Perkuat Pangan Indonesia Bagian Timur, Mentan Tinjau Kebun Penelitian Unhas
Amran Sulaiman menilai Unhas dan mahasiswanya mempunyai kemampuan besar memperbaiki pertanian Indonesia bagian Timur.
TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertanian Amran Sulaiman meninjau kebun penelitian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Kamis (28/5/2015). Kegiatan itu Amran lakukan untuk mendukung komitmen mewujudkan kedaulatan pangan, khususnya di Indonesia bagian Timur.
Dalam tinjauannya, Mentan mengapresiasi kegiatan penelitian yang dilakukan Fakultas Pertanian Unhas bersama mahasiswa. Amran menilai Unhas dan mahasiswanya mempunyai kemampuan besar memperbaiki pertanian.
“Kebun penelitian ini harus dikembangkan menjadi Pusat Penelitian Tanaman Pertanian, seperti padi, jagung, cabai, dan tanaman pertanian lainnya untuk menyuplai dan memperkuat pangan Indonesia bagian Timur,” ujarnya.
Kebun penelitian Unhas tersebut merupakan lahan praktik mahasiswa, khususnya yang berkonsentrasi dalam bidang ilmu pemuliaan tanaman. Kegiatan yang sering dilakukan yaitu demonstrasi plot (demplot) persilangan jagung, cabai, padi, dan tanaman pertanian lainnya. Diharapkan, benih unggul dapat dihasilkan untuk kemudian dikembangkan petani.
Adapun komoditi padi, jagung, dan cabai, menurut Amran, merupakan komoditi yang menjadi permasalahan bangsa selama ini. Sebab, komoditi tersebut selalu impor setiap tahunnya.
Atas dasar itu, Amran menyatakan selama tiga tahun ke depan Kementerian Pertanian akan fokus pada peningkatan produksi untuk mewujudkan kedaulatan pangan pada 2017. Kementan sendiri telah membuat berbagai kebijakan strategis.
Pertama, perbaikan jaringan irigasi yang melibatkan 3 juta hektar (52%) jaringan irigasi tersier yang rusak. Kedua, mengubah aturan pengadaan benih, pupuk, dan alat mesin pertanian (alsintan) yang sebelumnya tender menjadi Penunjukkan Langsung (PL). Ketiga, penambahan jumlah alsintan sebesar 60 ribu unit di tahun 2015 yang saat ini telah tersebar 30 ribu unit di seluruh Indonesia.
Sementara kebijakan strategis keempat adalah penambahan jumlah tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). “Sebelumnya hanya tersedia 27 ribu orang. Namun, saat ini sudah sebanyak 70 ribu orang dengan pelibatan TNI (Babinsa), mahasiswa beserta dosen sebanyak 8.500 orang, serta anggota Kontak Tani Nelayan Andalan Nasional (KTNA) sebanyak 39 ribu orang,” tutur Amran Sulaiman.
Rektor Unhas, Prof. Dr. Dwiah Aries Tina sendiri menyambut langkah Kementerian Pertanian mewujudkan kedaulatan pangan. “Langkah nyata yang dilakukan Unhas, yaitu dengan membuat program satu mahasiswa 200 ha yang akan di-launching 4 Juli 2015. Ini sudah digaung-gaungkan. Kami akan bekerjasama dengan berbagai universitas untuk sama-sama mendukung pencapaian kedaulatan pangan,” jelas Dwiah.
Selain itu, Dwiah melanjutkan, Unhas telah meneydiakan lahan pertanian seluas 14 ha untuk dijadikan kebun penelitian. Kebun tersebut nantinya akan menghasilkan bibit unggul komoditi pertanian.
“Kami berbuka tangan mendukung ketahanan pangan dan menciptakan daya saing produk pertanian, sehingga dapat bersaing di tingkat dunia,” ungkap Dwiah.
Melihat potensi dan keseriusan pihak Unhas tersebut, Mentan langsung memberikan bantuan berupa 5 unit hand tractor, benih unggul untuk jagung, cabai, padi, serta pembangunan irigasi tetes. Selain itu Mentan pun menantang mahasiswa dan dosen turun ke sawah.
“Saya tantang para mahasiswa dan dosen bergerak turun ke sawah meningkatkan produksi pangan petani, sehingga kita tidak mewariskan impor pangan pada generasi kita di masa datang,” tutup Mentan. (advertorial)