Virus Corona
Trump Menolak untuk Bertanggung Jawab atas Apapun yang Terjadi Akibat Pernyataannya soal Disinfektan
Setelah sempat menyebut menyuntikkan disinfektan ke dalam tubuh mungkin bisa menyembuhkan pasien Covid-19, Presiden AS Donald Trump kini menolak untuk
TRIBUNNEWS.COM - Setelah sempat menyebut menyuntikkan disinfektan ke dalam tubuh mungkin bisa menyembuhkan pasien Covid-19, Presiden AS Donald Trump kini menolak untuk bertanggung jawab atas apapun yang terjadi akibat dari pernyataannya itu.
Dilansir CNN (28/4/2020), ketika ditanya soal dampak pernyataannya itu saat konferensi Gedung Putih, Donal Trump hanya mengatakan, "Saya tidak bisa membayangkan mengapa."
Kemudian saat ditanya lagi apakah dirinya akan bertanggung jawab atas apapun yang terjadi, Trump menjawab, "Tidak."
Donald Trump menyebut pernyataannya itu adalah bentuk sarkasme saja.

Baca: Trump: Saya Tahu Kondisi Kim Jong Un Tapi Tidak Bisa Bicarakannya Saat Ini
Sementara itu, gubernur Maryland Larry Hogan menyebut wilayahnya banyak menerima telepon dari warganya.
Warga Maryland bertanya tentang efektivitas penyuntikkan disinfektan untuk membunuh virus corona dalam tubuh pasien Covid-19.
Otoritas Illinois juga mengatakan mereka mengalami peningkatan yang signifikan dalam panggilan soal pengendalian penyakit setelah pernyataan Donald Trump itu.
Direktur Kesehatan Masyarakat Illinois, Dr. Ngozi Ezike mengatakan, panggilan itu diantaranya laporan seseorang yang menggunakan larutan deterjen untuk pembilasan sinus dan orang lain yang berkumur dengan campuran pemutih dan obat kumur untuk membunuh kuman.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Amerika Serikat memberi saran tak lazim untuk pengobatan Covid-19, termasuk penggunaan sinar ultraviolet dan penyuntikan disinfektan ke tubuh pasien.
Saran tersebut disampaikannya dalam rapat Gedung Putih Kamis (23/4/2020) waktu setempat.
Dilansir Daily Mail, Trump yang menempuh pendidikan bidang keuangan dan real estate percaya pada insting medisnya soal masalah-masalah medis dan ilmiah.
Ia membahas kemungkinan penyuntikan disinfektan ke tubuh pasien untuk menghilangkan virus corona.
Padahal, agen yang biasa digunakan untuk membunuh virus di lingkungan, pemutih dan isopropil alkohol, keduanya beracun bagi tubuh ketika tertelan.
Baca: Ahli Obat-obatan di AS Ini Mengaku Dipecat karena Tak Sepaham dengan Donald Trump

William Bryan, pejabat keamanan dalam negeri, menjelaskan kepada Presiden dan wartawan, tentang "tes baru yang menunjukkan bagaimana peningkatan kadar sinar matahari, sinar ultraviolet, dan bahkan kelembaban menyebabkan virus corona mati dalam periode waktu tertentu."
"Bagaimana seandainya kita menabrakkan tubuh kita dengan sinar ultraviolet?" tanya Trump kepada William Bryan Kamis malam.
"Dan saya pikir Anda berkata metode itu belum diperiksa tetapi Anda akan mengujinya, kan?"
"Menarik."
Baca: Harapan Donald Trump Terkait Rumor Kondisi Kim Jong Un saat Ini, Mengaku Berhubungan Baik
Trump akan bertanya kepada seorang ahli tentang apakah agen pembersih dapat disuntikkan ke pasien untuk melawan virus corona.
"Dan kemudian saya melihat disinfektan," sambung Trump.
"Disinfektan yang bisa membunuh virus dalam satu menit, satu menit saja."
"Adakah cara kita bisa melakukan sesuatu seperti itu?"
"Dengan menyuntikkannya ke dalam tubuh tubuh."
"Seperti yang Anda lihat virus itu masuk ke paru-paru."
"Virus itu sangat banyak di paru-paru."
"Jadi akan menarik untuk memeriksa metode itu."
"Anda harus menggunakan saran dokter medis."
"Tapi itu kedengarannya menarik bagi saya."
Trump yang menyatakan dirinya bukan dokter, tidak menjamin hasil pada percobaan itu.
"Jadi, kita akan lihat. Tapi seluruh konsep tentang sinar ultraviolet, cara disinfektan membunuh virus dalam satu menit, itu cukup kuat," katanya.
Bryan, yang gelar resminya adalah Pejabat Senior yang Melakukan Tugas Sekretaris Bawah untuk Sains dan Teknologi di Departemen Keamanan Dalam Negeri, berbicara tentang studi di laboratorium pemerintah.

Studi tersebut menunjukkan, peningkatan suhu secara bertahap memiliki efek merusak virus.
Tetapi Bryan mengingatkan, meskipun virus bisa mati di atas peralatan taman bermain di musim panas, virus masih bisa hidup pada permukaan yang tidak mendapatkan cahaya langsung atau tidak mendapatkan panas.
Bryan bukanlah seorang ilmuwan.
Namun ia telah bekerja di Departemen Energi dan Pentagon.
Bryan memegang gelar Master of Science dalam intelijen strategis dari Joint Military Intelligence College di Washington DC dan Bachelor of Science dalam manajemen sistem logistik dari Colorado Technical University di Colorado Springs, Colorado.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)