Kick Off Calendar of Events Banjarmasin 2019, Berharap Banjarmasin menjadi Bali Ke-11
Pemerintah Kota Banjarmasin menggelar Kick Off Calendar of Events Banjarmasin 2019, di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jalan Medan Merdek
Pemerintah Kota Banjarmasin menggelar Kick Off Calendar of Events Banjarmasin 2019, di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (18/2/2019).
Pihaknya berharap, untuk meningkatkan daya tarik wisata, Banjarmasin bisa menjadi Bali ke-11.
"Banjarmasin hari ini sudah menjadi destinasi wisata unggulan Indonesia. Kalau menteri Pariwisata dan Presiden sudah me-launching 10 Bali Indonesia, maka Banjarmasin dan Kalsel melamar ingin menjadi Bali ke-11," kata Ibnu Sina, Wali Kota Banjarmasin, dalam acara tersebut.
Pasalnya, lanjut Ibnu, karena 10 Bali di Indonesia telah dilaunching berbasis pantai, laut, dan gunung. Sementara untuk berbasis Sungai belum tersedia.
"Karena itu Banjarmasin hadir untuk mengisi ruang kosong dari destinasi wisata berbasis sungai di Indonesia," ujarnya.
Dimana Kota Banjarmasin sendiri dijuluki Kota Seribu Sungai. Beberapa sungai yang ada di Banjarmasin antara lain, Sungai Martapura, Sungai Barito, Sungai Kelayan, Sungai Jingah, Sungai Andai, Sungai Pekapuran, dan Sungai Lulut. Dimana telah menjadi destinasi wisata.
"Banjarmasin memiliki budaya dan keunikan serta kebanggaan untuk Indonesia. Hari ini kami me-launching 36 agenda event untuk tahun 2019 di Kota Banjarmasin. Karena itu kami mengundang seluruh tamu undangan dan kolega juga turis datang ke Banjarmasin," jelas Ibnu.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Resnawan, mengatakan, semenjak pengembangan ekonomi berbasis kebudayaan lokal diperkenalkan, banyak pemerintahan yang kemudian mengembangkan sektor pariwsata sebagai pengembangan ekonimi berkelanjutan.
"Sehingga nilai budaya yang diambil bisa menjadi yang terbaik dalam pengembangan ekonomi. Serta memacu kreativitas masyarakat dalam mengemas nilai-nilai kebudayaan dalam produk-produk kebudayaan yang dikembangkan," jelas Rudy, yang turut hadir dalam acara tersebut.
Pihaknya, juga mengapresiasi serta menghargai Wali Kota Banjarmasin serta jajarannya. Yang telah menjadikan Banjarmasin tidak hanya menjadi pusat ekonomi, tapi menjadi daerah yang menjunjung tinggi nilai budaya.
"Kota Banjarmasin mempunyai keunikan dan kekhasan. Mempunyai suguhan yang menarik seperti Pasar Apung," katanya.
Pihaknya pun berharap dengan diluncurkannya acara ini, sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin dapat menjadi pioner dalam penyelenggaraan ekonomi pariwisata.
"Di tahun ini kami akan terus mengembangkan sektor wisata untuk nilai ekonomi bagi Kalsel. Disamping sektor pertanian, perkebunan, industri pengolahan, dan pertambangan yang menjadi sektor unggulan," ujarnya.
Pihaknya mencatat, jumlah wisatawan nusantara maupun mancanegara yang datang ke Kalsel meningkat setiap tahunnya.
Seperti di tahun 2018 mencapai 496.000 wisatawan nusantara dan 27.000 wisatawan mancanegara.
"Ini memberikan dampak positif bagi perekenomian Kalsel. Mudah-mudahan 2019 ini tiket pesawat juga turun harga lagi. Karena dampak mahalnya tiket pesawat, lebih mahal domestik daripada ke luar negeri yang hanya Rp 1,1 juta. Kalau ke Banjarmasin tidak dapat harga segitu," jelasnya.
Sedangkan, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani, mengatakan, pariwsata menjadi salah satu yang diandalkan untuk devisa negara.
Acara tersebut juga diharapkan membangkitkan kembali sektor pariwisata yang belakangan menurun akibat bencana gempa bumi.
"Tahun 2018, terdapat 15,8 juta wisatawan dari 17 juta yang kami harapkan. Memang terjadinya gempa bumi di Lombok dan Palu, serta jatuhnya pesawat Lion Air, berpengaruh kunjungan wisatawan," ujar.
Namun, lanjut Rizki, pihaknya selalu optimis. Namun, seharusnya yang dikembangkan destinasi wisatanya bukan hanya acara tertentu saja.
"Event pariwisatanya itu sebenarnya salah satu pemicu dan tumpuan kita. Sebenarnya jangan hanya bertumpu pada event. Event itu hanya branding suatu destinasi, tapi setelah itu potensi pariwista yang harus dikembangkan," jelasnya.
Salah satunya juga adalah sarana dan prasarana untuk ke lokasi destinasi wisata yang harus dilakukan pembenahan. Sehingga setiap wisatawan selesai menikmati suatu acara pariwisata bisa melanjutkan perjalanan wisatanya ke destinasi yang lainnya.
"Dengan banyaknya wisatawan akan memberikan dampak ekonomi ke warga setempat," jelasnya.
Salah satu acara yang digelar yaitu, Banjarmasin Sasiringan
Festival 8-10 Maret, Festival Jukung Bungas Indonesia 27 April, lalu Festival Manopeng 29 Oktober, dan lainnya. (*)