Konflik Rusia Vs Ukraina
Lagi, Jenderal Rusia Dilaporkan Tewas di Ukraina Timur
Seorang jenderal Rusia, Mayor Jenderal Roman Kutuzov, dikabarkan tewas di Ukraina timur.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang jenderal Rusia dikabarkan tewas di Ukraina timur.
Kabar ini dilaporkan wartawan media pemerintah Rusia pada Minggu (5/6/2022).
Laporan dari reporter Alexander Sladkov yang diterbitkan di aplikasi Telegram, tidak menjelaskan secara rinci kapan dan di mana jenderal itu terbunuh.
Adapun jenderal yang dimaksud adalah Mayor Jenderal Roman Kutuzov.
Dikutip dari Al Jazeera, belum ada tanggapan langsung dari Kementerian Pertahanan Rusia.
Menurut catatan Wikipedia, Mayor Jenderal Roman Kutuzov disebut tewas di wilayah Popasna, Oblast Luhansk pada 5 Juni 2022.
Baca juga: Peringatan Putin Jika AS Pasok Rudal Jarak Jauh ke Ukraina, akan Serang Target Baru
Baca juga: Vladimir Putin Puas, Pasukan Anti-Pesawat Rusia Sukses Rontokkan Puluhan Senjata Ukraina

Ketika berpangkat kolonel, Kutuzov memimpin Resimen Komunikasi Terpisah ke-38 dari Pasukan Lintas Udara Rusia.
Pada 2017, Kutuzov adalah penjabat komandan Tentara Gabungan ke-5 lalu menjadi komandan sementara Tentara Gabungan ke-29 pada tahun 2019.
Setahun kemudian, Kutuzov menjabat kepala staf Angkatan Darat Gabungan ke-29.
Kutuzov disebut terbunuh pada 5 Juni 2022 dalam pertempuran untuk Mykolaivka dekat Popasna saat memimpin Korps Tentara ke-1 Republik Rakyat Donetsk.
Kematiannya telah dikonfirmasi media pemerintah Rusia.
Setidaknya, ada 11 elite militer Rusia yang dikabarkan telah tewas dalam perang Ukraina.
Sebagian besar terkonfirmasi tewas, namun ada juga yang diklaim Ukraina dan dinyatakan masih hidup.
Rusia mengklasifikasikan kematian anggota militer sebagai rahasia negara, bahkan di masa damai.
Moskow juga belum memperbarui angka resmi korban jiwa perang di Ukraina sejak 25 Maret lalu.
Saat itu, dikatakan bahwa 1.351 tentara Rusia telah tewas sejak dimulainya kampanye militer pada 24 Februari.

Kabar mengenai tewasnya Mayor Jenderal Roman Kutuzov, menambah daftar panjang korban militer tingkat tinggi dari sisi Rusia.
Pasukan Vladimir Putin memfokuskan serangan untuk merebut Sievierodonetsk, kota penting di wilayah Donbas di Ukraina timur.
Kegagalan Moskow merebut ibu kota Kyiv pada awal invasi, membuat militer beralih mengintensifkan serangan di area tersebut.
Kremlin berdalih melakukan operasi militer khusus di Ukraina untuk demiliterisasi dan menyingkirkan kaum nasionalis yang mengancam penduduk berbahasa Rusia.
Kementerian Pertahanan Inggris pada Senin, mengatakan Rusia tampaknya telah menderita kerugian yang signifikan di antara perwira menengah dan junior di Ukraina.
Kerugian Rusia di Sloviansk
Militer Ukraina melaporkan pertempuran sengit di wilayah Donetsk, terutama di wilayah utara arah ke kota kunci Sloviansk.
Dilansir CNN, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengaku tidak menderita kerugian atau kehilangan wilayah.
Namun pihaknya mengklaim pasukan Rusia melanjutkan serangan di dekat Sviatohirsk, sekitar 20 km sebelah utara Sloviansk dan menderita kerugian.

Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-103, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Baca juga: Pesawat Menteri Luar Negeri Rusia Ditolak Masuk Wilayah Udara di Sejumlah Negara
Lebih jauh ke timur, Staf Umum mengatakan pasukan Rusia telah mencoba menyerbu dua distrik yakni Bilohorivka dan Mykolaivka.
Jika dua wilayah itu berhasil direbut, Kota Severodonetsk akan berisiko dalam pengepungan Rusia.
"Musuh menderita kerugian yang signifikan dalam tenaga dan peralatan," kata militer.
Pihak berwenang setempat melaporkan kota Bakhmut, kunci penting dalam pertahanan Ukraina atas Donetsk dan Luhansk, telah ditembaki lagi.
Sebuah pabrik mesin pertanian telah dibakar.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)