Senin, 29 September 2025

Indonesia-Singapura Teken MOU Ekspor Listrik dan CCS, Eddy Soeparno: Era Baru Pengembangan EBT

Eddy Soeparno mengapresiasi pendandatanganan MOU Indonesia-Singapura terkait pengiriman listrik dari energi tenaga surya dan penyimpanan karbon (CCS).

Editor: Content Writer
dok. MPR RI
KERJA SAMA BILATERAL - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PAN, Eddy Soeparno, menyambut gembira pendandatanganan MOU antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Singapura. Menurut Eddy, kesepakatan kedua negara ini merupakan tonggak baru dalam pengembangan Energi Terbarukan (EBT) dan ekonomi rendah karbon di Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PAN, Eddy Soeparno, menyambut gembira pendandatanganan MOU antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Singapura.

Adapun penandatanganan tersebut terkait pengiriman listrik yang berasal dari energi tenaga surya di Kepri dan Riau, serta penyimpanan karbon Singapura ke Indonesia (Carbon Capture Storage atau CCS) pada hari Jumat (13/06). 

Menurut Eddy, kesepakatan kedua negara ini merupakan tonggak baru dalam pengembangan Energi Terbarukan (EBT) dan ekonomi rendah karbon di Indonesia.

“Saya memberikan apresiasi kepada Pak Bahlil dan jajaran Kementerian ESDM yang secara cepat menangkap peluang untuk pengembangan sektor energi terbarukan serta low carbon business di Indonesia melalui ekspor listrik dan industri CCS," kata Eddy.

Selain menyerap tenaga kerja, MOU ini juga menghasilkan devisa dan membangun industri panel surya dan industri pendukung EBT lainnya, penandatanganan MOU tersebut meneguhkan Indonesia sebagai negara yang serius melakukan dekarbonisasi terhadap perekonomiannya. 

“Kebutuhan listrik Singapura yang bersumber dari EBT sangat besar dan Indonesia adalah negara yang memiliki kedekatan geografis dan sumber energi surya yang diperlukan negara tetangga kita. Selain itu, sumber panas bumi di wilayah Sumatera Barat juga bisa dikembangkan untuk menambah pasokan listrik ke Singapura. Kesediaan negara jiran ini membeli sumber listrik EBT dengan tarif yang menjanjikan, tentu menarik bagi investor domestik kita," lanjut Eddy. 

Baca juga: Eddy Soeparno: Pemanfaatan Oil Rig untuk CCS dan LNG Langkah Strategis Pemerataan Akses Energi

Lebih lanjut ia menambahkan, “Di lain pihak, potensi penyimpanan karbon Indonesia sebesar 600 gigaton, yang merupakan terbesar di kawasan Asia, juga membuka peluang pendapatan negara dan penyerapan tenaga kerja ketika negara-negara seperti Singapura, Korea, Taiwan dan Jepang melakukan penyimpanan karbon hasil industrinya di Indonesia."

"Teknlologi CCS saat ini sudah teruji dan aman, sehingga pengembangan industri CCS  ke depannya juga akan membawa transfer teknologi kepada anak bangsa. Selain daripada itu, CCS merupakan low carbon business yang calon investornya cukup banyak, yang kelak akan meningkatkan porsi investasi asing ke Indonesia," sambung Eddy.

Eddy meyakini bahwa ekspor listrik ke luar negeri telah memperhitungkan kebutuhan domestik Indonesia, sehingga kegiatan pengiriman energi ke Singapura tidan akan mengganggu kebutuhan listrik dalam negeri.

“Ke depannya saya berharap bahwa sektor EBT akan semakin berkembang di Indonesia, dalam rangka mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang saat ini masih banyak diimpor, serta penguatan ketahanan energi nasional sejalan dengan Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo,” tutup Eddy.

Baca juga: Wakil Ketua MPR RI Dorong Optimalisasi CCS untuk Mitigasi Iklim dan Pertumbuhan Ekonomi

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan