Iran Memanas
Sosok Mahsa Amini, Perempuan Iran yang Meninggal Dianiaya Polisi Moral di Teheran
Sosok Mahsa Amini, perempuan Iran yang meninggal dianiaya Polisi Moral di Teheran, Iran. Berikut ini kronologi kasus dan demo yang terjadi di Iran.
TRIBUNNEWS.COM - Inilah sosok Mahsa Amini, perempuan asal Iran yang meninggal karena diduga dianiaya oleh polisi moral, setelah dianggap tak mengenakan jilbab dengan benar.
Mahsa Amini (22) ditangkap oleh polisi moral di Teheran, Iran pada Selasa (13/9/2022).
Ia mengalami koma setelah tiga hari dan dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (16/9/2022).
Mahsa Amini dikenal juga dengan nama Zhina/Jina Amini.
Ia lahir pada tanggal 22 Juli 2000.
Mahsa Amini berasal dari Saqqez, Provinsi Kurdistan, Iran barat, menurut informasi di laman Mayor Tunes.
Baca juga: Demo Kematian Mahsa Amini di Iran, Lima Demonstran Tewas Ditembak di Kurdi
Kronologi Penangkapan Mahsa Amini
Tidak banyak informasi yang diketahui dari sosok Mahsa Amini hingga penangkapannya oleh polisi moral Iran.
Pada hari penangkapan, ia pergi ke Ibu Kota Iran, Teheran bersama keluarganya.
Mahsa Amini ditangkap di pintu masuk Jalan Raya Haqqani oleh polisi moral, pada Selasa (13/9/2022).
Dia kemudian dibawa oleh agen “Keamanan Moral”.
Polisi moral mengatakan, Mahsa Amini akan mendapatkan "pengarahan" di Pusat Penahanan Vozara di Teheran dan kemudian dibebaskan dalam satu jam.
Namun, kenyataannya dalam beberapa jam kemudian, Mahsa Amini tidak dibebaskan melainkan dibawa ke Rumah Sakit Kasra menggunakan ambulans.
Amini dirawat di Rumah Sakit Kasra Teheran karena mengalami koma selama tiga hari.

Mahsa Amini dinyatakan meninggal dunia pada 16 September 2022.
Kematian Mahsa Amini menimbulkan banyak kontroversi di masyarakat Iran dan bahkan di dalam faksi-faksi rezim yang berkuasa di Iran saat ini.
Hal ini juga memicu protes terhadap Patroli Bimbingan atau polisi moral dan aturan hijab yang ketat di Iran.
Baca juga: Sosok Mahsa Amini, Kematiannya Picu Kerusuhan di Iran, Tewas Disiksa Aparat Karena Lepas Jilbab
Amnesty International Desak Iran Lakukan Penyelidikan
Amnesty International telah menyerukan penyelidikan skala penuh atas apa yang terjadi di Iran.
Organisasi ini percaya semua pejabat dan otoritas yang bersalah harus dibawa ke pengadilan.
Mereka juga meminta diadakan penyelidikan kriminal terhadap kondisi yang mengarah pada kematian Mahsa Amini yang mencurigakan, termasuk penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya di pusat penahanan.
Human Rights Watch menyebut eksekusi Amini sebagai tindakan kejam dan meminta Iran untuk menghapus aturan yang mengharuskan perempuan mengenakan jilbab serta pembatasan lain atas hak-hak perempuan.
Cedera Mengerikan Menimpa Para Demonstran

Baca juga: Iran Dilanda Kerusuhan Besar Gara-gara Wanita Tak Berjilbab Dipenjara dan Diduga Tewas Disiksa
Kematian Mahsa Amini memicu demonstrasi di provinsi Kermanshah, Kurdistan dan Azerbaijan Barat.
Menurut sumber utama yang diwawancarai oleh Amnesty International, pada hari kematian Mahsa Amini (16/9/2022), demonstrasi mulai terjadi.
Pasukan keamanan di Saqqez melepaskan birdshot ke Nachirvan Maroufi (18) dari jarak sekitar 10 meter.
Hal ini mengakibatkan dia kehilangan penglihatan di mata kanannya.
Selain itu, pasukan keamanan juga menembakkan birdshot ke pemuda lain bernama Parsa (22), yang akibatnya kehilangan penglihatan di kedua matanya.
Pada Senin (19/9/2022), demo menyebar dari Saqqez ke kota-kota lain yang dihuni oleh minoritas Kurdi Iran yang tertindas termasuk Baneh, Dehgolan, Divandareh, Kamyaran, Mahabad, dan Sanandaj.
Para pengunjuk rasa, kerabat korban, dan jurnalis di lapangan mengatakan, pasukan keamanan melukai ratusan pria, wanita, dan anak-anak.
Mereka berulang kali menembakkan peluru logam ke kepala dan dada dari jarak dekat.
“Polisi anti huru hara berulang kali menembaki orang-orang dari jarak sekitar 100 meter… Saya sendiri menyaksikan setidaknya 10-20 orang ditembak dengan pelet logam… mereka melarikan diri,” kata seorang saksi mata penumpasan di Kamyaran.
Pasukan keamanan telah menangkap beberapa ratus demonstran dengan kekerasan, termasuk anak-anak pada 19-20 September 2022.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Demo Kematian Mahsa Amini