Senin, 29 September 2025
Tujuan Terkait

Johan Rosihan Usulkan Gunung Tambora sebagai Contoh Nasional Eduwisata dan Konservasi Alam

Johan Rosihan mengusulkan Gunung Tambora sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang mengedepankan aspek konservasi dan pelestarian budaya.

Editor: Content Writer
Istimewa
KONSERVASI GUNUNG TAMBORA - Anggota MPR RI Johan Rosihan dalam kegiatan mendaki dan mengunjungi puncak Gunung Tambora bersama tim dari Taman Nasional Tambora, pada Rabu (11/6/2025). Ia mendorong pemerintah pusat menetapkan Gunung Tambora sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) berbasis konservasi dan kebudayaan. 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota MPR RI, Johan Rosihan, mengusulkan agar pemerintah pusat menetapkan Gunung Tambora sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang mengedepankan aspek konservasi dan pelestarian budaya.

Ia juga mengusulkan dibentuknya pusat interpretasi geowisata dan edukasi berbasis sejarah serta program kolaborasi riset internasional untuk menarik perhatian dunia terhadap pentingnya pelestarian kawasan ini.

“Tambora adalah simfoni alam, sejarah, dan masa depan konservasi Indonesia. Kita tidak bisa lagi memisahkan antara pelestarian, edukasi, dan pengembangan ekonomi lokal berbasis wisata berkelanjutan,” ujar Johan.

Hal itu disampaikan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, di ketinggian 2.851 mdpl Puncak Tambora, dalam kegiatannya mendaki dan mengunjungi langsung ke puncak Gunung Tambora bersama tim dari Taman Nasional Tambora, Rabu (11/6/2025).

Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Johan dalam mendorong pelestarian kawasan konservasi sekaligus pengembangan Tambora sebagai pusat edukasi dan pariwisata berkelanjutan di Pulau Sumbawa.

Johan menekankan bahwa Gunung Tambora tidak hanya berperan sebagai tujuan wisata alam, tetapi juga memiliki nilai ekologis, historis, dan peran strategis dalam perencanaan pembangunan nasional.

Ia menyoroti pentingnya pengelolaan secara menyeluruh yang mencakup pelestarian lingkungan, penguatan warisan sejarah, serta peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.

Baca juga: Gelar Lokakarya Akademik di NTB, Johan Rosihan Siap Terbitkan Buku Lawas Samawa

Letusan Tambora pada tahun 1815 merupakan peristiwa vulkanik terbesar dalam sejarah modern yang berdampak global. Johan menilai narasi sejarah besar ini belum sepenuhnya diangkat dalam sistem pendidikan nasional maupun dalam kerangka promosi wisata budaya.

“Dulu Tambora menyapa dunia melalui letusannya yang mengubah iklim global. Kini saatnya dunia menyapa Tambora melalui riset, konservasi, dan pariwisata edukatif yang berkeadilan,” papar Anggota Komisi IV DPR RI ini.

Selain mendorong kebijakan konservasi, Johan juga menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat lokal sebagai pelaku utama dalam sistem ekowisata dan pengawasan kawasan. Menurutnya, pendekatan berbasis kearifan lokal adalah kunci keberhasilan pengelolaan jangka panjang.

"Ini adalah langkah kami untuk mengangkat Tambora dalam agenda kebijakan nasional, dan mengundang semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha, akademisi, maupun komunitas lokal untuk menjadikan Tambora sebagai teladan dalam harmoni antara alam, budaya, dan pembangunan," tandasnya. (*)

Baca juga: Peringati Harlah Pancasila, Johan Rosihan: Pancasila Harus Jadi Pedoman Hidup, Bukan Sekadar Simbol

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan