Iran Bakal Bangun 2 Kapal Selam Serang Berat Dilengkapi Rudal Jelajah
Angkatan Laut Iran akan mempersenjatai kapal selam serang kelas-Besat dengan torpedo berat serta rudal jelajah anti-kapal.
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Militer Iran bersiap membangun kapal selam serang berat guna memperkuat angkatan laut negara tersebut.
Kabar ini disampaikan Laksamana Muda Shahram Irani, komandan Angkatan Laut Republik Islam Iran, Minggu (27/11/2021) waktu Teheran.
Dikutip situs Southfront.org, ia menyebutkan, pembangunan kapal selam serang berat baru kelas-Besat akan segera dimulai, dan kni sudah di tahap perancangan.
“Kami akan memproduksi semua jenis peralatan maritim dan operasi konstruksi kapal selam berat Besat akan segera dimulai,” kata Shahram Irani.
Ada dua kapal selam yang akan dibangun. Proyek seharusnya dimulai 2020. Namun, tertunda tanpa penjelasan alalan.
Kapal selam kelas ini konon akan dilengkapi sistem propulsi udara-independen. Beberapa sumber Iran mengklaim kapal selam kelas Besat standar akan memiliki bobot 3.200 ton.
Sumber lain mengatakan produksi kapal selam bobot 1.200 ton untuk Iran lebih masuk akal.
Baca juga: Angkatan Laut AS Lepaskan Tembakan Peringatan ke Kapal-kapal Iran Milik IRGC
Baca juga: Timur Tengah: Ancaman serangan Israel ke fasilitas nuklir Iran meningkat
Baca juga: Iran dan Qatar Bahas Kesepakatan Nuklir dalam Pembicaraan Tingkat Tinggi di Teheran
Angkatan Laut Iran akan mempersenjatai kapal selam serang kelas-Besat dengan torpedo berat serta rudal jelajah anti-kapal.
Saat ini, Angkatan Laut Iran mengoperasikan tiga kapal selam serang diesel-listrik kelas Kilo buatan Rusia.
Satu lagi kapal selam serang diesel-listrik kelas Fateh buatan local, dan lebih selusin kapal selam cebol kelas Ghadir buatan Iran.
Iran telah mengembangkan kemampuan angkatan lautnya dalam menanggapi ancaman yang tidak pernah berakhir oleh AS dan sekutu Timur Tengahnya, terutama Israel.
Tiga Kapal Rudal Baru untuk Iran
Pekan lalu, proyek lain disampaikan pejabat militer Iran. Angkatan Laut Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) menerima tiga kapal perang baru yang dikembangkan di dalam negeri.
Informasi ini diumumkan Komandan AL Iran, Laksamana Muda Ali Reza Tangsiri di Teheran, Minggu (21/11/2021). Kolumnis militer Tim Korso menulis laporan ini untuk Sputniknews.com.
Kapal-kapal perang baru itu akan segera diserahkan kepada Angkatan Laut IRGC. Tangsiri mengatakan dua dari kapal sedang dikembangkan Kementerian Pertahanan Iran.
Letjen Qassem Soleimani yang tewas di tangan militer AS awal 2020 akan disematkan jadi nama kapal perang itu. Begitu pula nama Jenderal Mohammad Nazeri.
Kedua kapal perang itu akan memiliki panjang 65 meter dan 55 meter, dan akan dipersenjatai dengan "rudal pertahanan" yang mampu menyerang target sejauh 300 kilometer.
Kapal ketiga sedang diselesaikan rancang bangun pengembangannya. Dia menambahkan, kapal terakhir memiliki kemampuan meluncurkan rudal laut ke udara berjarak jangkau hingga 300 kilometer.
Kapal itu juga dilengkapi landasan pendaratan helikopter. Kapal baru akan mampu berakselerasi hingga 35 knot.
Industri pertahanan Iran telah mengalami dorongan besar selama dekade terakhir, sebagian karena kebutuhan untuk menebus ketidakmampuan negara itu untuk membeli senjata dan pertahanan di luar negeri.
Teheran, terus mengembangkan industri - meskipun larangan telah dicabut oleh sebagian besar negara dan telah mencapai hasil yang luar biasa.
Mayoritas peralatan perang angkatan bersenjatanya diproduksi pabrikan lokal, mulai kapal perang, rudal, pertahanan udara, drone, dan jet tempur yang diproduksi di dalam negeri.
Tim Korso sebelumnya menulis, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengungkapkan Tel Aviv sedang menyusun rencana baru menyerang infrastruktur nuklir Iran.
Gantz mencatat Israel siap untuk melakukan langkah itu bahkan tanpa persetujuan dari sekutunya atau negara lain mana pun.
Dua Kota Besar Israel Jadi Target Serangan Balik
Sebaliknya, Teheran berjanji meratakan dua kota terbesar Israel jika Tel Aviv mencoba menyerang Republik Islam. Peringatan disampaikan Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami.
"Kadang-kadang, (Israel) membuat klaim besar terhadap Republik Islam Iran karena putus asa,” kata Amir Hatami pada pidato 7 Maret 2021.
Hatami menekankan Iran saat ini memiliki sarana untuk melindungi negara dan "stabilitasnya". Dia menambahkan Teheran juga memiliki sumber daya "kekuatan lunak" untuk menjamin keamanan negara.
Menteri pertahanan Iran menyampaikan pernyataannya sebagai tanggapan atas wawancara baru-baru menyusul pernyataan Benny Gantz lewat stasiun Fox News.
Israel berulang kali menuduh Iran merancang rencana untuk membangun senjata nuklir, terus membuat tuduhan bahkan setelah Teheran setuju membatasi program nuklirnya di bawah Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), juga dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran, pada tahun 2015.
Iran telah berkali-kali menolak tuduhan mengatakan mereka berusaha mengembangkan senjata nuklir, bersikeras pada sifat damai dari program nuklirnya.
Pejabat senior di Teheran menekankan penggunaan nuklir bertentangan dengan agama resmi negara itu, Islam.
Pada saat yang sama, Teheran menunjukkan standar ganda masyarakat internasional dan badan-badan global, karena semua mata tertuju pada program nuklir Iran, sementara sedikit perhatian diberikan pada kegiatan serupa di Israel.
Israel tidak pernah bergabung Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir dan terus-menerus menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal tuduhan memiliki persenjataan nuklir.(Tribunnews.com/Sputniknews.com/Southfront.org/xna)