Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

Penelitian Sheba Medical Center Israel: 4 Suntikan Vaksin Covid-19 Tidak Cukup Efektif Lawan Omicron

Sebuah penelitian di Sheba Medical Center dekat Tel Aviv, Israel menemukan bahwa suntikan keempat vaksin Pfizer hanya marginal.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Ilustrasi vaksin Covid-19. Sebuah penelitian di Sheba Medical Center dekat Tel Aviv, Israel menemukan bahwa suntikan keempat vaksin Pfizer hanya marginal. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV - Sebuah penelitian yang melibatkan 154 staf medis di Sheba Medical Center dekat Tel Aviv, Israel menemukan bahwa suntikan keempat vaksin Pfizer hanya memberikan perlindungan marginal terhadap strain baru virus corona (Covid-19) Omicron dibandingkan dengan mutasi sebelumnya.

Kelompok terpisah yang terdiri dari 120 sukarelawan pun turut diberi dosis keempat inokulasi Moderna setelah tiga putaran menggunakan Pfizer.

Namun, respons imun mereka serupa.

"Kami melihat peningkatan antibodi, lebih tinggi dari setelah dosis ketiga. Namun, kami melihat banyak di antara mereka yang terinfeksi Omicron ini merupakan mereka yang menerima dosis keempat," kata seorang Kepala Peneliti dalam uji coba itu, Gili Regev-Yochay.

Ia menambahkan untuk sementara waktu, vaksin saat ini sangat baik melawan varian Alpha dan Delta.

"Namun untuk Omicron itu tidak cukup baik," jelas Yochay.

Baca juga: Pakar Epidemiologi: Infeksi Covid-19 Dapat Sebabkan Kematian Sel Otak dan Kerusakan Pembuluh Darah

Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (18/1/2022), terlepas dari temuan baru ini, pejabat kesehatan Israel telah bergerak maju dengan pemberian dosis keempat untuk kelompok orang tua, pekerja medis yang mengalami gangguan kekebalan, dengan sekitar 500.000 di antaranya menerima booster kedua di atas rejimen dua dosis awal pada hari Minggu lalu.

Perlu diketahui, baik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan regulator obat Uni Eropa (UE) yakni European Medicines Agency (EMA), telah memperingatkan penggunaan booster yang berlebihan, meskipun untuk alasan yang berbeda.

WHO telah menyerukan distribusi dosis vaksin yang lebih merata di seluruh dunia, dan mengamati bahwa beberapa negara justru bergerak maju dengan pemberian suntikan ketiga serta keempat, padahal banyak negara miskin masih menerima dosis pertama.

Baca juga: Angka Positif Covid-19 Hari Ini Bertambah 1.362, Kasus Aktif 9.564

Sementara itu, EMA pada pekan lalu memperingatkan potensi efek samping dari suntikan booster.

Karena vaksinasi berulang yang dilakukan dalam waktu singkat dapat mengakibatkan masalah pada respons imun.

Sebagai salah satu negara yang memiliki populasi paling banyak divaksinasi di dunia, Israel merupakan negara pertama yang meluncurkan dosis keempat karena telah melihat lonjakan signifikan dalam kasus infeksi Covid-19 yang terkait dengan varian Omicron.

Baca juga: Rumah Sakit Darurat Covid Wisma Atlet Kemayoran, Bantah Kabar Antrean Ambulans

Di negara itu, kasus kematian dan rawat inap memang hanya mengalami sedikit peningkatan dalam beberapa bulan terakhir, namun ini sejalan dengan temuan yang menunjukkan bahwa Omicron menghasilkan gejala yang lebih ringan dibandingkan mutasi sebelumnya.

Terlepas dari keraguan yang ditunjukkan berbagai lembaga kesehatan dunia, Chili, Denmark, dan Hongaria sejak saat itu turut mengikuti langkah Israel dalam memberikan suntikan dosis keempat.

Sementara para pejabat di Austria telah merekomendasikannya dengan basis 'off-label' untuk tenaga kesehatan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved