Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Sebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Dikelilingi Banyak Pengkhianat
Dalam sepekan terakhir Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah memecat puluhan pejabat negara itu karena dituduh pengkhianat.
TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Dalam sepekan terakhir Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah memecat puluhan pejabat negara itu karena dituduh pengkhianat.
Pada Minggu (17/7/2022), Zelenskyy mencopot Jaksa Agung Iryna Venediktova dan Kepala Dinas Keamanan Ukraina (SBU) Ivan Bakanov.
Keduanya dipecat karena banyaknya pengkhianatan dalam lembaga yang dipimpin dua pejabat itu.
Sehari kemudian, Zelenskyy lagi-lagi melakukan pembersihan di pemerintahannya dengan memecat 28 pejabat SBU.
Menanggapi hal itu, Wakil Direktur Institut Negara-negara CIS, sebuah lembaga wadah pemikir yang berbasis di Rusia, Selasa (19/7/2022) mengatakan Zelenskyy diperkirakan akan menemukan lebih banyak lagi pengkhianat di pemerintahannya.
Baca juga: Putin Kunjungi Iran, Pertama Kali Sejak Invasi Rusia ke Ukraina
Hal itu terjadi karena semakin terdesaknya pasukan Ukraina di medan perang belakangan ini.
Mengenai pemecatan Bakanov, Zharikhin menduga ia sekadar dijadikan kambing hitam.
Zharikhin mengeklaim bahwa terdapat banyak bukti dinas intelijen Ukraina selama ini membocorkan informasi yang sampai ke tangan Moskow.
Ia menyebut bahwa klaim-klaim Kementerian Pertahanan Rusia selama ini tentang “provokasi” Kiev bersumber dari intelijen Ukraina.
“Terdapat kebocoran informasi, yang mana sesuai karakteristik elite-elite Ukraina ini,” kata Zharikhin kepada TASS.
“Untuk itu, pengkhianatan adalah reaksi tepat waktu seiring perkembangan keadaan. Jadi terdapat alasan untuk mencurigai adanya pengkhianatan,” lanjut pakar asal Rusia itu.
Lebih lanjut, Zharikhin menyinggung berbagai motif yang bisa menjadi alasan pejabat Ukraina berkhianat.
Menurutnya, para pejabat di Kiev yang berkhianat bisa jadi karena sudah enggan bekerja untuk Zelenskyy atau punya alasan lain yang lebih oportunistik.
“Salah satu upaya untuk melawan itu adalah menghukum pejabat paling senior untuk mengintimidasi semua orang,” kata Zharikhin.
Sementara itu, mengenai pencopotan Jaksa Agung Iryna Venediktova, dia menduganya karena kebocoran informasi dari kejaksaan ke pihak Amerika Serikat (AS).
Zharikhin mengeklaim terdapat korupsi sumber daya finansial dan bantuan militer dari AS.
Hal ini memicu kekhawatiran bahwa Washington akan mengurangi bantuannya.
Teman Dipecat
Diberitakan sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara tiba-tiba memecat Kepala Dinas Keamanan Ukraina (SBU) Ivan Bakanov dan Jaksa Agung Iryna Venediktova pada Minggu (17/7/2022).
SBU adalah otoritas penegakan hukum serta badan intelijen dan keamanan utama Ukraina. SBU juga mengoperasikan unit pasukan khusus sendiri, Grup Alpha.
Pemecatan yang tiba-tiba tersebut terkait dengan lusinan kasus kolaborasi antara sejumlah staf dan pejabat Ukraina dengan Rusia, sebagaimana dilansir Reuters.
Pemecatan Bakanov, yang merupakan teman masa kecil Zelensky, dan Venediktova diumumkan dalam perintah eksekutif di situs web presiden.
Pengumuman tersebut merupakan pemecatan politik terbesar sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Dalam sebuah unggahan di Telegram, Zelensky mengumumkan bahwa dia telah memecat beberapa pejabat tinggi karena terungkap bahwa banyak anggota lembaga yang berkolaborasi dengan Rusia.
Dia mengatakan, 651 kasus dugaan pengkhianatan dan kolaborasi telah dibuka terhadap pejabat kejaksaan dan penegak hukum.
Selain itu, lebih dari 60 pejabat bawahan Bakanov dan Venediktova di lembaga mereka sekarang bekerja melawan Ukraina di wilayah-wilayah yang diduduki Rusia.
Banyaknya kasus pengkhianatan mengungkapkan tantangan besar infiltrasi dari Rusia yang dihadapi oleh Ukraina.
“Serangkaian kejahatan terhadap fondasi keamanan nasional negara seperti itu menimbulkan pertanyaan yang sangat serius bagi para pemimpin terkait,” kata Zelensky.
“Masing-masing pertanyaan ini akan mendapat jawaban yang tepat,” imbuh Zelensky.
Pasukan Rusia telah merebut beberapa wilayah di selatan dan timur Ukraina selama invasinya.
Invasi Rusia di Ukraina telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang mengungsi, dan menghancurkan kota-kota.
Sumber: TASS/Kompas.TV/Kompas.com