Lamban Cegah Hoaks dan Ujaran Kebencian, Facebook Diboikot Perusahaan Dunia: Rugi Rp 102,24 Triliun
Facebook kini diboikot iklan oleh banyak perusahaan besar dunia karena lamban dalam merespon penangkalan hoaks dan informasi ujaran kebencian.
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Situasi jelang Pilpres Amerika Serikat pada November tahun ini semakin memanas.
Platform besar sosial media seperti Twitter dan Facebook didesak oleh banyak pihak agar turut serta menekan kabar hoaks atau ujaran kebencian yang berpotensi semakin menebalkan polarisasi di negeri Paman Sam tersebut.
Salah satu yang mendapat sorotan adalah Facebook.
Facebook sendiri tidak mengambil langkah secepat dan drastis untuk melakukan antisipasi terhadap kabar hoaks atau ujaran kebencian, seperti rivalnya Twitter yang dikecam Donald Trump karena melabeli beberapa kicauan kontroversial sang presiden sebagai "informasi yang perlu dikonfirmasi ulang".
Pada akhirnya pada Jumat (26/6/2020) lalu Facebook Inc menyatakan akan mulai melabeli konten yang tetap layak diberitakan meski melangar kebijakan perusahaan itu, jika memiliki bobot kepentingan publik lebih besar ketimbang risiko yang ditimbulkannya.
Facebook juga akan melabeli semua postingan dan iklan yang berkaitan pemilu sekaligus memasang tautan ke informasi otoritatif, termasuk dari politisi.

Mark Zuckerberg, CEO Facebook, juga mengatakan Facebook akan melarang iklan yang mengklaim bahwa orang dari ras, agama, orientasi seksual, atau status imigrasi tertentu merupakan ancaman bagi keselamatan fisik atau kesehatan.