5 Skil Terbaik di Abad ke-21
Penting bagi kita untuk menjadi akrab dengan teknologi, jika kita ingin mendapatkan yang terbaik
TRIBUNNEWS.COM -- Apa yang harus kita lakukan untuk menjadi warga negara abad ke-21? Dunia yang terus berubah, memaksa kita untuk memiliki kompetensi yang berbeda untuk mencapai sukses pada masa lalu, saat ini dan masa depan.
Menurut Harry K. Nugraha, Country Manager Intel Indonesia, untuk menyambut ekonomi berbasis informasi yang akan datang, ada 5 skills yang harus dikuasai untuk membawa kita lebih jauh ke depan.
Kelima skills tersebut yaitu, melek digital (digital literacy), berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis (critical thinking), berkolaborasi (collaborating), dan kepemimpinan (leadership).
Dengan melek digital, kita tidak hanya mendapatkan skills fungsional untuk mengarahkan hidup kita sehari-hari, tetapi juga memungkinkan kita untuk mengejar pendidikan lama setelah kita meninggalkannya. Penting bagi kita untuk menjadi akrab dengan teknologi, jika kita ingin mendapatkan yang terbaik dari yang ditawarkan oleh internet.
“Intel Easy Steps mengajarkan Digital Literacy untuk mereka yang memiliki akses komputer terbatas di Filipina. Marites Atibo, guru dari Mauban, Quezon, butuh waktu untuk meyakinkan dirinnya untuk mengikuti pelatihan tersebut yang diadakan bekerja sama dengan pemerintah setempat, sampai akhirnya memperoleh pengetahuan dan kepercayaan diri untuk menggunakan komputer tersebut. Dia pasti sudah melewati jalan yang panjang!” kata Harry.
Berpikir kreatif dengan mengenalkan cara baru untuk memecahkan masalah dengan cara yang tidak biasa. Terus berusaha, menguji dan mencoba berbagai cara akan sering kali berhasil juga, tapi hal ini tidak memungkinkan kita untuk memiliki banyak ruang kososng untuk tumbuh dan mengambil risiko. Intel Teach menghargai signifikansi dari pencampuran berpikir kreatif dengan metode pengajaran tradisional, dan ini bertujuan untuk mengembangkannya melalui ‘Creativity in the Mobile Classroom’.
“Di Indonesia, Intel bermitra dengan Axioo, sebuah Original Equipment Manufacturer (OEM) merek lokal untuk melengkapi ruang kelas di 53 sekolah di seluruh Indonesia dengan berbagai teknologi berbasis Intel. Kelas pintar mendorong berpikir kreatif dengan membuat proses belajar lebih menarik dan interaktif,” jelas Harry.
Berpikir kritis berarti memiliki kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional, maupun mampu untuk berefleksi dan berpikir secara mandiri. Tidak pernah sebelumnya kita memiliki akses yang lebih luas terhadap informasi, tetapi hal ini apakah benar dan akurat? “Intel Teach menawarkan ‘Thinking Critically with Data’ untuk membekali siswa saat ini dengan kemampuan analisis untuk masa depan yang global, dunia yang diarahkan oleh pengetahuan,” kata Harry.
Bekerja dan berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang berbeda merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan di dunia digital hari ini, sebuah dunia global. Koneksi internet yang lebih cepat dan perkembangan komputasi awan memungkinkan kolaborasi yang melampaui jarak fisik dan batas geopolitik, yang membuat ‘Collaboration in the Digital Classroom’ dari Intel Teach menjadi begitu relevan.
Nutpraveen Tatsuwan, seorang guru dari provinsi Pichit Thailand, telah mengikuti program ‘Collaboration in the Digital Classroom’ pada tahun 2014 dan segera menerapkan apa yang dia pelajari kepada muridnya di kelas 5 dan 6 dengan hasil yang luar biasa. Kelasnya yang dulu melakukan program berfokus pada konten dan menggunakan teknologi hanya sebagai alat untuk mentransfer pengetahuan, sekarang dia mendesain pelajaran dengan melibatkan teknologi untuk memecahkan masalah dalam kelompok.
Kelasnya pun menjadi lebih aktif dalam hal partisipasi muridnya, dimana mereka mengajukan pertanyaan dan memberikan penjelasan satu sama lain. Perangkat internet seperti aplikasi pengirim pesan dan dokumen secara online juga memperluas pembelajaran dan kolaborasi sampai di luar kelas, sehingga murid-muridnya dapat berkolaborasi kapan saja dan di mana saja.
Apakah seorang pemimpin itu dibuat atau dilahirkan? Penelitian telah menunjukkan bahwa kepemimpinan adalah campuran dari kemampuan yang alami maupun yang didapatkan. Meskipun ada ciri-ciri pemimpin tertentu yang dilahirkan dengannya, kita juga dapat memperoleh skills kepemimpinan melalui pelatihan, pengalaman dan praktek. “Sebagai sumber kehidupan timnya dan orang-orang yang dipimpinnya, seorang pemimpin tahu bagaimana dan kapan untuk mengeluarkan tembakan dan mengarahkan timnya untuk tingkat yang lebih tinggi,” pungkas Harry.