Virus Corona
Skotlandia Temukan 6 Kasus Varian Omicron, Pasien Tak Miliki Riwayat Perjalanan dari Luar Negeri
Skotlandia temukan 6 kasus varian virus corona Omicron, disebut pasien tak miliki riwayat perjalanan dari Afrika.
TRIBUNNEWS.COM - Enam kasus varian virus corona Omicron telah ditemukan di Skotlandia pada Senin (29/11/2021).
Otoritas pemerintah mengonfirmasi, empat kasus berada di wilayah Lanarkshire dan dua kasus teriidentifikasi di wilayah Greater Glasgow dan Clyde.
Beberapa kasus diperkirakan tidak memiliki riwayat perjalanan, artinya menunjukkan kemungkinan mereka tertular di dalam negeri.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Skotlandia John Swinney.
"Kami jelas memiliki beberapa riwayat perjalanan pada beberapa kasus, saya tidak memiliki semua detail yang tersedia untuk tahap ini."
"Tetapi pada beberapa kasus kami sadar bahwa tidak ada riwayat perjalanan yang terlibat pada beberapa kasus," kata John kepada BBC, yang dikutip Tribunnews.com dari SkyNews.
"Jadi apa yang memberitahu kita bahwa harus ada tingkat penularan komunitas dari jenis virus tertentu tanpa adanya hubungan perjalanan langsung untuk beberapa kasus di wilayah Afrika selatan."

"Itu jelas membuka tantangan lebih lanjut bagi kami dalam hal menghentikan penyebaran jenis virus ini dan itu akan menjadi fokus dari operasi pelacakan kontak yang sudah berlangsung," tambahnya.
Menteri Kesehatan Skotlandia Humza Yousaf mengatakan, akan memberikan bantuan kepada para pasien yang terkonfirmasi varian Omicron.
"Ini akan menjadi waktu yang mengkhawatirkan bagi enam orang yang sekarang diidentifikasi memiliki varian baru."
"Semua akan menerima bantuan dan dukungan ahli dan Kesehatan Masyarakat Skotlandia akan melakukan pelacakan kontak yang ditingkatkan dalam semua kasus."
"Ini akan membantu menentukan asal mula virus dan individu lain yang pernah mereka hubungi dalam beberapa pekan terakhir," ungkapnya.
Menurut Yousaf, masih banyak yang harus dipelajari tentang varian Omicron.
Terlebih dengan pertanyaan tentang tingkat keparahan, penularan, dan respons terhadap perawatan atau vaksin.
Baca juga: Jokowi Minta Tingkatkan Kewasapadaan, Seberapa Mematikannya Varian Baru Covid-19 Omicron?
Baca juga: Cegah Varian Omicron, Negara-negara di Dunia Perketat Pembatasan dan Larang Kedatangan Asing
Yousaf juga mengatakan, saat ini para ilmuwan sedang bekerja keras untuk memberikan informasi tambahan.
"Sampai lebih banyak diketahui kita harus berhati-hati dan melakukan segala yang kita bisa untuk meminimalkan risiko penyebaran infeksi," katanya.
Dia menambahkan, pemerintah Skotlandia telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi varian Omicron.
Seperti mengadopsi pembatasan baru pemerintah Inggris yang akan mengharuskan kedatangan telah divaksinasi penuh.
Kemudian melakukan tes PCR dalam waktu dua hari setelah kedatangan dan mengisolasi diri sampai hasil negatif diterima.
Yousaf mengatakan, langkah-langkah ini akan diperkenalkan sesegera mungkin dan terus ditinjau.
"Kami berhak untuk melangkah lebih jauh jika perlu," tambahnya.
Skotlandia juga mengadopsi daftar merah negara-negara yang diperluas yang diidentifikasi oleh pemerintah Inggris, yang mencakup sepuluh negara Afrika: Afrika Selatan, Namibia, Lesotho, Botswana, Eswatini, Zimbabwe, Angola, Mozambik, Malawi, dan Zambia.
WHO Kritik Negara yang Tutup Pintu Masuk untuk Afrika
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara di seluruh dunia untuk tidak menutup pintu masuk penerbangan di negara-negara selatan Afrika imbas kekhawatiran dari varian omicron.
Direktur regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, meminta negara-negara untuk mengikuti sains, dan peraturan kesehatan internasional untuk menghindari penggunaan pembatasan perjalanan.
"Pembatasan perjalanan mungkin berperan dalam sedikit mengurangi penyebaran Covid-19, tetapi memberi beban berat pada kehidupan dan mata pencaharian," kata Moeti dalam pernyataannya, Minggu (28/11/2021).
Jika pembatasan diterapkan, mereka tidak boleh bersifat invasif atau mengganggu yang tidak perlu, dan harus berbasis ilmiah.
Hal tersebut menurut Peraturan Kesehatan Internasional, yang merupakan instrumen hukum internasional yang mengikat secara hukum yang diakui oleh lebih dari 190 negara.
Moeti memuji Afrika Selatan karena mengikuti peraturan kesehatan internasional, dan memberitahu WHO segera setelah laboratorium nasionalnya mengidentifikasi varian omicron.
"Kecepatan dan transparansi pemerintah Afrika Selatan dan Botswana dalam menginformasikan dunia tentang varian baru ini patut diapresiasi."
"WHO mendukung negara-negara Afrika yang berani berbagi informasi kesehatan masyarakat yang menyelamatkan jiwa, membantu melindungi dunia dari penyebaran Covid-19," ujar Moeti, dikutip dari India Today.
Menurutnya, larangan bepergian tidak diinformasikan oleh ilmu pengetahuan.
Sekaligus, tidak akan efektif dalam mencegah penyebaran varian Omicron ini.
"Satu-satunya hal yang akan dilakukan oleh larangan perjalanan adalah untuk lebih merusak ekonomi negara-negara yang terkena dampak, dan merusak kemampuan untuk menanggapi, dan juga untuk pulih dari, pandemi," ungkapnya.
Baca juga: WHO: Tak Perlu Panik Pada Strain Omicron, Belum Tahu Bisa Kurangi Efektivitas Vaksin Atau Tidak
Baca juga: Jadi Perhatian WHO, Ini 3 Fakta Varian Baru Virus Corona Omicron Asal Afrika Selatan
Kasus Varian Omicron dari virus corona muncul di negara-negara di belahan dunia pada Minggu (28/11/2021).
Banyak pemerintah bergegas menutup perbatasan, bahkan ketika para ilmuwan memperingatkan bahwa tidak jelas apakah varian baru lebih mengkhawatirkan daripada versi virus lainnya.
Sementara penyelidikan berlanjut ke Varian Omicron, WHO merekomendasikan agar semua negara “mengambil pendekatan berbasis risiko dan ilmiah, dan menerapkan langkah-langkah yang dapat membatasi kemungkinan penyebarannya.
Dr Francis Collins, Direktur National Institutes of Health di Amerika Serikat, menekankan bahwa belum ada data yang menunjukkan bahwa varian baru menyebabkan penyakit yang lebih serius daripada varian Covid-19 sebelumnya.
"Saya pikir itu lebih menular, ketika Anda melihat seberapa cepat penyebarannya melalui beberapa distrik di Afrika Selatan," kata Collins di "State of the Union" CNN.
(Tribunnews.com/Maliana)