Minggu, 5 Oktober 2025

Piala Dunia 2022

Klaim Tuan Rumah Piala Dunia 2022 Qatar Bakal Netral Karbon Tuai Kecaman Aktivis Lingkungan

Aktivis lingkungan menyoroti janji penyelenggara Piala Dunia 2022 di Qatar bila turnamen dunia itu akan netral dari karbon.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Instagram @FIFAworldcup
Piala Dunia Qatar 2022. Aktivis lingkungan menyoroti janji penyelenggara Piala Dunia 2022 di Qatar bila turnamen dunia itu akan netral dari karbon. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, DOHA - Penyelenggara telah menjanjikan Piala Dunia yang 'netral karbon' bulan depan di Qatar.

Namun aktivis lingkungan memperingatkan bahwa turnamen itu akan jauh lebih mencemari udara dibandingkan yang diiklankan.

Sekretaris Jenderal Qatar 2022, Hassan al-Thawadi mengatakan bahwa penyelenggara akan berupaya mencapai emisi nol bersih untuk turnamen secara keseluruhan dengan mengukur, mengurangi, dan mengimbangi semua emisi gas rumah kaca.

Namun janji ini gagal meyakinkan orang yang skeptis.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (21/10/2022), mantan bintang Manchester United, Eric Cantona baru-baru ini mengecam apa yang disebutnya sebagai 'penyimpangan ekologis', menunjuk pada jejak karbon dari 8 stadion ber-AC.

Baca juga: Gagal Bawa Mesir Lolos, Cara Tak Biasa Mohamed Salah Ramaikan Piala Dunia 2022 di Qatar

Direktur program Greenpeace Timur Tengah, Julien Jreissati telah menegaskan bahwa klaim emisi nol bersih dari turnamen dapat dianggap sebagai greenwashing atau sportswashing.

Seorang Peneliti untuk Carbon Market Watch dan penulis laporan tentang kredensial iklim Qatar 2022, Gilles Dufrasne menyampaikan bahwa klaim netralitas karbon menyesatkan dan tidak jujur ​​tentang dampak iklim sebenarnya yang akan ditimbulkan oleh peristiwa tersebut.

Penyelenggaraan event sepak bola bertaraf internasional ini diperkirakan menghasilkan 3,6 juta ton CO2, dibandingkan dengan 2,1 juta yang dihasilkan oleh edisi sebelumnya di Piala Dunia Rusia pada 2018.

Baca juga: Ibnu Jamil Bangga Bisa Bawakan Program Piala Dunia 2022 Qatar di Televisi

Sebagian besar emisi ini atau sekitar 95 persen, tidak langsung berasal dari hal-hal seperti transportasi, pembangunan infrastruktur dan perumahan.

Namun Carbon Market Watch mengatakan bahwa prediksi tuan rumah tidak lengkap, karena negara itu telah meremehkan jejak pembangunan delapan stadion baru.

Misalnya, dengan faktor delapan stadion tersebut, menghasilkan 1,6 juta ton CO2, bukan hanya 200.000 ton seperti yang diungkapkan.

Beberapa perbedaan ini dapat dijelaskan dengan metodologi.

Qatar menganggap bahwa sebagian besar stadion baru akan digunakan dengan baik setelah turnamen selesai.

Ini mengindikasikan bahwa dampak lingkungan yang muncul, tidak boleh dikaitkan secara khusus pada satu acara.

Kesalahan besar

Pendingin udara stadion di Qatar bertentangan dengan kepercayaan populer, dan diperkirakan hanya berkontribusi sedikit terhadap dampak iklim turnamen.

"Ini relatif minimal dibandingkan dengan total emisi dari pembangunan stadion atau dari transportasi udara," kata Dufrasne.

Mengingat banyak infrastruktur yang harus dibangun Qatar untuk mengakomodasi acara olah raga terbesar di dunia itu, beberapa ahli meyakini bahwa negara teluk kecil itu ditakdirkan untuk berjuang untuk menjaga agar emisi tetap rendah.

"Kesalahan besar dibuat pada Desember 2010 saat Piala Dunia tidak diberikan kepada negara yang sudah memiliki semua infrastruktur," kata Spesialis Logistik di Universitas Aix-Marseille Prancis, Giles Pache merujuk pada Amerika Serikat (AS) yang melewatkan pemungutan suara FIFA ke Qatar.

Baca juga: Jokowi Diberi Cenderamata Bola Resmi Piala Dunia Qatar Hingga Jersey Saat Bertemu Presiden FIFA

"Di Qatar, kami memulai tanpa apa-apa, menyelenggarakan acara global yang dibangun di atas pasir. AS dilengkapi dengan infrastruktur yang sangat baik dalam hal stadion dan hotel," kata Pache.

Untuk mencapai netralitas karbon, penyelenggara turnamen telah berjanji bahwa emisi akan diimbangi dalam bentuk kredit karbon.

Ini secara teori menyeimbangkan emisi yang dihasilkan dengan menghemat emisi di tempat lain di dunia.

Qatar saat ini sedang mengerjakan proyek energi terbarukan di Turki sebagai bagian dari skema ini.

Jreissati mengatakan kredit karbon ini merupakan 'gangguan'.

"Kita perlu mengurangi emisi di sumbernya sesegera mungkin," kata Jreissati.

Untuk turnamen-turnamen mendatang, Dufrasne berharap adanya 'refleksi sistemik' tentang bagaimana Piala Dunia diselenggarakan.

Ini dapat mencakup upaya untuk memperluas kesenjangan antara turnamen atau menjadi tuan rumah versi global dari acara tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved