Ratu Elizabeth II Meninggal
Hubungan Raja Charles III dengan Timur Tengah hingga Simpati untuk Rakyat Palestina
Raja Charles II dan hubungannya dengan Timur Tengah, simpati untuk rakyat Palestina dan Peran dalam mempromosikan ekspor senjata Inggris.
TRIBUNNEWS.COM - Raja Charles III secara otomatis menjadi kepala monarki saat ibunya, Ratu Elizabeth II meninggal dunia.
Charles berusia 73 tahun tercatat sebagai pewaris terlama dalam sejarah Inggris.
Dikutip Al Jazeera, keluarga kerajaan Inggris secara konstitusional berkewajiban untuk menjauh dari masalah politik.
Tetapi ketika membahas wilayah Timur Tengah, bukan rahasia lagi bahwa Charles telah membina hubungan dekat dengan keluarga penguasa negara-negara Teluk selama beberapa dekade.
Dia juga menyatakan simpati untuk warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan Israel.
Inilah yang kami ketahui tentang pemikirannya tentang isu-isu utama di wilayah tersebut.
Baca juga: Pangeran Charles Putri Anne Ada di Sisi Ratu Elizabeth II Jelang Detik-detik Meninggalnya Sang Ratu
Peran dalam mempromosikan ekspor senjata Inggris ke Timur Tengah
Menurut sebuah laporan, Charles telah memainkan peran penting dalam memajukan ekspor senjata Inggris senilai 14,5 miliar pound ($ 16,8 miliar) ke monarki dalam dekade terakhir.
Sejak pemberontakan Musim Semi Arab 2011, Charles telah mengadakan 95 pertemuan dengan delapan negara Timur Tengah yang kekuasaan dan kendalinya sempat terancam oleh protes.
Namun, menurut buku setebal 300 halaman berjudul Charles At Seventy: Thoughts, Hopes and Dreams, yang diterbitkan pada tahun 2018, Charles diduga memberi tahu para menteri Inggris bahwa dia tidak lagi ingin menggunakan koneksi Teluknya untuk menjual senjata atas nama perusahaan Inggris di Timur Tengah.
Simpati untuk rakyat Palestina
Charles melakukan perjalanan resmi pertamanya ke Tepi Barat yang diduduki pada Januari 2020.
Dia mengungkapkan kesedihannya karena menyaksikan “penderitaan” dan “kesulitan” yang dialami oleh penduduk Palestina di bawah pendudukan Israel.
Selama pidatonya dari Betlehem, Charles mengatakan tentang harapan akan masa depan Palestina.
"Harapan tersayang saya bahwa masa depan akan membawa kebebasan, keadilan, dan kesetaraan bagi semua orang Palestina, memungkinkan Anda untuk berkembang dan makmur.”
Baca juga: Raja Charles III Bersumpah Melayani Bangsanya Saat Inggris Berduka atas Wafatnya Ratu Elizabeth II

Sky News TV pada saat itu mengatakan pidato tersebut merupakan “pertunjukan dukungan terbesar yang pernah [diekspresikan] oleh seorang anggota keluarga Kerajaan untuk Palestina”.
Hubungan dekat dengan negara-negara Teluk Arab
Hubungan penting Charles III dengan negara-negara Teluk telah didukung oleh hubungan lama dan saling menghormati selama beberapa dekade antara keluarga kerajaan Inggris dan keluarga penguasa Teluk.
Tapi dia sering mendapati dirinya terperosok dalam kontroversi ketika harus menerima sumbangan uang tunai.
Tahun ini, terungkap bahwa antara 2011-2015, Charles secara pribadi diberi uang tunai tiga juta euro ($3 juta) oleh mantan Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamad bin Jassim bin Jaber Al-Thani.
Beberapa di antaranya disimpan dalam tas belanja.
Kantor Charles mengatakan uang itu diserahkan ke salah satu badan amalnya.
Baca juga: Ratu Elizabeth II Mangkat, Masa Mudanya Dibentuk Saat Perang, Pernah Jadi Montir Kendaraan Militer
Namun, pada saat itu, seorang sumber senior kerajaan juga menambahkan bahwa dia tidak akan lagi menerima uang tunai dalam jumlah besar untuk amalnya.
Tahun lalu, penyelidikan oleh Polisi Metropolitan London mengungkapkan bahwa ajudan terdekat Charles Michael Fawcett telah mengoordinasikan pekerjaan untuk memberikan kehormatan kerajaa.
Oposisi terhadap perang Irak 2003
Buku yang ditulis oleh Robert Jobson bekerja sama dengan Clarence House, kantor Charles, juga memuat serangkaian pengungkapan tentang pandangan kerajaan tentang perang Irak 2003.
Jobson menulis bahwa Charles adalah penentang keras invasi pimpinan Amerika Serikat ke Irak tahun 2003.
Dikatakan Charles “terjerumus dalam keputusasaan” oleh dukungan Perdana Menteri Inggris Tony Blair saat itu terhadap perang dan mungkin akan mencoba untuk menentangnya seandainya dia raja.
Berita lain terkait dengan Ratu Elizabeth II Meninggal
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)