Selasa, 7 Oktober 2025

Thailand Lakukan Negosiasi Gelembung Perjalanan dengan China dan Malaysia

Thailand menerima rekor hampir 40 juta pengunjung asing pada 2019, lebih dari seperempatnya merupakan pelancong dari China

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
thatsmags.com
Ilustrasi Turis China 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Seorang pejabat Thailand pada Senin ini mengatakan bahwa negaranya akan melakukan pembicaraan tentang pengaturan gelembung perjalanan bilateral dengan China dan Malaysia akhir bulan ini.

Ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan pemulihan yang stabil di sektor pariwisata yang penting.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (7/2/2022), Thailand menerima rekor hampir 40 juta pengunjung asing pada 2019, lebih dari seperempatnya merupakan pelancong dari China.

Namun total kedatangan itu kemudian merosot menjadi sekitar 0,5 persen dari tahun lalu, karena permintaan eksternal yang lebih lemah dan persyaratan karantina serta masuk yang ketat.

Baca juga: Kapal Pembawa 34 TKI Ilegal Tenggelam di Batubara Sumut: Tujuan Malaysia, Nakhoda Kabur 

Perlu diketahui, negara yang menjadi salah satu pusat liburan di kawasan Asia Tenggara itu memang telah terseok dalam bisnis yang melesu karena kurangnya pelancong dari China daratan, yang belum menyetujui pengaturan gelembung perjalanan apapun.

"Kesepakatan dengan Thailand ini tentu akan menentukan jumlah orang yang diizinkan dalam pertukaran, termasuk protokol untuk visa, perjalanan dan asuransi," kata juru bicara pemerintah Thailand, Thanakorn Wangboonkongchana.

Ia menambahkan bahwa China telah setuju untuk membahas 'pertukaran pelancong'.

Itu terjadi seminggu setelah Thailand mengaktifkan kembali skema perjalanan 'Test & Go' untuk kedatangan pelancong yang divaksinasi dari semua negara dengan asuransi kesehatan, yang dapat melewati masa karantina jika tes virus corona (Covid-19) mereka menunjukkan hasil negatif.

Sebaliknya, China membutuhkan masa karantina yang panjang untuk sebagian besar pendatang, termasuk warga negara China dan memiliki kebijakan tanpa toleransi terhadap wabah.

Thailand juga menghadapi peningkatan kasus baru akhir-akhir ini yang mencapai 10.000 pada Sabtu lalu, angkanya terbesar dalam tiga bulan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved