Minggu, 5 Oktober 2025

Pengamat: Ganjil Genap di Tol Luar Biasa, Kepadatan Berkurang, Waktu Tempuh Lebih Cepat

Kemacetan lalu lintas di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) sudah cukup memprihatinkan. Data pada 2018 menunjukkan seti

Editor: Content Writer
Kemenhub
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi (kemeja putih) 

Kemacetan lalu lintas di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) sudah cukup memprihatinkan. Data pada 2018 menunjukkan setiap harinya terjadi sekitar 49,5 juta pergerakan manusia dan kendaraaan di wilayah Jakarta Raya ini.

Wilayah Jakarta, Bogor, Depok Tangerang dan Bekasi meskipun berbeda dalam wilayah administrasi karena berada dalam tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten, dalam kenyataannya sudah menjadi satu-kesatuan secara ekonomi, sehingga saling ketergantungan. Konsekuensinya mobilitas manusia dan barang di wilayah Jabodetabek meningkat secara drastis karena transportasi merupakan urat nadi perekonomian.

Faktanya, kemacetan parah sering terjadi di ruas-ruas jalan tol di lingkup Jabodetabek, padahal seharusnya jalan tol adalah jalan bebas hambatan. Contoh kasus, kemacetan paling parah terjadi di jalan tol Jakarta - Cikampek (Japek) khususnya ruas Bekasi – Jakarta sejak awal 2018.

Kondisi ini disebabkan pengerjaan tiga proyek strategis nasional yang proses pembangunannya dilakukan secara bersamaan di sekitar wilayah ruas tol tersebut. Pertama, pembangunan LRT Bekasi – Cawang, kedua Pembangunan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II (Elevated). Dan ketiga Pembangunan Kereta Api Cepat Jakarta – Bandung.

genap ganjil bekasi
#ganjilgenapbekasi

Melihat situasi sangat mendesak penanganan, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) memutuskan mengambil langkah terobosan untuk mengurai kemacetan di Jalan Tol Japek ruas Bekasi – Jakarta. Setelah melalui serangkaian kajian dan uji coba, dilakukan penerapan paket kebijakan yang diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor. PM 18 tahun 2018 yang berlaku mulai tanggal 12 Maret 2018.

BPTJ bekerja sama dengan stakeholder terkait menerapkan kebijakan ganjil genap di Pintu Tol Bekasi-Barat dan Bekasi-Timur arah Jakarta. Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, menyebutkan implementasi kebijakan ganjil genap ini memberikan hasil yang baik. Hal ini ditandai dengan menurunnya jumlah kepadatan lalu lintas di ruas jalan tol sebesar 36%.

“Dicatat, di sini pada jam-jam tersebut lalu lintas turun 36%. Suatu jumlah yang sangat menggembirakan, dan dengan (penurunan) 36% itu membuat kecepatan kendaraan itu naik 22%. Jadi ini korelasi yang langsung, menurun dan lebih cepat,” kata Menhub, Budi Karya Sumadi.

Kebijakan ini mengatur mobil pribadi (golongan I) dengan plat nomor ganjil hanya bisa mengakses pintu tol tersebut pada tanggal ganjil begitu pula sebaliknya mobil dengan plat nomor genap hanya bisa mengakses pintu tol Bekasi Barat dan Timur hanya pada tanggal genap. Penerapan kebijakan dilakukan setiap Senin-Jumat pukul 06.00 WIB s/d 09.00 WIB kecuali hari libur nasional.

Pada saat yang bersamaan diberlakukan pula kebijakan pengaturan operasional angkutan barang golongan III, IV dan V di Jalan Tol Jakarta – Cikampek (ruas Cawang-Karawang Barat dan Karawang Barat-Cawang). Kebijakan ini berlaku pada jam dan hari yang sama dengan kebijakan Ganjil – Genap di Pintu Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur yaitu setiap Senin – Jumat pukul 06.00 – 09.00 WIB kecuali hari libur nasional.

Selama penerapan peraturan kendaraan bernomor plat ganjil-genap, evaluasi kebijakan ini menunjukkan dampak positif yang cukup siginfikan. Terjadi peningkatan kecepatan rata-rata sebesar 35% dan pengurangan volume kendaraan (V/C ratio) sebesar 57% di Tol Jakarta-Cikampek ruas Bekasi – Jakarta pada waktu (jam dan hari) diberlakukan kebijakan tersebut.

Sisi lain yang menggembirakan adalah bertambahnya jumlah pengguna angkutan umum massal berbasis jalan (JR Connexion, TransJabotebek dan JA Connexion) karena waktu tempuhnya relatif menjadi lebih cepat.

Kebijakan penanganan kemacetan di Tol Jakarta – Cikampek lantas diperluas di Jalan Tol Jagorawi (ruas Cibubur – Jakarta) dan Jalan Tol Jakarta - Tangerang yang juga menghasilkan dampak yang cukup positif.

Pengamat transportasi, Yayat Supriatna, mengapresiasi kebijakan ganjil-genap ini. Dengan kebijakan ini, menurut Yayat, waktu tempuh menuju ke Jakarta menjadi lebih singkat.

“Ini luar biasa, kepadatan berkurang, kecepatan bisa lebih baik, waktu tempuh menjadi lebih cepat. Perjalanan lebih cepat itu rata-rata bisa kecepatan 90 – 100 km/jam artinya di sini ada kecepatan maksimal yang bisa didapat. Ini sangat membantu para pengguna untuk mendapatkan waktu perjalanan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum ada ganjil-genap,” ungkap Yayat Supriatna.

Namun kebijakan ganjil genap ini bukanlah solusi tetap untuk memecahkan masalah kemacetan. Kebijakan ini sifatnya merupakan langkah terobosan sebelum kebijakan yang lebih permanen dapat diterapkan.

Hal lain yang perlu dicatat adalah kebijakan ganjil genap di pintu tol yang diterapkan BPTJ adalah satu – satunya yang pernah dilakukan di dunia dan terbukti efektif. Umumnya kebijakan ganjil genap hanya diberlakukan di jalan arteri dalam kota seperti halnya juga dilakukan di jalan arteri wilayah DKI Jakarta.

Untuk jangka panjang BPTJ saat ini tengah mempersiapkan implementasi penanganan kemacetan di Jabodetabek secara menyeluruh berdasarkan Peraturan Presiden Nomor. 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ). Berdasarkan tahap-tahap yang sudah dirumuskan dalam RITJ diharapkan pembenahan pengelolaan transportasi secara keseluruhan di Jabodetabek akan selesai pada 2029. (*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved