POPULER Internasional: Polemik Buku Pangeran Harry | Aturan Lepas Masker Peraih Medali Olimpiade
Berita populer Internasional, di antaranya perilisan buku terbaru Pangeran Harry yang mengundang kekhawatiran keluarga kerajaan
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional tersedia di sini.
Pangeran Harry dari Inggris berencana merilis buku baru, namun keluarga kerajaan mengkhwatirkan banyak hal.
Di Jepang, tiga dari empat orang yang telah mendapatkan vaksinasi Moderna dosis dua diketahui mengalami demam.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan China dan masyarakat internasional memiliki kewajiban untuk membantu Amerika Serikat belajar memperlakukan negara lain secara setara.
Dari Olimpiade Tokyo, ada aturan baru di mana para atlet boleh melepaskan maskernya sebentar untuk keperluan dokumentasi.
1. Keluarga Kerajaan Khawatir Buku Pangeran Harry Rusak Reputasi Pangeran Charles Saat Naik Takhta

Keluarga Kerajaan Inggris sangat khawatir bahwa buku Pangeran Harry akan menggoyahkan Kerajaan dan merusak reputasi Pangeran Charles saat naik takhta nanti.
Dilansir dari Dailymail, ada kekhawatiran bahwa rilis satu di antara buku itu akan dilakukan setelah wafatnya Ratu Elizabeth II.
Hal ini dikhawatirkan akan menghambat transisi suksesi kerajaan, yang sudah dilakukan beberapa tahun terakhir.
Namun kuasa hukum Harry membantah klaim bahwa Pangeran Harry sedang menunggu kematian neneknya sebelum merilis satu bukunya. “Itu salah dan memfitnah,” ujar kuasa hukumnya.
Disebutkan bahwa Pangeran Harry akan merilis buku pertamanya tahun depan untuk menandai peringatan 25 tahun kematian ibunya, Putri Diana.
Baca juga: Tak Boleh Temui Cucunya, Thomas Markle Ancam Seret Meghan Markle dan Pangeran Harry ke Pengadilan
Baca juga: Pangeran Harry Bantah Isu Rilis Memoar Kedua Setelah Ratu Elizabeth Meninggal
Buku pertama ini, lapor Dailymail, digambarkan sebagai 'laporan definitif tentang pengalaman, petualangan, kehilangan, dan pelajaran hidup yang telah membantu membentuk dirinya'.
Tapi rilis buku ini tahun depan juga bertepatan dengan perayaan Queen's Platinum Jubilee. Ada kekhawatiran rilis buku ini akan mengalihkan perayaan untuk menandai 70 tahun kepemimpinan Ratu.
Sebuah sumber mengatakan ada kemarahan dan kekecewaan di antara para abdi dalem bahwa Ratu menghadapi kecemasan atas isi buku itu hanya beberapa bulan setelah kematian suaminya, Duke of Edinburgh.
Pejabat senior Istana telah memutuskan untuk tidak menanggapi secara terbuka pengumuman tersebut karena takut memprovokasi hubungan yang sudah tegang dengan Duke dan Duchess of Sussex.
Pengungkapan kesepakatan menerbitkan empat buku ini muncul saat Ratu Elizabeth II memulai libur musim panas tahunannya di Balmoral, yang pertama kali setelah wafatnya Pangeran Philip.
2. Di Jepang, 3 dari 4 Orang yang Mendapat Suntikan Vaksin Moderna Dosis Dua Mengalami Demam

Tiga dari empat orang yang telah mendapatkan vaksinasi Moderna dosis dua diketahui mengalami demam. Tim peneliti nasional Jepang meminta mereka untuk beristirahat sampai gejalanya mereda.
Sebuah kelompok penelitian Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan menyelidiki gejala pasca-vaksinasi dari sekitar 5.200 personel SDF yang menerima vaksin Moderna, sekitar 5.200 yang menerima vaksinasi pertama dan sekitar 1.000 yang menerima vaksinasi kedua.
Persentase orang yang mengalami "demam" 37,5 derajat atau lebih sebagai berikut:
Sehari setelah vaksinasi pertama adalah 4,7%, dan lusa adalah 2,2%.
Vaksinasi kedua adalah 75,7%, dan lusa adalah 22,3%.
Mengalami kelelahan sebagai berikut:
Sehari setelah vaksinasi pertama adalah 20,9%, dan lusa adalah 14,1%.
Vaksinasi kedua adalah 84,7%, dan sehari setelah berikutnya adalah 47,6%.
3. Tanggapi Amerika Serikat, Menlu Wang Yi: China Harus Ajari AS Cara Perlakukan Setara Negara Lain

Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan China dan masyarakat internasional memiliki kewajiban untuk membantu Amerika Serikat belajar memperlakukan negara lain secara setara.
Wang Li mengungkapkan hal ini kepada Menlu Pakistan Shah Mahmood Qureshi, dalam dialog strategis ketiga antara China dan Pakistan, Sabtu (24/7).
Wang mengatakan, Amerika Serikat selalu ingin menggunakan kekuatannya untuk menekan negara lain dan menganggapnya lebih unggul.
“Namun, tidak pernah ada negara yang lebih unggul dari yang lain di dunia, dan China tidak akan menerima klaim seperti itu oleh negara mana pun,” kata Wang, seperti dilansir dari Xinhua.
Pernyataan Wang Li ini sebagai tanggapan atas komentar juru bicara Departemen Luar Negeri AS yang dibuat sebelum kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman ke China bahwa Amerika Serikat akan berurusan dengan China dari "posisi yang kuat."
Baca juga: Balas Sanksi Amerika Serikat, Pertama Kalinya China Berlakukan Sanksi pada Pejabat AS
Baca juga: Analisis Ahli, Lewat Menlu Wang Yi, Cina Pertegas Dukungan untuk Bashar Assad
Pertanyaan tersirat ini juga dikeluarkan sehari sebelum Wang Li akan bertemu dengan Wakil Menlu AS Wendy Sherman Minggu (25/7).
Wendy Sherman akan menjadi diplomat senior pertama dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden yang mengunjungi China sejak ia menjabat.
Sherman, yang sekarang sedang melakukan tur Asia, dijadwalkan melakukan kunjungan dua hari ke kota Tianjin di China mulai Minggu dan mengadakan pembicaraan dengan Wang dan Xie Feng, wakil menteri yang bertanggung jawab atas hubungan China-AS.
Meluas ke Konflik
Sementara pejabat senior AS Sabtu kemarin mengatakan, Sherman akan menjelaskan kepada China bahwa Washington menyambut baik persaingan dengan Beijing.
4. Aturan Boleh Lepas Masker selama 30 Detik bagi Atlet Olimpiade Tokyo 2020, Khusus Para Peraih Medali

Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung di tengah pandemi Covid-19.
Protokol kesehatan ketat diberlakukan bagi para atlet dan juga staf, yaitu wajib memakai masker sepanjang waktu.
Namun pada hari Minggu (25/7/2021), seperti yang dilansir Yahoo! News, International Olympic Committee (IOC) mengonfirmasi aturan pengecualian memakai masker selama 30 detik.
Pengecualian ini diterapkan di tengah berlanjutnya kekhawatiran seputar protokol virus corona di Olimpiade.
1.979 kasus dilaporkan terkonfirmasi di wilayah metropolitan Tokyo pada Kamis, tertinggi sejak Januari.
1.763 infeksi lebih lanjut dicatat pada hari Minggu.
Atlet, staf, dan personel media di Olimpiade diberitahu bahwa mereka harus mengenakan masker di semua tempat, baik di dalam maupun di luar, termasuk selama upacara pemberian medali.
Baca juga: Hasil Olimpiade 2021 - Raih Medali Perak, Eko Yuli Irawan Minta Maaf Belum Bisa Persembahkan Emas
Baca juga: Misi Ganda Jonatan Christie Berjuang Ukir Prestasi Terbaik di Olimpiade Tokyo 2021
Namun, IOC mengumumkan kebijakan baru pada hari Minggu di mana atlet pemenang medali diizinkan untuk melepas masker di podium untuk berfoto.
Sambil mengenakan masker, juru bicara IOC Mark Adams mengatakan: "Ini (masker) tidak menyenangkan untuk dipakai. Ini harus dimiliki."
"Tidak, tidak ada relaksasi dan kami mendesak dan meminta semua orang untuk mematuhi aturan."
(Tribunnews.com)