Senin, 6 Oktober 2025

Qatar Bakal Jadi Sekutu Utama Amerika di Luar Aliansi NATO

Presiden AS, Joe Biden berjanji kepada Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani akan menjadikan Qatar sebagai sekutu utama non-NATO, Senin (31/1).

Penulis: Ika Nur Cahyani
AFP/MANDEL NGAN
VARIAN OMICRON - Presiden AS Joe Biden berbicara dengan anggota Tim Tanggap Covid-19 Gedung Putih mengenai perkembangan terbaru terkait varian Omicron, pada 4 Januari 2022, di South Court Auditorium Gedung Putih di Washington, DC. - AS mencatat lebih dari 1 juta kasus Covid-19 pada 3 Januari 2022, menurut data dari Universitas Johns Hopkins, ketika varian Omicron terus menyebar dengan kecepatan tinggi. (MANDEL NGAN / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, DOHA - Presiden AS, Joe Biden berjanji kepada Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani akan menjadikan Qatar sebagai sekutu utama non-NATO, Senin (31/1/2022).

Dengan penunjukan itu, hubungan Qatar dan AS akan memiliki status khusus.

Selama pertemuan dengan Sheikh Tamim di Gedung Putih, Biden menyebut Qatar sebagai "teman baik dan mitra yang dapat diandalkan".

"Qatar adalah teman yang baik dan mitra yang andal dan cakap," ujar Joe Biden.

Baca juga: Berita Foto : Jembatan Ambruk Sebelum Kunjungan Biden di Pittsburgh

Baca juga: Joe Biden Peringatkan Presiden Ukraina Soal Invasi Rusia yang Mungkin Terjadi Februari

Presiden AS Joe Biden menuju ke Air Force One sebelum berangkat dari Pangkalan Angkatan Udara Andrews di Maryland pada Selasa (16/11/2021). Biden mengeluarkan larangan bagi pejabat Nikaragua memasuki Amerika Serikat terkait pemilihan palsu
Presiden AS Joe Biden menuju ke Air Force One sebelum berangkat dari Pangkalan Angkatan Udara Andrews di Maryland pada Selasa (16/11/2021). Biden mengeluarkan larangan bagi pejabat Nikaragua memasuki Amerika Serikat terkait pemilihan palsu (AFP)

"Dan saya memberi tahu Kongres bahwa saya akan menunjuk Qatar sebagai sekutu utama non-NATO untuk mencerminkan pentingnya hubungan kita."

"Saya pikir itu sudah lama tertunda," kata Biden kepada wartawan di samping emir, dikutip dari Al Jazeera

Status itu akan memberi Doha hak istimewa dalam hal ekonomi dan militer dalam hubungannya dengan Washington.

Qatar akan menjadi negara kedua di kawasan Teluk yang menjadi sekutu utama non-NATO AS setelah Kuwait.

Kunjungan Sheikh Tamim ke Washington terjadi di tengah krisis militer dan diplomatik di Eropa timur yakni antara Rusia dan Ukraina.

Pekan lalu, Gedung Putih mengatakan Biden akan "memastikan stabilitas pasokan energi global" dengan emir Qatar.

Diketahui, Qatar adalah pemasok gas alam cair (LNG) terbesar di dunia dan mungkin akan memasok Eropa jika konflik Ukraina mengganggu pengiriman gas Rusia ke benua itu.

Biden dan emir juga membahas soal nuklir Iran dan Afghanistan.

Sejak Taliban berkuasa, Doha menjadi perwakilan Washington dalam hubungannya dengan Kabul.

Sheikh Tamim juga bertemu secara terpisah dengan Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas.

Ia kemudian membahas penjualan senjata dan masalah militer dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin.

Sebelumnya, Biden mengaku akan membahas kerja sama komersial dan investasi bersama Qatar.

Foto ini diambil pada 11 September 2021, disediakan oleh Kementerian Luar Negeri Qatar pada 12 September 2021, menunjukkan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani (kiri) bertemu dengan Perdana Menteri baru Afghanistan Mullah Mohammad Hassan Akhund di Kabul.
Foto ini diambil pada 11 September 2021, disediakan oleh Kementerian Luar Negeri Qatar pada 12 September 2021, menunjukkan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani (kiri) bertemu dengan Perdana Menteri baru Afghanistan Mullah Mohammad Hassan Akhund di Kabul. (QATARI MINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS / AFP)

Baca juga: Iran Jadi Negara Ke-14 yang Lolos ke Piala Dunia Qatar, Daftar Negara yang Lolos Piala Dunia 2022

Baca juga: Rudal yang Diuji Coba Korea Utara Disebut Mampu Menjangkau Wilayah Guam Amerika Serikat

Bertepatan dengan kunjungan Sheikh Tamim, Qatar Airways melakukan pemesanan sementara untuk puluhan jet penumpang dari Perusahaan Boeing.

Biden memuji kesepakatan yang katanya bernilai $20 miliar itu.

"(Ini) salah satu kesepakatan terbesar yang pernah dimiliki pesawat Boeing, dan itu akan mendukung puluhan ribu pekerjaan AS bergaji baik di sini di Amerika," kata presiden AS.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved