Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Setuju Bebaskan 1 Tentara Berkewarganegaraan Israel-AS dan 4 Jenazah Sandera

Hamas setuju untuk membebaskan 1 tentara Israel memiliki kewarganegaraan Israel-AS dan 4 jenazah sandera berkewarganegaraan ganda.

Telegram Brigade Al-Qassam
ANGGOTA BRIGADE AL-QASSAM - Foto ini diambil pada Jumat (15/3/2025) dari publikasi resmi Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam berpatroli dengan kendaraan dan senjatanya selama pertukaran tahanan gelombang ke-6 pada Sabtu (15/2/2025) sebagai bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza, yang membebaskan 3 sandera Israel (Sagui Dekel Chen, Sasha Troufanov, Yair Horn) dengan imbalan 369 tahanan Palestina. Pada Jumat (14/3/2025), Hamas setuju membebaskan 5 sandera berkewarganegaraan ganda. 

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyetujui untuk membebaskan satu tentara Israel berkewarganegaraan Israel-Amerika Serikat (AS) dan empat jenazah sandera yang berkewarganegaraan ganda.

Hamas mengumumkan mereka menerima usulan dari para mediator pada hari Kamis (13/3/2025) untuk melanjutkan perundingan mengenai gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan dengan Israel.

Hamas menegaskan mereka menangani usulan tersebut secara bertanggung jawab dan positif.

"Perlawanan menyerahkan tanggapan terhadap usulan tersebut pada dini hari, yang mencakup persetujuan untuk membebaskan tentara Israel Idan Alexander, yang memegang kewarganegaraan Amerika serta jenazah empat orang lainnya yang memiliki kewarganegaraan ganda," kata Hamas dalam pernyataannya, Jumat (14/3/2025).

Hamas menegaskan kesiapan penuhnya untuk memulai perundingan dan mencapai kesepakatan komprehensif mengenai berbagai isu terkait tahap kedua, dan menyerukan pendudukan Israel untuk melaksanakan sepenuhnya kewajibannya.

Sementara itu, seorang pemimpin perlawanan menekankan Hamas akan menyerahkan jenazah empat tahanan pemegang kewarganegaraan ganda, selain tawanan Amerika Idan Iskandar, sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina.

"Negosiasi tidak langsung antara kedua belah pihak akan dimulai pada hari yang sama saat para tahanan dibebaskan, untuk melaksanakan tahap kedua perjanjian," kata pemimpin tersebut kepada Al Mayadeen.

Ia mengindikasikan negosiasi akan mencakup pengaturan terkait gencatan senjata, penarikan pasukan, dan pembebasan tahanan yang tersisa dalam waktu 50 hari.

Ia juga menekankan perlunya segera membuka penyeberangan untuk memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan dan pertolongan.

Pemimpin tersebut mengatakan pelaksanaan tahap pertama harus dilanjutkan, termasuk protokol kemanusiaan, penghentian operasi militer, dan rehabilitasi infrastruktur.

Selain itu, ia menekankan bahwa mediator dari Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan penyelesaian negosiasi dan tercapainya kesepakatan komprehensif yang mencakup gencatan senjata dan penarikan penuh.

Baca juga: Juru Bicara Hamas: Laporan Mengenai Proposal Baru Bertujuan untuk Menghindari Perjanjian Gaza

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved