Korban Tewas Akibat Penembakan di Gereja di Alabama Jadi 3 Orang, Pelaku Berusia 70 Tahun Ditangkap
Jumlah korban tewas akibat penembakan di dalam gereja di Alabama, AS naik menjadi tiga orang pada Jumat (17/6/2022).
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah korban tewas akibat penembakan di dalam gereja di Alabama, AS naik menjadi tiga orang pada Jumat (17/6/2022).
Beberapa jam sebelumnya, otoritas mengumumkan bahwa pelaku adalah orang yang beberapa kali menghadiri acara di gereja tersebut.
Dilansir NBC News, pelaku diidentifikasi bernama Robert Findlay Smith, berusia 70 tahun.
Smith menghadiri pertemuan "Boomer Potluck" di Gereja Episkopal St. Stephen di Vestavia Hills pada hari Kamis (16/6/2022).
Dalam pertemuan itu, entah bagaimana Smith mengeluarkan pistolnya dan mulai menembak, ujar polisi Vestavia Hills, Kapten Shane Ware.
Baca juga: Penembakan Gereja di Alabama AS: 2 Tewas, 1 Orang Terluka
Baca juga: 3 Orang Tewas dalam Penembakan Massal di Pabrik Maryland AS
"Tersangka sebelumnya pernah menghadiri kebaktian di gereja ini," kata Ware.
Setelah Smith melepaskan tembakannya, peserta lain di acara itu langsung membekuk Smith dan menahannya sampai polisi tiba, kata Ware.
"Orang yang membekuk tersangka menurut saya adalah pahlawan," tambahnya.
Walter Rainey (84), dinyatakan meninggal di tempat kejadian, menurut pihak berwenang.
Sementara Sarah Yeager (75), dinyatakan meninggal di rumah sakit terdekat.
Korban ketiga, Jane Pounds (84), yang sebelumnya dirawat di rumah sakit, meninggal pada hari Jumat kata Jaksa Wilayah Jefferson, Danny Carr dalam sebuah pernyataan.
Keluarga Rainey mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Walter meninggal dalam pelukan istrinya yang dinikahinya selama 61 tahun, Linda Foster Rainey.
Sambil memeluk suaminya yang sekarat, Linda mengucapkan kata-kata cinta dan menghibur ke telinganya.
"Bart Rainey kuat dalam iman dan aman dalam cinta keluarga dan teman-temannya," kata putrinya, Straughn Rainey, dalam pernyataannya.
"Dia membuat semua orang yang dia temui merasa istimewa."

Baca juga: New York Ubah Usia Kepemilikan Senapan Semi Otomatis Menyusul Aksi Penembakan Massal di Buffalo
Baca juga: Sepanjang Tahun 2022, Telah Terjadi 233 Kasus Penembakan Massal di Amerika Serikat
Carr mengatakan surat perintah dikeluarkan terhadap Smith atas pembunuhan besar terhadap dua orang atau lebih.
Motif penembakan sedang diselidiki.
Smith diduga bertindak sendiri dan tidak ada ancaman bagi masyarakat, kata Ware.
Departemen kepolisian merespons laporan pada pukul 18.22 waktu setempat.
Beberapa lembaga penegak hukum dan pemadam kebakaran berada di lokasi, kata polisi.
Pendeta John Burruss, yang berada di Athena, Yunani dalam ziarah gereja, mengatakan dalam sebuah video bahwa dia sedang berusaha kembali ke Alabama setelah mendengar insiden itu.
Dia tampak menahan air mata dan meminta doa.
Penembakan pada hari Kamis ini terjadi lebih dari sebulan setelah satu orang tewas dan lima terluka ketika seorang pria melepaskan tembakan ke umat paroki Taiwan di sebuah gereja di California Selatan.
Insiden ini terjadi hampir tujuh tahun setelah seorang supremasi kulit putih membunuh sembilan orang selama pelajaran Alkitab di Gereja Emanuel AME di Charleston, Carolina Selatan.
Ada pula beberapa insiden penembakan pada bulan Mei dan Juni 2022.
Dimulai dengan serangan rasis pada 14 Mei yang menewaskan 10 orang kulit hitam di sebuah supermarket di Buffalo, New York.
Minggu berikutnya, seorang pria bersenjata membantai 19 anak-anak dan dua orang dewasa di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas.
Orang-orang yang selamat dari penembakan massal dan insiden kekerasan senjata lainnya bersaksi di Capitol Hill awal bulan ini.
Pada hari Sabtu (11/6/2022), ribuan orang berunjuk rasa di AS dan di National Mall di Washington untuk memperbarui seruan untuk tindakan pengendalian senjata yang lebih ketat.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)