mengaluarkan biaya Rp 28 ribu per orang. Satu kolam rendam bisa diisi empat orang.(Lutfi Amad Maulidin)

Baca juga: Raja Edward VII, Dalang di Balik Perang Dunia Pertama. Siapa Dalang Perang Rusia vs Ukraina?

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved