Minggu, 5 Oktober 2025

Survei: 84 Persen Perangkat Lunak di PC Indonesia Bodong

Survei juga menemukan kerugian bisnis bagi produsen software asli akibat penggunaan software tidak berlisensi itu bernilai Rp17,3 triliun.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Rendy Sadikin
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Pengunjung melihat-lihat sejumlah laptop di salah satu stan dalam Mega Bazaar Consumer Show 2014 di Graha Manggala Siliwangi, Jalan Aceh, Kota Bandung, Kamis (27/3/2014). Pameran yang akan berlangsung hingga 30 Maret 2014 itu memamerkan beragam komputer, gadget, dan alat hiburan. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski pengguna komputer menilai, risiko ancaman keamanan dari malware. Tapi, faktanya sebagian besar masih menggunakan perangkat lunak alias software tanpa lisensi.

Survei The Software Alliance (BSA) menunjukkan masih 84 persen dari seluruh software yang dipasang pada komputer pribadi di Indonesia selama tahun 2013 justru tidak berlisensi secara benar.

"Kebanyakan orang tidak tahu apa yang dipasang ke dalam sistem komputer mereka. Itulah yang harus diubah," kata Presiden dan CEO BSA, Victoria Espinel, Rabu (25/6/2014).

Survei juga menemukan kerugian bisnis bagi produsen software asli akibat penggunaan software tidak berlisensi itu bernilai Rp17,3 triliun (1,46 miliar dollar AS).

Di antara risiko-risiko yang terkait dengan software tidak berlisensi, 64 persen pengguna komputer di dunia paling mencemaskan terbukanya akses masuk secara gelap bagi para hacker serta 59 persen lainnya mencemaskan risiko kehilangan data.

Para manajer Teknologi Informasi di seluruh dunia mengungkapkan kecemasan yang dapat dimengerti bahwa software tidak berlisensi dapat menyebabkan kerusakan.

Namun tidak sampai separuh dari mereka yang mengaku sangat yakin bahwa software yang digunakan di perusahaan mereka memang asli dan berlisensi dengan benar.

Hanya 35 persen perusahaan yang disurvey telah memiliki peraturan tertulis, yang mewajibkan penggunaan software asli dan berlisensi dengan benar.

Espinel menyarankan agar perusahaan-perusahaan mempertimbangkan program pengelolaan aset software (Software Asset Management /SAM) yang lebih kokoh, dengan mengikuti pedoman-pedoman yang diakui secara internasional.

Survey BSA Global Software dilakukan setiap dua tahun untuk BSA oleh lembaga riset pasar International Data Corporation (IDC).

Tahun ini, mereka mewawancarai pengguna komputer di 34 pasar termasuk hampir 22 ribu konsumen dan perusahaan pengguna komputer pribadi (PC) serta lebih dari 2.000 manajer Teknologi Informasi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved