Kunjungi Israel, Biden akan Teken Perjanjian Bersama Melawan Persenjataan Nuklir Iran
Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Yair Lapid akan menandatangani janji bersama untuk menolak senjata nuklir Iran pada Kamis (14/7).
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Yair Lapid akan menandatangani perjanjian bersama untuk membatasi senjata nuklir Iran.
Seorang pejabat senior Gedung Putih, mengatakan perjanjian itu akan memperluas hubungan keamanan AS dan Israel yang sudah terjalin sejak lama.
"Deklarasi ini cukup signifikan, dan itu termasuk komitmen untuk tidak pernah mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir dan untuk mengatasi kegiatan destabilisasi Iran, terutama ancaman terhadap Israel," kata pejabat itu, lapor Reuters.
Biden melakukan tur Timur Tengah pertamanya sejak mulai menjabat pada awal 2021 lalu.
Ia tiba di Israel pada Rabu (13/7/2022).
Biden dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin Israel pada Kamis (14/7/2022) ini.
Baca juga: Elon Musk Olok-olok Anak Sulung Presiden Joe Biden yang Terjerat Kasus Prostitusi
Kemudian dilanjutkan dengan konferensi pers bersama dengan PM Lapid.
Lawatan Presiden AS akan berlanjut ke Jeddah, Arab Saudi pada Sabtu mendatang.
Di sana, Biden akan melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Saudi dan sekutu Teluk lainnya.
Namun pada Jumat sebelumnya, presiden 79 tahun itu dijadwalkan akan berdiskusi dengan para pemimpin Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Biden menghadapi perjuangan berat membujuk Iran untuk bergabung kembali dengan perjanjian nuklir Iran yang ditinggalkan pendahulunya, Donald Trump, pada 2018.
Biden kemungkinan akan menghadapi pertanyaan dari Israel dan negara-negara Teluk seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, tentang pertimbangan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran.
AS kemungkinan juga akan ditanya soal kebijakannya dalam menanggapi tindakan regional Iran.
Dalam sebuah wawancara televisi Israel pada Rabu, Biden mengatakan kesepakatan nuklir itu mewakili peluang terbaik untuk menahan upaya Iran untuk mengembangkan bom nuklir.

"Satu-satunya hal yang lebih buruk dari Iran yang ada sekarang adalah Iran dengan senjata nuklir dan jika kita dapat kembali ke kesepakatan, kita dapat menahan mereka dengan ketat," katanya.
Ditanya apakah Amerika Serikat dapat menggunakan kekuatan jika diperlukan, Biden menjawab:
"Jika itu adalah pilihan terakhir, ya."
Beberapa pejabat Israel serta Teluk Arab percaya bahwa keringanan sanksi kesepakatan itu akan memberi Iran lebih banyak uang untuk mendukung pasukan proksi di Lebanon, Suriah, Yaman, dan Irak.
Mereka juga skeptis tentang apakah pemerintahan Biden akan berbuat banyak untuk melawan kegiatan regional Iran.
Sementara itu, Iran menyangkal bahwa program nuklirnya ditujukan untuk memperoleh senjata nuklir.
Selain terkait Iran, perjanjian ini memuat bantuan militer lanjutan AS kepada Israel dan menekankan dukungan terhadap Abraham Accords.

Baca juga: Joe Biden Tiba di Timur Tengah, Berkunjung ke Israel hingga Dijadwalkan Bertemu Mahmoud Abbas
Baca juga: Teleskop James Webb Berhasil Potret Foto Berwarna Alam Semesta Pertama, Joe Biden Beri Apresiasi
Abraham Accords atau Perjanjian Abraham adalah perjanjian antara Israel dan beberapa negara Arab yang dibantu oleh pemerintahan AS.
Itu adalah warisan eks Presiden Donald Trump untuk menormalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab dan mencapai kerjasama pertahanan serta ekonomi.
Dilansir CNN, Biden juga akan bertemu dengan mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu selama di Israel.
Kedua pemimpin ini telah menjalin hubungan selama hampir empat dekade, dimulai sejak Biden menjadi senator junior.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)