Selasa, 30 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Negara-Negara Arab Setujui Rencana Rekonstruksi Gaza yang Dipimpin Mesir, Apa Isinya?

KTT Arab yang diadakan di Kairo telah berakhir. Negara-negara Arab sepakat mengadopsi rencana pembangunan kembali Gaza yang dipelopori oleh Mesir.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Tangkap layar YouTube Al Jazeera English
REKONSTRUKSI GAZA - Tangkap layar YouTube Al Jazeera English pada 5 Maret 2025, memperlihatkan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi menyampaikan pidato mengenai rencana rekonstruksi Gaza di KTT Arab 4 Maret 2025. Negara-negara Arab menyepakati rencana yang dipelopori Mesir tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) darurat negara-negara Arab yang berlangsung di Kairo, Mesir, pada Selasa (4/3/2025), secara resmi mengadopsi rencana yang diajukan Mesir untuk merekonstruksi Gaza.

Keputusan ini, diambil seiring dengan desakan kuat untuk segera mewujudkan gencatan senjata dan solusi politik guna mengakhiri krisis yang terus berlanjut.

Dalam pernyataan penutupnya, KTT tersebut, menegaskan kembali bahwa prioritas utama adalah mencapai gencatan senjata permanen di Gaza, sambil mengakui berbagai tantangan berat yang akan dihadapi dalam implementasinya.

Pernyataan tersebut, juga dengan tegas menolak segala bentuk pemindahan paksa warga Palestina dari tanah mereka sendiri, serta menegaskan kembali dukungan penuh terhadap solusi dua negara sebagai jalan keluar yang paling realistis.

Mengutip Al Mayadeen, para pemimpin negara-negara Arab yang hadir dalam KTT tersebut turut membahas pembentukan kerangka kerja keamanan dan politik yang baru untuk Gaza.

Mereka juga menyerukan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengirimkan pasukan penjaga perdamaian internasional ke Tepi Barat dan Gaza.

Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, menyatakan bahwa deklarasi akhir dari KTT tersebut, menggarisbawahi pentingnya penyelesaian perjanjian gencatan senjata.

Ia juga menyinggung tentang rencana penempatan pasukan penjaga perdamaian internasional di Gaza dan Tepi Barat.

Dalam konferensi pers setelah penutupan KTT, Aboul Gheit menegaskan bahwa rencana rekonstruksi ini bertujuan untuk memastikan bahwa Gaza dan Tepi Barat tetap berada di bawah otoritas yang bersatu.

Ia juga menekankan, KTT luar biasa ini menegaskan kembali posisi negara-negara Arab yang menolak segala upaya untuk menggusur rakyat Palestina dengan alasan apa pun.

Lebih lanjut, ia menambahkan, rencana rekonstruksi ini menguraikan jalur politik dan keamanan yang jelas untuk Gaza.

Baca juga: Aljazair dan Tunisia Absen Pertemuan KT Arab Bahas Pembangunan Gaza, Membelot?

Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, mengumumkan implementasi pernyataan akhir KTT, serta rencana Mesir untuk rekonstruksi dan pengembangan Gaza.

Rencana Rekonstruksi Gaza

Selama KTT berlangsung, Presiden Sisi menegaskan upaya Mesir untuk membentuk komite independen yang akan mengelola Gaza, bekerja sama dengan Otoritas Palestina (PA).

Ia menjelaskan bahwa komite ini, yang bertanggung jawab untuk mengawasi proses rekonstruksi, akan membuka jalan bagi kembalinya PA untuk menjalankan pemerintahan di Gaza.

Menurut Presiden Sisi, Mesir saat ini sedang melatih personel keamanan Palestina untuk mengambil alih kendali keamanan Jalur Gaza pada tahap selanjutnya.

Presiden Sisi juga mengecam keras pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan memperingatkan tentang provokasi yang terus berlanjut di Masjid Al-Aqsa.

Selain itu, ia menggambarkan perjanjian normalisasi antara Mesir dan Israel sebagai model untuk mengubah konflik menjadi perdamaian dan kemakmuran.

Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif negara-negara Arab untuk merekonstruksi Gaza.

Ia juga mendesak Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk mendukung upaya rekonstruksi ini tanpa menggusur warga Palestina.

Ia menguraikan visi Palestina yang berpusat pada Otoritas Palestina yang mengambil alih pemerintahan di Gaza melalui lembaga-lembaga resminya, mengadopsi rencana Mesir, dan memastikan keberhasilan konferensi rekonstruksi internasional yang akan diselenggarakan oleh Kairo pada bulan depan.

Presiden Abbas juga menyatakan kesiapannya untuk menyelenggarakan pemilihan umum pada tahun depan, asalkan kondisi memungkinkan.

Ia juga mengumumkan pembentukan posisi wakil presiden untuk Negara Palestina dan Organisasi Pembebasan Palestina.

Respons Hamas dan Israel

Mengutip The Guardian, Hamas menyebut, KTT tersebut adalah langkah maju bagi dukungan Arab dan Islam terhadap perjuangan Palestina.

Hamas pun mengatakan, pihaknya menghargai usulan tersebut dan menyambut seruan untuk mengadakan pemilihan legislatif dan presiden sesegera mungkin, dilansir Al Jazeera.

Semenatra itu, Israel yang memberlakukan blokade terhadap semua makanan, obat-obatan, dan bantuan ke Gaza, mengecam usulan tersebut, tetapi Gedung Putih mengatakan Trump menyambut baik masukan dari "mitra Arab."

(Tribunnews.com/Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved