Selasa, 7 Oktober 2025

Putri Widji Tukul, Fitri Nganthi Wani Luncurkan Album Buku Terbaru 'Sastra untuk Tarendra'

Peluncuran album buku baru Fitri Nganthi Wani lutri Wiji Thukul di Bentara Budaya Solo. Buku berjudul Sastra Untuk Tarendra.

Editor: Daryono
Tribunnews.com/AndariWN
Acara peluncuran album buku baru Fitri Nganthi Wani di Bentara Budaya Solo 

Laporan Wartawan Tribunnews, Andari Wulan Nugrahani

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Putri Widji Tukul, Fitri Nganthi Wani meluncurkan album buku terbaru, Sastra Untuk Tarendra di Bentara Budaya Solo, Jln Slamet Riyadi, Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (1/11/2019) 

Wani meluncurkan karyanya yang ketiga.

Peluncuran album buku Sastra Untuk Tarendra dilaksanakan pukul 19.30-23.00 WIB.

Sastra Untuk Tarendra yang ditulis oleh Wani berkisah mengenai manusia-manusia yang hanya menjalani hubungan asmara tanpa jiwa.

Persiapan Acara Peluncuran Album Buku Fitri Nganthi Wani
Persiapan Acara Peluncuran Album Buku Fitri Nganthi Wani

Dilansir dari bentarabudaya.com yang menuliskan lengkap prolog untuk peluncuran album buku Wani: Sastra Untuk Tarendra, dalam buku Sastra Untuk Tarendra, aturan dinilai sebatas aturan.

Aturan adalah belenggu pengikat yang disepakati masyarakat.

Sastra Untuk Tarendra mengajak pembaca untuk merenungkan seperti apa ketika sejatinya komitmen tidak sama dengan kebenaran di hati; siapa yang tahu?

Tentang hati yang sudah jenuh? Atau rahasia yang tertutup sangat rapat tentang kecintaannya pada yang lain?

Bahkan kekuatan semesta pun seperti tak mampu menolong perihal kehendak bebas ini.

Tarendra adalah penggambaran dari sisi normal perasaan manusia terhadap fenomena-fenomena alami yang terjadi dalam percintaan yang masih dianggap tabu.

Tarendra bisa menggambarkan semua orang, bisa saya, bisa juga anda.

Begitulah uraian Fitri Nganthi Wani.

Tarendra adalah manusia biasa yang harus berani menahan semua rasa dan ekspresinya pada seseorang yang memiliki kaitan perasaan dengannya.

Karena selalu didahului oleh keadaan yang tidak memungkinkan sehingga membuatnya selalu merasa lemah dan kalah sebelum berperang.

Tarendra adalah manusia yang sangat menyadari bahwa mencintai bukanlah kesalahan, merindukan bukanlah kesalahan, namun dia harus mengalah tunduk pada dogma, norma dan stigmatisasi moral di dalam masyarakatnya. 

Tarendra adalah sisi misterius dari manusia di dunia nyata.

Tarendra tentang kemurnian perasaannya yang harus selalu rahasia, yang tak pernah benar-benar bisa terkuak dan namanya harus selalu disamarkan agar seolah-olah fiksi, bahkan sampai berani untuk dituliskan.

Fitri Nganthi Wani sengaja memilih judul “Sastra Untuk Tarendra“ karena sebagaimana maksud dari tujuannya menerbitkan buku ini, ingin menjadikan buku ini sebagai hadiah istimewa bagi kita semua yang merasa pernah atau sedang menjadi Tarendra.

Menurut Wani, perasaan serumit apapun dan serahasia apapun, tetap harus memiliki wadah untuk dirayakan agar tak begitu saja hilang karena perasaan-perasaan itu juga memiliki jasa yang besar dalam pertumbuhan mental, kreativitas dan sikap sosial yang semakin baik bagi setiap yang berhasil berdamai dengannya.

Banyak yang terlibat dalam penggarapan buku ini, ada Yuditeha yang telah memberikan kata pengantar untuk buku ini.

Kemudian Anissa Hertami, Ayu Utami, Dinda Kanya Dewi, Fauzan Mukrim, Fiersa Besari, Niskala Astungkara, Putri Ayudya, Rachel Amanda, Rasyid Yudhistira, Ratih Kumala dan Sisir Tanah yang telah begitu baik menyumbangkan pendapatnya untuk endorsement buku ini.

Dan yang terakhir pada Sekar Bestari yang telah memberikan karyanya yang begitu memukau untuk sampul buku ini.

Peluncuran album buku ini di isi penampilan dari Fitri Nganthi Wani, Julian Rinaldi, Gandhi Asta, Sisir Tanah, Panji Sukma, Robetiyem. (*)

 
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved