Varietas IPB-3S, Inovasi Terbaru Kementan Capai Kedaulatan Pangan
Kedaulatan pangan Indonesia terdorong inovasi terbaru Kementerian Pertanian. Dengan varietas IPB-3S, hasil produksi komoditi padi Indonesia berlimpah
TRIBUNNEWS.COM – Begitu banyak inovasi pertanian yang terjadi dalam setahun terakhir di Indonesia. Selain modernisasi besar-besaran melalui pemberian Alat Mesin Pertanian (Alsintan), inovasi juga terjadi dalam bidang varietas padi.
Varietas IPB-3S namanya. Varietas padi unggulan hasil kerjasama Kementerian Pertanian dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu sering disebut-sebut sebagai inovasi terbaik pertanian Indonesia saat ini.
Pasalnya, varietas tersebut mampu menaikkan total produksi padi secara signifikan. Kementerian Pertanian mencatat, varietas IPB-3S mampu menghasilkan 9,4 Gabah Kering Giling (GKG) per hektare.
Jika dibandingkan dengan rata-rata produksi nasional, angka tersebut lebih besar. Rata-rata nasional hanya mampu mencapai produksi 5,04 ton GKG per hektare saja.
Apa “resep rahasia” varietas padi IPB-3S sampai bisa meningkatkan produktivitas sedemikian besar?
Ternyata jawabannya terletak pada malai. Sekumpulan bunga padi yang keluar dari buku paling atas tanaman tersebut menjadi kunci kualitas. Malai varietas padi IPB-3S tercatat cukup banyak dengan bentuk lebih panjang dibanding padi jenis lain.
Tidak heran dengan keistimewaannya tersebut, Kementerian Pertanian menjadikan varietas IPB-3S sebagai unggulan baru dalam proses mencapai kedaulatan pangan.
Di samping produktivitasnya yang besar, hasil padi varietas IPB-3S juga cukup digemari konsumen. Banyak di antara mereka menyebutkan kualitasnya lebih baik dibanding Ciherang.
Selain itu harganya juga cukup bagus dan bisa diterima baik oleh pasar. Dengan harga sekitar Rp 5.400 per kilogram Gabah Kering Panen (GKP), rendemen yang diperoleh petani lebih tinggi dibanding padi jenis lain. Rendemen padi IPB-3S bisa mencapai 67 persen dibanding padi lainnya.
Besar produktivitas dan penerimaannya yang baik oleh pasar menjadikan varietas IPB-3S primadona baru pertanian Indonesia. Para petani dapat memanfaatkannya untuk menghasilkan padi yang lebih berkualitas.
Namun, tentu saja semua itu harus diiringi cara pengolahan lahan yang tepat. Para petani yang menanam padi varietas IPB-3S harus menggunakan teknologi produk yang maksimal.
Beberapa tahap proses, mulai dari persemaian, pengolahan tanah, penanaman, pengairan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta panen perlu diperhatikan benar-benar.
Peletakan tanaman padi varietas IPB-3S pun tidak bisa main-main. Petani harus menanamnya secara rapat karena gabah yang dihasilkan bisa mencapai 300 butir per malay.
Akibatnya, penggunaan air juga harus diperhatikan. Jangan sampai semua proses yang telah dilakukan dengan cermat dan teliti jadi percuma karena penggunaan air yang terlalu besar atau kecil.
Adapun mengenai pupuk, varietas padi IPB-3S sebaiknya ditanam dengan pupuk Silika (SI) yang banyak beredar di pasaran. Sementara jika menggunakan pupuk Nitrogen, volume pemakaiannya harus dikurangi sampai 90-100 kilogram per hektar.
Semua proses pertanian yang memerlukan kecermatan dan ketelitian tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi petani yang ingin menghasilkan padi berkualitas demi kemajuan pertanian Indonesia.
Di sisi lain, pemerintah sendiri telah melaksanakan ujicoba penanaman padi varietas IPB-3S pada Juli 2015 silam di atas lahan seluas 650 hektar yang tersebar di empat kabupaten di Jawa Barat.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pertanian Amran Sulaiman berharap varietas itu dapat dikembangkan lebih jauh dan menjadi bibit unggulan beberapa daerah di Indonesia.
Provinsi Jawa Barat sendiri menjadi daerah prioritas penanaman benih, karena lahan pertanian di sana tidak seluas Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Selain itu, irigasi di sejumlah sentra pertanian di Jawa Barat pun sudah membaik sehingga memungkinkan penanaman padi varietas IPB-3S dilakukan tiga kali dalam setahun.
Sampai saat ini Kementerian Pertanian pun telah menyiapkan program pengembangan penangkaran benih di 9 provinsi. Selain di Jawa Barat, daerah lain yang siap menggunakan varietas tersebut adalah Jawa Timur.
Dengan adanya inovasi terbaru dalam hal komoditi padi seperti varietas IPB-3S, Indonesia diharapkan benar-benar mampu mencapai kedaulatan pangan pada 2017 mendatang.
Kerja keras menghasilkan inovasi pertanian menjadi daya pendorong yang kuat untuk membantu petani Indonesia meraih kesuksesan. (advertorial)